Untuk menebus kesalahan fatal yang aku lakuin, aku double up.. keknya besok atau lusa aku juga bakal up, sekali lagi maafin author nakal ini yaa readersnimm..
(accelerated storyline)
Kepulan asap rokok itu melambung, bersatu dengan udara malam di apartmen di tengah keramaian kota. Matanya menatap ke arah tempat tidur, sudut bibirnya terangkat menampilkan seringai kejam melihat tubuh tak berbusana itu terlelap begitu tenang di balik selimutnya.
Tangan lelaki itu meraih sebuah handycame di atas meja, wajahnya tersenyum puas saat melihat video tak senonohnya beberapa jam yang lalu.
"Dengan ini pekerjaan ku akan jauh lebih mudah" ujarnya pada diri sendiri. Lelaki itu bangkit, berjalan pasti ke arah ranjang, setelahnya mendudukan diri di samping perempuan yang tertidur pulas itu. Tangannya menyingkirkan beberapa helain rambut yang menutupi kening sang gadis.
"Tuhan memang sangat menyayangiku"
*****
"Kalau laki-laki kira-kira mirip siapa?"
"Tentu saja aku"
"Kalau perempuan?"
"Hm, dia tetap akan mirip dengan ku"
Syifa menolehkan kepala, menatap Rizky yang meletakan dagu di atas bahunya, lelaki itu terlihat begitu nyaman, jangan lupakan tangannya yang mengusap lembut perut Syifa.
"Kenapa semuanya kak Rizky?"
Rizky membuka mata ketika merasakan napas Syifa yang mengenai wajahnya, lelaki itu tersenyum simpul, tangannya menarik tubuh Syifa, membuat tubuh mereka benar-benar tidak berjarak.
"Apanya yang semua?"
"Mirip, kenapa semuanya harus mirip kak Rizky"
"Karena aku ayahnya"
"Tapi Syifa ibunya, kan?"
"Tentu saja."
"Lalu kenapa semuanya harus mirip kaka Rizky"
"Karena aku ayahnya"
Syifa mengembungkan pipinya, perempuan itu memang sangat berubah ketika hamil, sikapnya sangat manja dan astaga, Rizky sangat senang akan hal itu.
"Kak Rizky menyebalkan"
"Dan kau sangat menggemaskan sweetheart, apa semua perempuan hamil begitu menggemaskan seperti Syifaku ini, hm?"
Rizky mencium gemas pipi Syifa, sesekali menggigitnya pelan, lalu setelahnya akan terkekeh karena rajukan perempuan itu.
Rizky kembali mengusap perut Syifa lembut, mengantarkan kasih sayangnyan pada calon bayinya yang berusia dua puluh minggu.
"Kamu tidak menginginkan sesuatu, sweetheart?"
Syifa menggeleng, perempuan itu menyandarkan kepalanya pada dada Rizky.
"Syifa cuma mau kaya gini" ujarnya. Rizky tersenyum, lelaki itu mengecup puncuk kepala Syifa sayang, matanya melirik jam yang tergantung di dinding, pukul setengah dua, terhitung sudah satu jam sejak Syifa terbangun olehnya.
"Kau tidak ingin tidur, begadang tidak baik untuk ibu hamil"
"Tapi Syifa ingin menghabiskan waktu bersama kak Rizky" ujarnya lemah, Rizky lagi-lagi tersenyum.
"Kita bisa menghabiskan waktu besok"
Syifa terdiam cukup lama, berbagai pikiran negatif mulai bermunculan di kepalanya, apa Rizky tidak mau menghabiskan waktu dengannya?, apa Rizky ingin membuangnya?, apa Rizky bosan padanya?, apa Rizky ingin kembali pada cinta pertamanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Only one (End)✔
RomancePilihan ada ditangannya. Menunggu malam datang. Atau menyambut datangnya fajar. Memiliki kesempatan mendapatkan kembali cinta pertamanya? dengan mengorbankan cinta yang lain? atau memperjuangkan perasaan yang seharusnya hanya dirasakan pada cinta pe...