Ada apa?

206 25 1
                                    

🎧Playing Now : AILEE - Breaking Down🎧

"Sekeras apapun perjuanganmu, kalo tukang parkir bilang mundur ya mundur."

- Jefrian Kahfi -


Tok! Tok! Tok!

"Oke, minta perhatianya gais!" seru Reyhan mencoba membuat suasana kelas yang tadinya super berisik menjadi tenang, dengan membenturkan ujung penggaris kayu berukuran besar yang biasanya di gunakan oleh guru-guru dengan papan tulis di depan kelas.

"Udah punya pacar masih aja minta perhatian. Dasar cowo!" sindir santi merasa kesal karena sesi mengghibahnya terganggu.

"Brisik jomblo!" ejek Reyhan.

Santi mendelik tak terima. "Pegangin tangan gue fa, pegangin! Jangan sampe gue mukul muka pacar sarap lo itu!"

Syifa melirik santi malas. "Bener ko, lo kan emang jomblo." ujarnya santai.

Santi menatap syifa tak percaya. Sedangkan Reyhan didepan sana sudah susah payah menyembunyikan senyumnya dari semua teman sekelasnya. Kedua sisi wajahnya yang juga mulai muncul rona merah.

Viko, yang daritadi diam melihat drama santi beralih melirik Reyhan. Dia hampir tertawa saat tau Reyhan sedang blushing. Tak menyangka temanya sungguh baperan.

Reyhan berdehem, untuk sekali lagi dia membuat suara ketukan guna mengalihkan fokus semua penghuni kelas kembali kearahnya.

"Ehem! Oke semuanya, dengarkan pangeran baik-baik. Hari ini, nilai hasil ulangan tengah semester mapel matematika kita udah keluar. Hasilnya nanti pangeran tempelin di papan tulis, kalian bisa liat sendiri nilai masing-masing." ujar Reyhan sembari mengangkat kertas nilai hasil UTS semua temanya. "Bersamaan dengan itu, remidial untuk mapel matematikanya juga akan dilaksanakan hari ini. Bagi yang nilainya di bawah tujuh puluh lima diwajibkan mengikuti remidial setelah istirahat nanti. Oke, sekian pengumuman dari saya. Kalo ada yang mau ditanyakan, tanyakan pada diri kamu sendiri, apakah kamu pantas untuk dirinya. Sekian terima gaji." pungkas Reyhan.

"Sumpah! Gue baru liat ada ketua kelas macem Reyhan. Gajelas banget anjrot! Emosi sendiri gue." sungut joko.

Viko yang mendengarnya, sedikit mengeser bangkunya mendekat ke meja joko. Menepuk bahu joko dua kali. "Lo ngga sendiri jek, gue juga emosi."

"oh!" sahut joko malas.

Viko menaikan satu alisnya menatap joko yang sudah berjalan ke depan kelas bersama yang lainya. Ikut melihat kertas nilai ulangan yang baru saja ditempelkan Reyhan di tengah papan tulis.

"Gue ikut remidial ngga han?" tanya viko pada Reyhan setelah anak itu duduk di sampingnya.

Reyhan melirik viko sekilas. "Emang selama ini lo pernah ngga ikut remidial matematika?"

Viko menggaruk kepala bagian belakangnya yang sebenarnya tak gatal sama sekali. "Ya, engga sih. Hehe..."

Reyhan mendengus malas. Ia langsung tersenyum saat Syifa menghadap ke belakang. Lebih tepatnya, ke arahnya.

"Ikut remidial ngga?" tanya Syifa.

Reyhan mengangguk lesu. Ia insecure pada syifa yang selalu mendapat nilai memuaskan walaupun hampir sempurna.
Karena nilai yang selalu sempurna selalu di dapatkan si pintar Kelvin. Yang ia tau dari joko, mantan dari pacarnya.

Syifa tersenyum tipis. Sedikit mencondongkan badanya ke depan dengan satu tangan terulur menepuk pelan kepala reyhan yang masih tertunduk. "Nggapapa, lo kan udah berusaha. Eum.. Nanti belajar bareng gue mau?" tawar Syifa.

Reyhan mengangkat wajahnya menatap syifa. "Fa!" panggilnya pelan. Menolehkan kepalanya kekanan kiri.

"Kenapa?"

"Fa! Anjir! Gue baper. Jangan lembut-lembut sama gue. Kasar aja kaya biasa gapapa. Asal jantung gue aman ditempatnya." pinta Reyhan.

Syifa tertawa. "Ngga bisa. Tunggu kalo udah putus, baru gue kasar lagi sama lo." jawabnya asal. Lalu kembali mencondongkan badanya, kali ini ia mengacak rambut hitam Reyhan. "Tapi guenya ngga mau putus." lanjutnya.

"Ini rambut gue yang diacak kenapa yang acak-acakan detak  jantung gue?" Batin reyhan bertanya-tanya.

Santi yang sedaritadi menyaksikan drama memualkan, menatap keduanya lempeng.

"Fa, bisa ngobrol bentar?" tanya seseorang yang tiba-tiba sudah berada di samping bangku syifa. Mendorong bangku Syifa ke posisi semula yang tadinya sangat dekat dengan meja Reyhan.

Syifa mendongak. Mendadak mengubah raut wajahnya menjadi datar. Saat melihat wajah kelvin yang berada di depanya. "Lo ngga liat gue lagi ngobrol sama pacar gue?"

"Anjir! Lancar banget mulutnya ya bund." celetuk viko. Ia yakin Reyhan sekarang sangat ingin koprol di tempatnya.

"Diem bahlul!" sergah joko yang baru saja kembali setelah melihat nilainya. Menutup mulut viko dengan buku. Lalu mendudukan tubuhnya di bangkunya.

"Yaudah, nanti gue chat lo aja. Lo masih simpen nomor gue kan? Masih yang dulu."

"Sorry, udah gue blokir. Kalo ada perlu sama gue. Chat aja ke nomor pacar gue. Biar dia yang nyampein ke gue langsung."

Kelvin melirik Reyhan malas. "Ribet!"

Syifa menghela nafas lelah. "Ya udah ngomong sekarang, kalo lo ngga mau ribet."

"Rame syif. Bisa keluar bentar ngga?"

"Ngga! Gue mau belajar bareng Reyhan sekarang. Kalo lo ngga mau ngomong disini ya minggir!" jawab syifa sembari berdiri dari kursinya, membuat kelvin didepanya mundur dua langkah. Menolehkan kepalanya ke arah Reyhan, dengan cepat tanganya menarik tangan Reyhan yang berada di atas meja. Membuat anak laki-laki itu langsung berdiri dari duduknya menatap syifa cengo. "Ke perpus aja yuk han. Disini terlalu rame, banyak pengganggu. Nanti lo ngga fokus." sambungnya.

Langsung saja ia menarik pergelangan tangan Reyhan dan berjalan ke luar kelas tanpa memperdulikan kelvin yang masih berdiri di tempat. Memandang kepergian keduanya dalam diam.

Joko yang merasa kasihan dengan kelvin, karena bagaimanapun juga ia teman satu SMP kelvin. Dan pernah tau kisah nya dengan syifa dulu. Berdiri mengampiri kelvin dan menepuk pundak anak itu pelan. "Sekeras apapun perjuanganmu, kalo tukang parkir bilang mundur ya mundur." ucap joko entah apa maksudnya.

Kelvin hanya meliriknya sekilas, tanganya bergerak menyingkirkan tangan joko yang masih berada di pundaknya. Lulu berjalan kembali ke tempat duduknya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Sementara dilain tempat, Reyhan masih saja menatap tanganya yang dicekal Syifa dalam diam. Ada sesuatu yang ingin ia dengar kebenaranya dari mulut Syifa sendiri. Apalagi setelah melihat kejadian di kelas tadi membuatnya semakin ingin bertanya.

Reyhan menghentikan langkahnya, membuat syifa juga berhenti. "Lo, pernah ada hubungan apa sama kelvin?" tanyanya dengan pandangan yang masih saja tertuju pada tanganya yang masih saja di cekal syifa yang anehnya ia rasa semakin melonggar dan akhirnya terlepas.

Ia mendongak menatap syifa yang juga sedang menatapnya lurus. Setitik keanehan muncul pada mata yang ia tatap. Ada apa?

Ada apa dengan Syifa?

•To be continued•

03 Juni 2021

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang