she is my wife

1.4K 117 26
                                    

Kita mungkin bisa memilih ingin bersama siapa. Namun ketika jatuh cinta, kamu tidak akan bisa memilih akan jatuh pada siapa.
=============================







Berkali-kali Rizky melihat kearah ponselnya, berharap benda itu akan menyala dan menampilkan panggilan seseorang yang saat ini sedang dikhwatirkannya.

Hujan semakin lebat, jalanan macet, dan jarak rumah sakit masih lumayan jauh, lengkap sudah kecemasan Rizky.

"FUCK!" desisnya keras sambil memukul setir mobil, berkali-kali dia menekan klakson tak memperdulikan  orang-orang yang berteriak kearah mobilnya memintanya untuk tidak berbuat keributan dengan terus menerus menekan klakson.

Hey, siapa peduli? Jika mereka berada di posisinya apa mereka tidak akan melakukan hal yang sama?!

"Berfikir, berfikir, BERFIKIRLAH RIZKY!"

Tok tok tok!

Rizky menoleh saat seseorang mengetuk jendela mobilnya, keningnya menyerngit saat mendapati wajah Karel di balik helm motor tersebut.

"Pakai motor ini!"

"Apa?"

Karel berdecak kesal, apa selain marah-marah, lelaki ini juga akan kurang tanggap jika cemas?

"Iya pakai motor ku, biar aku yang menyetir mobil mu!"

Setelah mengerti Rizky segera keluar dari mobil, menggantikan posisi Karel mengendarai motor lelaki itu.

Tak perlu menunggu lama, Rizky langsung melesat meninggalkan Karel, menyalip diantara celah celah kecil kendaraan, dia bahkan belum mengucapkan terima kasih.

"Hahh, semoga motor ku masih baik-baik saja setelah ini."

.....

"KENAPA KAMU DISINI, LEPASKAN AKU!"

Syifa menggeleng, sikunya terasa perih karna tergores saat menarik Ratu.

"Tidak, apa yang kau lakukan?"

"Lepaskan aku, Syifa! hiks.."

"Setidaknya fikirkan orang tua mu!"

"Justru karna memikirkannya aku melakukan ini!"

Gadis itu berteriak frustasi. Kenapa hidupnya begitu rumit, kenapa jalan hidupnya tak seindah orang lain?!

Hey, tak tau saja bagaimana rumitnya hidup gadis di depan mu itu, Ratu.

Syifa termagu melihatnya, isakan lirih juga terselip diantara belah persik gadis manis itu, air hujan bahkan tak membuat dua gadis itu beranjak, rasanya sakit, namun tak berdarah, mereka ingin memaki, tapi pada siapa? Pada tuhan? Hey, memang mereka siapa akan melakukan hal itu?

Syifa terduduk, beringsut mendekati Ratu, memeluk gadis itu. Dia tidak tau apa yang membuat Ratu terlihat sangat kacau, bahkan berniat membunuh jabang bayi dalam kandungannya. Ya tuhan janin itu tidak berdosa!

"Aku hiks.. aku takut, bagaimana jika hiks.. papa ku akan kecewa Syifa, hiks.. aku, aku tidak mau"

Syifa mengeratkan pelukannya saat tangisan Ratu semakin besar, tubuh gadis itu bahkan bergetar hebat dalam pelukannya.

"Laki laki itu, dia dia agrrhhhhhh!"

Syifa sesenggukan, kesakitan yang dirasakan Ratu, yatuhan dia sangat merasakannya. Ketakutan Ratu, sama seperti kejadian yang dirasakan saat kejadian naas itu dulu. Syifa memejamkan matanya, mengenyahkan bayangan bayang yang kembali berkeliaran di otaknya.

Only one (End)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang