SECTION 43. I'LL BE YOURS

8 6 0
                                    

SMA Akal Bangsa terlihat dari kejauhan berwarna serba merah-merah. Karangan bunga merah serta benda-benda berbentuk hati terpasang di berbagai sisi. Siswa-siswi Akal Bangsa mengenakan outfit serba berwarna merah. Dari gerbang menuju pintu masuk sekolah tampak dihiasi pagar bunga berwarna merah.

Kelompok OSIS selaku panitia pelaksanaan kegiatan valentine Akal Bangsa mengenakan atasan berwarna merah dan bawahan silver. Siswa-siswi Akal Bangsa mengenakan atasan merah dengan bawahan bebas.

"Yang terhormat, Kepala Sekolah Akal Bangsa beserta para wakil kepala sekolah. Bapak-Ibu guru Akal Bangsa yang senantiasa mengajarkan kami cara membuka jendela dunia." ujar Galih saat akhirnya ia bisa berdiri di panggung besar memberikan sebuah pidato khusus kehormatan. Gayanya yang santai tetapi tetap berkelas. Gaya bicaranya yang khas serta pembawaannya yang elegan berkharisma membuat siapapun seakan bertekuk lutut dengan Galih.

"Lawak banget, sih, pidatonya Galih." ujar Tommy dari ujung sana. Dirinya tengah bersama Narendra dan Bagus. Narendra tampak tampan dengan balutan kemeja merah dengan celana jeans panjang. Rambutnya klimis dan porsir tubuhnya yang tegap membuatnya menjadi sosok laki-laki yang bisa menjadi pusat perhatian.

Sementara dari atas panggung, seorang gadis yang merupakan anggota OSIS akan berperan sebagai MC pengiring acara yang sedang berlangsung. Kepala Sekolah tampak memberikan sambutan untuk membuka acara. Pada intinya sambutan yang beliau sampaikan berisikan rasa syukur serta mendukung penuh kegiatan valentine ini.

"Tetapi, Bapak mohon maaf kepada rekan-rekan semuanya," ujar Kepala Sekolah terdiam sejenak setelahnya, "Kebetulan putra Ibu Laras sedang melaksanakan resepsi bertepatan hari ini. Kita semua para guru akan kondangan ke rumah Bu Laras. Bapak harap acara ini tetap tenang. Bapak sudah minta penjaga sekolah, satpam, dan polisi untuk berjaga-jaga di sini."

Kepala sekolah akan kondangan bersama guru-guru Akal Bangsa. Putra salah satu guru Akal Bangsa akan melaksanakan resepsi hari ini. Siswa-siswi Akal Bangsa tampak bersorak-sorai menyambut gembira kabar tersebut. Seolah-olah itu semua sebagai kejutan yang tak terduga. Galih selaku ketua OSIS dipercayakan untuk menjaga ketertiban sekolah dengan bersinergi dengan penjaga sekolah.

"Oke, Kawan-kawan," ujar sang MC saat para guru telah lenyap dari sekolah, "Acara kita hari ini akan dimulai dengan bagi-bagi coklat gratis. Jangan lupa bagi yang laki-laki untuk kasih hadiah ke pacarnya, ya!" ujar sang MC yang sebenarnya ingin memberikan kode kepada siswa laki-laki yang berdiri di ujung sana bersama teman-temannya.

"Penampilan pertama akan diisi oleh 'The Abbas!" ujar MC memanggil lima orang siswa laki-laki yang tergabung dalam sebuah grup musik Akal Bangsa yang bernama The Abbas alias The Akal Bangsa. The Abbas memberikan performa lagu-lagu milik mereka sendiri. The Abbas memiliki mimpi tinggi ingin menyaingi band-band papan atas seperti Noah, Ungu, Wali, dan lainnya.

"Itu band rusak banget!" ujar Pras. Narendra dan Tommy ikut menyetujuinya. Narendra celingak-celinguk memperhatikan sekeliling. Suara gaduh dari The Abbas masih terus terdengar hingga memekakkan telinga.

"Lo nyariin siapa, sih?" tanya Tommy menyadari Narendra yang tampak kebingungan mencari seseorang. Tommy menyeruput kopi hangat miliknya. Narendra mengecek gadgetnya dan mendapati sebuah pesan masuk.

"Lo orang ikut gue sekarang!" titah Narendra saat Tommy sedang menyeruput kopi hangatnya. Mau tidak mau, Tommy dan Prasetya langsung menyetujuinya. Tommy dan Prasetya mengikuti Narendra dari belakang. Ketiganya berlarian.

Tidak lama kemudian, mereka sampai di sebuah ruang kelas paling ujung. Siswa-siswi Akal Bangsa lebih memilih menonton The Abbas yang tidak terlalu jelas suara dan arah musiknya.

"Akhirnya kita sampailah pada sweet moment. Kita akan melihat dua pasangan berjalan dari ujung sana dengan pose paling romantis ala-ala remaja gitu." ujar MC menunjuk karpet merah yang sudah disediakan sebelumnya. Pasangan yang mewakili kelas tampak telah bersiap-siap di ujung sana dengan peragaan busana yang menarik serta memberikan pose paling romantis.

"Penampilan pertama," ujar sang MC membacakan sebuah teks yang telah dipegangnya, "Kelas XI IPA 5 . . ." dan seterusnya saat penampil busana serta pose terbaik paling romantis. Tampak perwakilan kelas XII IPS 1 yang diwakili oleh pasangan yang sedang berpacaran tampak paling berkesan serta paling romantis.

"Kamu cantik banget!" puji Narendra kepada Sylvia yang mengenakan gaun merah paling anggun. Tampilan Sylvia begitu menghipnotis siapapun yang melihatnya.

"Kamu, kan, yang minta aku untuk pakai ini" jawab Sylvia dengan nada halus. Karmila dan Rajeng tampak terkesima melihat temannya yang begitu jelita dengan gaun merah.

"Jadi, selama ini mereka berhubungan, ya, Jeng?" tanya Karmila yang akhirnya tahu bahwa keceplosan Sylvia kemarin adalah sebuah pembuka jalan untuk memberi tahu.

"Gue juga baru tahu tadi malam. Tapi, mereka enggak pacaran."

"Lah kenapa? Narendra udah punya pacar?" tanya Karmila penasaran. Tommy dan Prasetya sampai di ruangan kelas. Mereka pun terkagum-kagum dengan penampilan mewah Sylvia. Mata Tommy kemudian berpaling ke arah Rajeng yang sedari tadi juga sudah melihatnya.

"Makasih udah mau nurutin permintaanku." ujar Narendra yang memegani tangan Sylvia.

Bagaskara melewati kelas yang dimaksud dan melihat Sylvia mengenakan gaun merah dan ia tidak bisa melepaskan pandangannya. Matanya juga tertuju kepada Narendra, Tommy, dan Prasetya.

"Sylv," sapa Bagaskara kepada Sylvia yang masih berpandangan dengan Narendra, "Kamu dipanggil sama Pak Laksama."

"Oke, makasih!" jawab Sylvia dengan agak nada sinis.

"Besok temenin aku beli buku, ya!" pinta Sylvia. Narendra menyetujuinya.

***

Tuan yang sedang jatuh cinta!

-Prayoga R-

SECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang