Jan lupa klik tombol bintang yang ada di samping kiri paling bawah.
Psssttt... paling penting jangan lupa spam komen..."Kau tak berubah, masih berupa sosok yang selalu diam-diam ku perhatikan dan jangan lupakan, dendamku juga tak padam" AG
============================="Mau kak Rizky beri tau rahasia?"
"Apa?"
Rizky menatap lekat Syifa. Padahal rasanya baru kemarin gadis di depannya itu meminta digendong olehnya, merengek padanya, mengadu, dan menyisirkan rambutnya, fikir Rizky.
"Kak Rizky sudah putus dengannya, dua tahun lalu" ujarnya, Syifa menatapnya dengan alis berkerut, tanda tak mengerti
"Siapa?" Tanyanya, Rizky menatapnya dengan pandangan yang tak bisa di artikan.
"Seseorang yang hampir kau lenyapkan" Rizky menjawab datar. Syifa tersentak lalu setelahnya dia menunduk, senyum miris terbit di bibir mungilnya
"Jangan di fikirkan lagi" Elusan di kepalanya membuat Syifa mendongak, menemukan Rizky yang tersenyum kecil kearahnya.
"Masih mau dengar?" Rizky menatap Syifa lembut membuat Syifa mengangguk pelan.
"Ya, kami berakhir. Oh mungkin lebih tepatnya dia menganggap kami berakhir" kata Rizky menatap menerawang ke depan.
"Kenapa?" Syifa menatap Rizky lekat
"Apa yang kenapa?"
"Kalian berakhir?" Syifa bertanya ragu. Rizky tersenyum sendu
"Dia bertunangan dengan orang lain, dengan sepupuku" ujarnya sambil menatap Syifa. Syifa balik menatapnya dengan pandangan campur aduk, andai Rizky lebih teliti. Dia mungkin bisa menemukan sesuatu yang sangat ingin di sampaikan oleh mata itu.
"Are you ok?" Syifa bertanya pelan, menyentuh bahu Rizky.
"Untuk saat ini iya, tapi jika kau bertanya nanti. Entahlah, aku masih merasakan sakit" ujarnya.
Grep
Rizky membeku saat tiba-tiba Syifa merengkuh tubuh nya.
"Ada yang bilang sebuah pelukan bisa membuat orang merasa lebih baik" kata Syifa menepuk punggung Rizky pelan. Rizky tersenyum kecil mengangkat tangannya, membalas pelukan Syifa erat, menyamankan diri dalam pelukan hangat gadis mungil itu.
"Tapi ada juga yang bilang bahwa ice cream bisa membuat orang merasa lebih baik"
Syifa terkekeh kecil, mereka berpelukan cukup lama sampai akhirnya Syifa mengurai pelukan tersebut. Ada sedikit rasa tidak rela di hati Rizky. Tapi bukan hal itu yang penting sekarang
"Mau membantu kak Rizky?"
"Membantu apa?"
Rizky menyeringai tipis, ini yang dia tunggu.
"Bantu kak Rizky merebut dia kembali"
Syifa menatap Rizky ragu "mm... apa Syifa bisa?"
Rizky tersenyum kecil, mengangkat tangannya, mengelus pipi putih Syifa pelan
"Hanya kamu yang bisa"
.....
Syifa menyapukan pandangannya di setiap sudut apartmen Rizky. Tidak sia-sia dia menerobos hujan dan pergi ke apartmen itu dua minggu lalu. Rizky memberinya kesempatan, memberinya kesempatan untuk mengabdi sebagai seorang istri padanya. Sikap laki-laki itu sangat dingin, terlampau datar dan acuh terhadap Syifa. Kata-kata tanpa saringan akan mudah di lontarkan kepadanya. Syifa tidak jatuh cinta pada Rizky, dia hanya menyayangi laki-laki itu seperti dulu, tak berubah. Tapi dia tidak menampik perasaan sakit setiap Rizky melontarkan kata-lata kasar padanya, rasanya seperti seorang adik yang di hujat oleh kakaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only one (End)✔
RomancePilihan ada ditangannya. Menunggu malam datang. Atau menyambut datangnya fajar. Memiliki kesempatan mendapatkan kembali cinta pertamanya? dengan mengorbankan cinta yang lain? atau memperjuangkan perasaan yang seharusnya hanya dirasakan pada cinta pe...