epilog

681 64 28
                                    

"Mama hueeee, papa nakal"

"Kak Rizky, berhenti mengganggu mereka!"

"Papa hahaha, thudah hahaha thapekk hahaha papa, mamaaa!"

"Kak Rizky, astaga"

.....

"Jauh, jauh! papa tidak boleh dekat-dekat mama kami"

"Mama itu istri papa"

"Tidak mau, mama milik kami, jauh-jauh papa!"

"Kak Rizky, mengalah oke"

"Haha, hush hush papa jauh-jauh"

.....

"Mereka sudah tidur?"

"Hm, mereka sudah tidur"

Cup!

"Aku mencintaimu"

"Syifa juga mencintai kak Rizky"

.....

Cup!

Cup!

"Hihihi.."

Rizky mengerjapkan matanya saat merasakan kecupan-kecupan kecil di rahangnya, di tambah dengan suara cekikikan yang memaksa Rizky membuka mata.

"Papaa"

Rizky tersenyum ketika menemukan dua malaikat kecilnya berada di masing-masing tubuhnya. Rizky bangkit dari tidurnya, merengkuh dua bocah itu dalam dekapan hangatnya.

"Haha, geli papa"

Mereka berdua tertawa ketika Rizky menggelitik perut mereka, suara tawa mereka selalu memenuhi hati Rizky dengan kebahagian.

"Kalian sudah siap?"

"Hum, Kai thudah thangat lindu mama!"

Rizky terkekeh kecil ketika anak lelakinya begitu antusias, bocah itu bahkan mengangkat tangannya mempragakkan betapa besar dia merindukan sang mama.

"Kya juga sudah siap papa, ayo!"

"Baiklah, Kakak Kya dan adek Kai turun dulu okey.. papa akan bersiap!"

"Thiap!"

"Siap!"

Rizky kembali terkekeh ketika kedua bocah itu berlari meningglkan kamarnya, Rizky segera turun, bersiap untuk bertemu seseorang yang selalu di rindukannya. Rizky tersenyum ketika matanya menangkap note di atas nakas, note yang tertempel enam tahun lamanya, note yang selalu menjadi alasan Rizky bisa mengukir senyumanannya.

"Jangan lupa tersenyum kak Rizky, Syifa sangat mencintai kak Rizky"

.....

"Athalamualaikum mama, Kai datangg"

"Kya juga mama, bersama papa"

Angin sore pemakaman menyambut mereka, memberikan sambutan hangat kepada ketiga anak manusia itu.

Rizky meletakan bunga lavender yang di bawanya, memberikan senyum kecil ke arah batu nisan yang mengukir nama seseorang yang menempati tahta tertinggi di hatinya.

"Hai sweetheart, aku merindukanmu"

Mereka bertiga mulai membersihkan makam tersebut, lalu setelahnya mengadahkan tangan, memanjatkan doa.

"Aamiin"

Kai mulai beranjak, mendekat kearah batu nisan, mencium dan mulai berbisik, seolah berbisik di telinga seseorang.

"Mama jangan malah ya, kemalin Kai makan banyak thekali coklat, aunt Latu yang kathik, jangan kathih tahu papa ya mama, nanti Kai tidak di belikan lego lagi, hihihi, thudah, thee you mama, Kai love mama"

Setelah Kai beranjak, giliran Kya yang mendekat, melakukan hal yang sama seperti Kai.

"Mama, Kai sudah pintar membaca, dan Kya mendapat juara satu menggambar kemarin lusa. Mama tahu Kai memakan banyak coklat kemarin, Kya akan memberitahu papa, hihihi, oyaa mama, Kya tidak suka Lando, dia selalu mengganggu Kya, ihh pokoknya Kya tidak suka dia, sudah itu dulu ya maa, sampai jumpa mama, I love you"

Kya segera beranjak, menjauh dari nisan sang mama dan mendekati adiknya.

"Ayo Kai, kita tunggu papa di sana"

Kai mengangguk, menjabat tangan kakaknya lalu berlari menjauh, memberikan kesempatan sang papa melepas rindu.

Rizky tersenyum ketika dua malaikat kecilnya menjauh, lelaki itu kembali mengalihkan matanya, mengusap nisan sang istri penuh kasih sayang.

"Mereka sangat pintar sweetheart, dan Kai dia sangat mewarisi sikap mu, dia sangat manis" Rizky terdiam sejenak, merasakan angin membelai lembut wajahnya "Kya sedikit pendiam, kata mama dia seperti ku. Tapi dia sangat dewasa, untuk umurnya yang masih di bilang sangat belia, namun dia sangat pandai menghadapi Kai"

"Hai sweetheart, apa kau sudah bahagia di sana? Kau pasti sudah bertemu dengan oma kan? Aku, aku sangat merindukan mu sweetheart"

Rizky tersenyum ketika merasakan angin lembut kembali membelai wajahnya.

"Kau juga merindukan ku, ya? aku lebih merindukan mu" Rizky terdiam, bangkit dan memberikan usapan kecil di batu nisan Syifa

"Aku akan kembali lusa, sweetheart. Aku mencintai mu"

Satu kelopak bunga kamboja terjatuh ketika Rizky mulai beranjak. Kedua malaikatnya kembali mendekat, menggenggam masing-masing kedua tangannya.

"Papa belcelita apa thaja ke pada mama?"

Rizky tersenyum, ke arah Kai.

"Rahasia.."

"Ih, papa pathi bilang Kai thangat nakal kepada mama, kan?"

"Kai kan memang nakal"

"Ih, kak Kya, Kai tidak nakal yaa"

Suara mereka terdengar sayup, menjauh di iringi angin sore yang membelai lembut, hati Rizky menghangat, dia bisa merasakan Syifa berada di sekitar mereka, menggenggam lembut jemarinya.

"Kau pasti sangat bahagia kan?, yang perlu kau tahu, aku selalu mencintaimu, sweetheart"























Epilog end




Akan ada special chapter di depen, aku updatenya nanti sore atau malem yaa.. okeyy see you readersnimm

Salam manis❤
Xoxo🐼

Only one (End)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang