Okey, sebelum kalian baca, kalian baca ini dulu.. sebelumnya kabar kalian gimana?? Kaget gak aku update? Aku juga kaget, ternyata cerita ini belum abis?! Beneran, aku kira cerita ini udah aku tamatin sebelum 30 Desember, dan tadi pas masuk dm kaya gini:
Aku langsung, "hah?! Cerita ini belum aku tamatin?!" Ternyata pas aku liat, aku benaran gak update pas 29 desember itu. Aku minta maaffffff banget😭😭😭 buat kalian yang masih nunggu cerita abal-abal ini, yang masih simpen di perpus atau bahkan reading list, like really?! Kalian masih nunggu?! Tbh, kalau aku jadi kalian, aku pasti dah apus cerita ini dari perpus.. mana jarang update.. aku beneran lupa kalau cerita ini belum selesai😭
Aku lagi fokus sama cerita lain.. gila kalau aku gak liat dm itu.. aku beneran lupa cerita ini belum tamat😢😢 makasii ya buat yang udah dm itu.. sekali lagii aku minta maafff bangett..
Syifa tersenyum lembut, Ratu
dengan antusias memilih beberapa pakaian ibu hamil untuk dirinya sendiri, tidak jarang wanita itu akan tersenyum, lalu mengusap perutnya, seolah menyalurkan kebahagian kepada calon bayi nya. Mereka memang menjadi sangat dekat setelah kejadian itu, Ratu selalu datang mengunjungi Syifa ke butik, atau kadang Syifa yang akan pergi ke rumah perempuan itu, sekadar untuk mengajak nya berbicara."Setelah dari sini, aku akan langsung pergi ke rumah sakit. Ali sebenarnya melarangku untuk sering bolak balik rumah sakit, tapi aku menawar sampai kandunganku menginjak usia tujuh bulan, hufft"
Syifa bersyukur, hubungan Ali dan Ratu berjalan baik, bahkan sangat baik. Ratu kerap kali bercerita, bagaimana Ali melarangnya melakukan ini itu, memarahinya ketika Ratu begitu kekeuh untuk sering pulang pergi dari rumah sakit tanpa memberitahu Ali terlebih dahulu, Syifa yakin Ali akan bersikap demikian, dia mengenal baik sahabat lelakinya itu.
"Dia khawatir padamu, Ra. Kandungan mu sudah lima bulan."
"Astaga, aku ini dokter Syif, tapi dia kadang bertingkah lebih tau dari pada aku" Keluh perempuan itu sambil merenggut lucu
"Ah, ngomong-ngomong, kau sudah memberitau Rizky tentang kehadirannya?"
Syifa tersenyum, kepalanya menggeleng kecil membuat Ratu berdecak kesal.
"Astaga Syifa, dia sudah berusia dua bulan, dan kamu masih belum memberitahu Rizky?!"
"Kak Rizky sangat sibuk, Ra. Dia juga harus selalu pulang pergi keluar kota satu bulan ini, aku hanya tidak ingin membuatnya banyak pikiran"
"Pemikiran macam apa itu?!, tidak. Pokoknya kamu harus ngasih tau Rizky ketika dia pulang nanti"
Syifa menghela napas pelan, kepalanya mengangguk, tidak ingin membantah perkataan Ratu.
"Aku akan mencobanya nanti"
"Tidak ada kata coba-coba, kamu memang harus memberitahunya nanti!, mengerti?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Only one (End)✔
RomancePilihan ada ditangannya. Menunggu malam datang. Atau menyambut datangnya fajar. Memiliki kesempatan mendapatkan kembali cinta pertamanya? dengan mengorbankan cinta yang lain? atau memperjuangkan perasaan yang seharusnya hanya dirasakan pada cinta pe...