Move on itu sejatinya bukan tentang melupakan, tapi bagaimana kita bisa mengikhlaskan bahwa dia memanglah bukan untuk kita
Bohong jika dia mengatakan tidak merindukan gadis itu
Bohong jika dia mengatakan bisa berpaling dari gadis itu
Bohong jika dia mengatakan tidak ingin merengkuh gadis yang sekarang hanya berjarak beberapa meter darinya
Terkejut?
Tentu saja, setengah mati dia merindukan gadisnya itu, ah mantan gadisnya yang lebih tepat. Sudah beberapa minggu dia tidak melihat perempuan yang masih memegang tahta tertinggi dihatinya itu, dan sekarang dia sangat merindukannya, ya tuhan jangankan seminggu, satu hari saja mungkin dia sudah sekarat. Belebihan memang, tapi itulah kenyataannya.
Lalu kenapa sekarang kau masih hidup tuan?
Entahlah, mungkin tuhan belum ingin dia mati.
Rizky merasakan tubuh gadis disampingnya menegang, pandangannnya masih tertuju kearah gadis tercintanya itu, tapi kenapa hatinya tak bisa sinkron dengan otaknya?!
Otaknya menginginkan dia berlari dan merengkuh gadis yang masih melihatnya itu sekarang, tapi yang dilakukan justru merangkul gadis disampingnya dan melewati gadis tercintanya begitu saja
'What the hell fucking you?!' Umpatnya dalam hati
Mobilnya melaju dengan cepat, meninggalkan kedua mobil sahabatnya dibelakang, ah sepertinya niat untuk membawa Syifa jalan jalan harus dibatalkan.
Tunggu
'Syifa?'
Dengan cepat Rizky menoleh kesampingnya saat menyadari bahwa dimobil tidak hanya dirinya, keningnya mengernyit heran saat melihat Syifa menutup matanya sambil mencengkram sabuk pengaman dengan kuat bahkan keringat bercucuran diwajahnya saat mobil yang mereka kendarai terasa begitu dingin
Dengan pasti Rizky memelankan laju mobilnya dan menepikannya, untung saja keadaan jalanan sedang sepi,
"Syifa?" Panggilnya pelan,
"Syifa?" Tak ada respon dari gadis itu, tapi wajahnya menjadi sangat merah, nafasnya pun mulai tak beraturan
"Syifa" Rizky sedikit mengguncang bahu gadis itu membuatnya seketika membuka mata
Rizky terkejut melihat mata Syifa tampak sangat merah, nafasnya pun tersenggal seolah baru saja melewati hal yang paling menakutkan untuknya
"Hei kamu kenapa?" Syifa hanya memandang Rizky yang menatapnya khawatir, suara suara itu masih terngiang dikepalanya
Pembunuh!
Seharusnya kamu tak pernah lahir kedunia!
Kamu membunuh putriku!
Syifa, kakakmu
Arghhhh!!
"Syifa!" Syifa tersadar dari lamunannya saat merasakan bahunya diguncang kuat oleh Rizky
Tes
"Eh, why you cry, apa aku menakutimu?" Rizky dengan cepat menghapus liquit bening yang mengalir dipipi gembil gadis itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Only one (End)✔
RomancePilihan ada ditangannya. Menunggu malam datang. Atau menyambut datangnya fajar. Memiliki kesempatan mendapatkan kembali cinta pertamanya? dengan mengorbankan cinta yang lain? atau memperjuangkan perasaan yang seharusnya hanya dirasakan pada cinta pe...