afraid

1.4K 158 21
                                    

Dan lagi alasan yang sama yang membuat rasa sakit itu lebih dalam dari sebelumnya.

===========================





















Syifa sesekali menghapus bagian dari gambar yang terlihat tak sempurna menurutnya, menggoreskan kembali garis-garis tipis disetiap sudut gambarnya

"Eh?" Syifa terkejut saat tiba-tiba kertas itu terlepas dari pandangannya. Menatap pelaku yang telah tidak sopan mengambil sketsanya.

"Kak Rizky kembalikan" ujar Syifa seketika saat menemukan sosok tinggi Rizky menatapnya

"Ini apa?" Katanya sambil mulai melihat kearah kertas digenggamnanya

"Kak Rizky jangan" Syifa bangun dari duduknya berusaha mengambil kertas sketsanya dari Rizky

"Kak Rizky"

"Sketsa, kamu yang gambar?"

"Kak Rizky kembalikan"

Rizky mengangkat tangannya tinggi membuat Syifa harus sesekali melompat untuk meraih sketsa miliknya

"Sejak kapan?" Rizky akhirnya bertanya saat Syifa menyerah mengambil sketsa itu dari tangannya.

Syifa mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Rizky.

"Sejak tadi" jawabnya ragu

Rizky mengangkat sebelah alisnya
"Maksutnya sejak kapan bisa gambar?"

Syifa ber oh pendek lalu melihat kearah kertas sketnya yang masih berada ditangan Rizky

"Dari dulu"

"Kok aku gak tau?"

Syifa menatap Rizky sekilas sebelum menjawab

"Kak Rizky kan pergi, jadi ya gak tau" lirihnya kecil, menunduk. Rizky menatap Syifa diam, kemudian tangannya terulur mengusak rambut Syifa pelan membuat gadis itu mendongak kearahnya.

"Maafin kak Rizky ya?" Ujarnya, Syifa tersenyum simpul tidak tau harus brereaksi apalagi, lalu matanya beralih kearah kertas sketsa yang masih berada ditangan Rizky, seolah mengerti arah pandangan Syifa, Rizky beralih duduk di gazebo diikuti Syifa

"Mm ngomong-ngomong ini buat apa?"

"Buat ngelamar kerja" ujar Syifa sambil mengambil sketsa yang disodorkan Rizky

"Kemana?" Syifa menatap Rizky, benar juga dia mau melamar kerja dimana, apalagi hanya bermodalkan sketsa gambar, semua ijazah, bukti prestasinya sudah hilang karena kejadian itu. Syifa menghela nafas pelan

"Syifa gak tau" ujarnya sambil menatap sendu kertas sketsa di tangannya, pertanyaan itu seketika membuat keinginan Syifa untuk mencari pekerjaan runyam, tertelan dalam kenyataan yang ada.

Usapan lembut dirambutnya membuat Syifa mengalihkan pandangannya kearah Rizky

"Mau kak Rizky beritahu rahasia?"

"Apa?"

.....

Perniakahan Ina berjalan lancar, resefsinya nya sekarang begitu mengundang iri setiap pasangan yang menyaksikannya. Konsep pernikahannya yang begitu mewah menjadi nilai bonus tersendiri untuk acara itu, ballroom hotel disulap menjadi tempat yang begitu menawan dan glamor. Syifa menjelajahi setiap sudut hotel yang tampak ramai dengan matanya. Duduk di sofa agak jauh dari keramaian pesta membuatnya lebih leluasa melihat kesegala arah, tapi tak urung juga menjadi perhatian orang yang berlalu lalang, tentu saja hanya itu sofa yang ada. Dari yang Syifa lihat, mereka yan berada di pesta membentuk kelompok-kelompok kecil berbincang, tertawa anggun, dan sesekali menyesap minuman di tangan mereka. Dulu Syifa pernah berada diposisi itu, tentu saja sebelum

Only one (End)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang