Ratu

924 74 1
                                    

"KAU KIRA AKU PEDULI?! ISTRIKU TIDAK TAU DIMANA DAN KAU MENYURUHKU TENANG?! BRENGSEK!"
=======================









Part ini sedikit boring:(

Syifa mengerjapkan matanya, hal yang pertama dia lihat adalah wajah Rizky yang terlelep berjarak hanya beberapa senti dari wajahnya. Dia tidak bergerak, bahkan menahan nafas sesekali saat kelopak mata lelaki itu sedikit bergerak, memilih menunggu sampai lelaki itu membuka mata, Syifa memperhatikan setiap pahatan sempurna wajah Rizky, alis yang tebal dan melengkung indah, hidung mancung disertai dengan rahang tegas yang menyempurnakannya. Rizky tampan, Syifa mengakui itu.

"Sudah puas mengagumi ku?"

Syifa tersentak sebentar, lalu tersenyum lebar saat kelopak mata itu perlahan terbuka.

"Pagi" ujarnya

Rizky memandangngnya sambil tersenyum tipis, perasaannya menghangat saat mendapati senyum tulus Syifa.

"Pagi" suaranya masih serak, khas seseorang yang baru bangun tidur.

"Mau kemana hari ini?"

"Hm, ke gedung siaran tentu saja"

Rizky mengerutkan keningnya, pelukannya di pinggang Syifa juga mengerat.

"Ini hari minggu, seharusnya kau libur sekarang" Rizky memberenggut

"Hari minggu hari yang tepat untuk melakukan siaran kak Rizky, sekarang ayo bangun, Syifa harus bersiap" Bukannya menuruti Syifa, Rizky justru semakin mengeratkan pelukannya, menelusupkan kepalanya di lekuk leher Syifa. Syifa terkekeh, merasa geli karna Rizky menghembuskan nafasnya di sana.

Dert dertt dertt

"Kak Rizky, handphone nya"

"Hmm.. biarkan saja"

"Siapa tau ada yang penting"

Rizky hanya bergumam, sesekali mengendus leher Syifa, Syifa memiliki aroma yang sama sejak dulu, dan Rizky telah mengklaim, bahwa leher Syifa adalah tempat favoritnya, bukan hari ini, sejak dulu. Meletakkan kepalanya di lekuk leher Syifa dan menghirup aromanya memang menjadi kesukaannya.

"Kak Rizkyy"

Dert dert dertt

Ponsel Syifa berdering, gadis itu sedikit kesusahan untuk meraih ponselnya karna Rizky yang tidak melepas pelukan di pinggang nya.

"Biarkan saja, Syifa. Aku masih ingin tidur" gumamnya terdengar jelas di telinga Syifa. Syifa menghembuskan nafas, bingung dengan sikap Rizky. Banyak sekali perubahan yang di rasakan Syifa akan sikap Rizky, bukan dia tidak senang, hanya saja itu terasa aneh untuknya. Sikap lelaki tampan itu sama seperti sikapnya dulu saat mereka masih baik-baik saja, saat tak ada skat transparan yang menghalangi mereka.

"Jangan seperti ini, kak"

Rizky mengerutkan kening dalam tidurnya saat mendengar ucapan lirih Syifa, namun dia tidak merubah posisinya, menunggu Syifa melanjutkan perkataannya.

"Nanti kalau Syifa bawa perasaan, bagaimana?, bukannya Syifa gak suka sama sifat kak Rizky yang sekarang, cuma ini terlalu berlebihan untuk kita yang hanya sementara, kak"

Only one (End)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang