24 hours just about us [end]

593 78 67
                                    

Ini part terakhir, please baca sampai akhir ya.. happy reading readersnim
_________________________________________

Semua hal yang berawal, akan menemui akhirnya, setiap naskah prolog yang di tulis semesta, memiliki epilog disetiap akhir kisahnya, entah ditutup dengan duka, atau kalimat manis yang bahagia.
=====================================

Rizky tertegun, langkah laki-laki itu terhenti ketika Syifa memuntahkan darah dalam dekapannya.

"Syifa.."

Mata perempuan itu tampak tak fokus, sesekali mencoba menahan mual namun lagi-lagi tidak berhasil.

"Bayi ku.." Perempuan itu berbisik lirih, lalu kembali terbatuk dan memuntahkan darah segar yang seketika membuat Rizky bergetar.

"Hey, sayang.." Rizky bersimpuh, menatap penuh cemas wajah yang sudah memucat itu, tangannya mengusap darah yang terus keluar dari mulut Syifa.

"Ky.." Rizky merasakan tepukan di bahunya, wajah khawatir Karel segera menyadarkan lelaki itu, dengan cepat ia bangkit dan berlari membawa Syifa ke mobil Karel.

"Tetap buat Syifa terjaga Ky!" Karel segera mengemudikan mobilnya, melaju cepat dengan Rizky yang berusaha membuat Syifa tetap sadar.

Syifa menatap Rizky sendu, dia mencoba tetap fokus dan tetap mendengar perkataan Rizky.

Sakit!

Semua tubuhnya terasa sakit, sesuatu seperti mencengkram jantung dan menyumbat pernapasannya.

"Kak Rizky.." Syifa meremas kuat lengan kemeja Rizky, menyalurkan rasa sakitnya, tanganya yang satu mencoba meraih wajah suaminya itu, mengusap air mata yang singgah di rahang tegasnya.

"Jang-ngan men-nangis.."

Rizky meraih tangan lemas itu, mengecupnya berkali-kali "kau harus bertahan" lelaki itu mulai terisak kecil, dia sangat takut.

"An-anak ki-kita.. ja-jaga.." Syifa tidak bisa mengucapkan banyak kata, perempuan itu terbatuk dan kembali memuntahkan darah.

"Ma-maaf kak Riz-Rizky, ja-jaga.."

"Jangan katakan apapun, kita akan menjaganya bersama, kau akan selalu menjadi rebutan kami, aku akan bersaing dengan anak kita untuk mengambil perhatian mu"

Syifa menangis, bukankah itu masa depan yang manis?

"Kak Rizky.."

"Kau tahu, aku sudah menyiapkan rumah dengan taman yang luas untuk kita, kau bisa menanam bunga apapun yang kau mau, dan anak-anak kita akan berlari dan bermain di sana, aku akan menjadi ayah yang pendiam dan mereka akan mengadu padamu"

Karel tetap fokus pada jalanan dengan sesekali mengusap air mata kasar, dia tidak bisa terpengaruh pada perasaannya dan membuat mereka celaka.

"Sakit.."

Rizky terisak, tangannya mengusap wajah Syifa, menyingkirkan darah yang terus keluar dari mulutnya.

"Kau akan menceritakan tentang neverland kepada anak kita, lalu aku akan mengganggu dan membuatnya kesal, setelah itu kau akan memelototiku dan mulai memarahiku"

Syifa menangis, apa yang bisa dia janjikan kepada Rizky ketika maut seperti berada di ujung matanya?! Wajah lelaki itu mulai terlihat kabur, matanya memberat, Syifa merasakan bagaimana Rizky menepuk-nepuk pipinya pelan, menahannya untuk tetap membuka mata.

Pada ambang batas kesadarannya, Syifa masih mendengar Rizky meraung, dan merasakan dekap erat lelaki itu.

Tuhan, inikah akhirnya?

Only one (End)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang