Wait wait wait, sebelum lanjut baca ada tanda bintang kan di sudut kiri paling bawah, di teken ya bintangnya:) peach😊
Takdir selalu memutar kehidupannya, bertahan dalam satu titik poros yang bernama kesakitan.
==============================
"Kamu?!" Seruan itu diiringi dengan tatapan bengis yang ditunjukan kepada Syifa.
"Kenapa pembunuh sepertimu ada disini?!" Suara wanita paruh baya itu mengeras, membuat orang-orang disekitar mereka terdiam, mata mereka semua menatap kearah Syifa.
Syifa menggeleng dengan air mata yang entah kapan sudah memenuhi wajah manisnya, mengedarkan pandangannya dan mendapati tatapan penuh gunjingan dari orang-orang yang melihat kearahnya. Syifa menggeleng mundur perlahan saat wanita paruh baya itu semakin mendekat, kakinya gemetar
"Anak pembawa sial sepertimu tak pantas ada di dunia kau tau!" Wanita paruh baya itu semakin mendekat ke arah Syifa, mengabaikan tatapan ketakutan dan permohonan gadis manis itu, tangannya mengambil gelas yang berada di meja bundar di sampingnya, menatap benci ke arah Syifa.
"Oma.."
"AKU BUKAN OMA MU PEMBUNUH!"
Byur
Prang
"LIDYA?!"
.....
Rizky menatap datar gadis yang sekarang menatap sendu padanya, ada air mata di sudut mata gadis cantik itu.
Oh ya tuhan, Rizky benar-benar ingin merengkuhnya sekarang, menghirup aroma rambut gadis nya dalam-dalam. Tapi tidak, dia tidak bisa melakukan itu, setidaknya bukan untuk sekarang, sedikit lagi dia akan bisa memiliki gadis nya itu kembali,
Ya, sedikit lagi.
"Ky?" Gadis itu mengucap namanya lembut, tak ada hal yang lebih membahagiakan dari itu
"Aku mohon berhenti" lirihnya, gadis itu kini menunduk menghindari tatapan bingung laki-laki di depannya
"Kamu gak akan berhasil ky, walaupun kamu menggunakan Syifa itu gak akan berhasil" dia kembali menatap Rizky mencoba untuk mengenyampingkan perasaan kalutnya
"Karena di hatiku tidak ada lagi namamu ky" sambungnya, Rizky berdecih menahan kesal terhadap gadis yang masih memiliki posisis tertinggi di hatinya itu, tapi tak mengucapkan apapun menunggu kelanjutan perkataan gadis nya. Gadis itu menunduk menyembunyikan kesesakan di hatinya
"Aku sangat mencintainya ky, yang kamu lakukan ini akan sia-sia, jadi aku mohon berhenti"
"Lalu?"
Gadis itu mendongak, setelah mendengar suara dingin yang di keluarkan Rizky, laki-laki itu menatapnya dengan sorot mata tak terbaca
"Lalu untuk apa kau mengatakan ini padaku?" ujarnya dingin, menatap mata indah yang selalu menjadi favoritnya itu
"Agar kamu berhenti menyakiti perempuan lain hanya agar aku kembali, itu tidak akan terjadi Rizky" bohong, tentu saja bukan itu yang menjadi alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only one (End)✔
RomancePilihan ada ditangannya. Menunggu malam datang. Atau menyambut datangnya fajar. Memiliki kesempatan mendapatkan kembali cinta pertamanya? dengan mengorbankan cinta yang lain? atau memperjuangkan perasaan yang seharusnya hanya dirasakan pada cinta pe...