Rizky memutar mata malas, kakak perempuannya ini bahkan tetap bergeming, menatap datar kearahnya sejak dua jam yang lalu,Catat, dua jam yang lalu!
Rizky berpikir, apakah mata perempuan itu tidak pegal hanya menatap kearahnya?
"Ayolah, Na. Gue sibuk," Protes Rizky, dia benar-benar merasa terganggu, jika Syifa yang menatapnya selama itu, dia tidak akan keberatan sama sekali.
"Lo gak ada kerjaan, ya? atau lo dicampakin sama Satria?"
Buk!
Rizky mengumpat saat botol kecil mendarat tepat dikepalanya, matanya menatap tajam pelaku yang juga menatap tajam kearahnya.
"Omongan kamu, ya!"
Rizky memutar bola mata, bosan.
"Aku ada perlu, sama kamu!"
"Apa?"
"Aku sebenarnya bingung--"
"Pointnya!" Rizky dengan cepat memotong perkataan Rizkina, dia sedang tidak ingin berbasa-basi, tidak dengan siapapun.
"Kamu bisa sabar gak sih?!,"
"Enggak!"
Rizkina menghela napas kesal, Rizky tidak berubah, tetap menjadi adik lelaki yang menyebalkan,
"Sebenarnya mau mu ini apasih Ky, kamu tidak tau bagaiamana aku dan mama diteror oleh para wartawan, hah?! apa maksudmu menarik semua saham yang kau tanamkan di perusahaan Syarif dan Adipati corp, bukan itu saja, kamu bahkan mengatakan omong kosong tentang keluarga Azela, kamu belum move on dari dia? iya?!"
"Bukan urusan, lo!" Rizky berkata datar
"Bukan urusanku?!" Rizkina medengus, menatap remeh kearah adiknya itu,
"Jika kau memang masih mencintai perempuan itu, maka ceraikan adikku, sialan!"
Wajah Rizky memerah, tangannya terkepal kuat, Rizkina bahkan bisa melihat kobaran amarah dimatanya yang menatap tajam.
"Keluar Na!" Rizky berkata rendah, penuh penekan
"Kalau aku tidak mau?"
"GUE BILANG KELUAR!"
Ceklek
Dua pasang mata itu seketika menatap kearah seseorang yang berdiri di depan pintu, sedangkan Syifa yang ditatap mengerjap beberapa kali, gadis itu merasa gugup saat merasakan aura tegang diantara mereka.
"Mm, Syifa akan kembali nanti"
"Tidak perlu sayang" Rizkina segera menghentikan Syifa, perempuan itu tersenyum lembut, segera menghampiri Syifa.
"Kau tidak perlu kembali Syifa, kak Ina juga sudah mau pulang. Rasanya tekanan darah kak Ina akan naik jika terus di sini"
Rizky mendengus kesal, apa kakak perempuannya itu berniat memprovokasi istrinya?!
"Ya, pergilah! You're so annoying here!" Gumamnya
"Aku mendengarnya, Rizky Nazar!" Rizkina kembali mengarahkan perhatiannya kepada Syifa, tangannya mengusap kepala perempuan di depannya, menunjukan kasih sayanganya kepada sang adik.
"Kak Ina pergi dulu ya, sayang. Kalau lelaki menyebalkan itu menyusahkanmu, segera hubungi kakak, oke"
Syifa terenyum lembut, matanya sekilas melirik Rizky yang menatap bosan ke arah mereka berdua. Selepas Rizkina menutup pintu, Syifa segera menghampiri Rizky, lelaki itu tersenyum simpul, lelahnya sedikit demi sedikit meluap setiap langkah perempuan itu menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only one (End)✔
RomancePilihan ada ditangannya. Menunggu malam datang. Atau menyambut datangnya fajar. Memiliki kesempatan mendapatkan kembali cinta pertamanya? dengan mengorbankan cinta yang lain? atau memperjuangkan perasaan yang seharusnya hanya dirasakan pada cinta pe...