trauma

1.5K 186 32
                                    

Ada beberapa hal yang tidak perlu dikatakan, hanya perlu dirasakan saja. Peduli contohnya.

=============================

=============================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangen ke uwu an mereka😢









Rizky menatap sendu mamanya yang menangis di samping Syifa. Gadis itu belum juga sadar, sepertinya dia sangat betah memejamkan matanya itu. Dia tidak mengira mamanya akan pulang secepat itu hanya karna mendengar keadaan Syifa, padahal terakhir kali dia mendengar mamanya itu ada di Bali.

"Sebenarnya ada apa dengan Syifa?" Rizky menoleh saat mendengar suara kakak perempuannya. Mamanya memang datang bersama Ina tadi.

"Apa lagi yang kamu lakukan padanya Ky?" Ina bertanya lemah, matanya menatap nanar ke arah Syifa.

"Kamu berniat membunuhnya, hm?"

Rizky tercekat saat Ina melihatnya penuh luka, apa Syifa benar-benar begitu berpengaruh terhadap mereka semua?

"Aku--"

"Sayang hey.." perhatian keduanya beralih saat mendengar suara mama Ika.

"Mama di sini sayang"

Syifa mengerjapkan matanya, membiasakan retinanya dengan cahaya yang perlahan menyusup ke matanya.

"Syif.." Ina beranjak, mendekati Syifa. Perempuan itu menahan nafasnya sejenak saat melihat bercak merah samar di sekitar leher dan tulang selangka gadis itu. Matanya menoleh ke arah Rizky yang berdiri tak jauh dari mereka. Sedangkan Rizky, laki-laki itu lagi-lagi terdiam saat mendapati sorot mata kakak perempuannya, perlahan dia mendekat. Mencoba untuk menjangkau penglihatannya pada Syifa.

"Mama.." gadis itu berkata lirih, liquid bening mengalir dari mata indahnya.

"Iya sayang.. mama di sini"

"Mama.. sakit hiks.."

Rizky merasa ruang nafasnya menyempit, matanya terasa panas. Ada sesuatu yang mendesak keluar saat mendengar suara lemah gadis itu.

"Shit!" Umpatnya pelan.

"Apa yang sakit sayang? beri tau mama nak"

"Sakit ma hiks.. dia..dia.. hiks.. kak Rizky.. kak Rizky"

Rizky yang mendengar gadis itu menyebut namanya perlahan menjauh. Syifa pasti takut padanya bukan? Harusnya dia senang, tapi mengapa dia justru merasa gusar?

Only one (End)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang