🎧Playing Now : Tie Me Down-Gryffin,Elley Duhe🎧
"Lo mau mundur?"-Dwi Susanti-
Hujan kembali turun dengan derasnya di hari jum'at. Hari dimana kelas 11 ipa2 sedang dalam pelajaran olahraga. Yang sayangnya harus terhenti karena ribuan butir air hujan yang turun bersamaan. Yang pada akhirnya akan menjadi kenangan.
Ups! Kesalahan teknis. Maaf, author tiba-tiba teringat kenangan bersama mantan.
"Yaelah, ujan mulu perasaan dari kemaren. Mana lama lagi berentinya. Padahal tadi gue udah hampir ngegolin bola ke gawang lawan. Eh, malah udah pada ngacir duluan." gerutu viko sembari menendang-nendang kecil genangan air yang ada pada pinggir lapangan.
Reyhan disebelahnya menggelengkan kepala. "Dosa lo Vik. Hujan tuh rahmat. Lo harusnya bersyukur kita semua masih di beri air yang melimpah sama Tuhan. Bukanya ngeluh."
"Haa?! Gue baru tau sih kalo ujan kembaranya rahmat."
Reyhan menutup mulut dengan telapak tanganya, berpura-pura kaget. "Buset bro!" setelahnya ia memandang Viko datar. "Gue sih owh aja."
Joko yang sedari tadi hanya menyimak, langsung tertawa. "Kuy lah ke kantin." ajaknya sambil merangkul pundak Reyhan.
Reyhan langsung melihat jam yang ada pada pergelangan tanganya. Jarum paling pendek menunjukan pukul 8 lebih. Yang artinya belum waktunya jam istirahat.
Reyhan menggeleng. "Belum waktunya istirahat jek." reyhan menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Banyak anak-anak kelasnya yang masih berkeliaran di luar kelas.
"Yaelah, sebentar lagi juga bel kali han. Kuy lah!" hasut joko seperti sayton yang terkutuk. "Viko juga mau-mau aja tuh, iya kan vik?" tanya joko menepuk pundak viko kuat.
Viko berdecak sembari menatap joko tajam. Tapi setelahnya ia tersenyum lebar sambil merangkul leher joko, menariknya sampai rangkulan joko pada Reyhan terlepas. "Berangkaaatt!" ucap viko sembari berjalan menjauh menuju kantin. Meninggalkan reyhan sendiri di tempatnya berdiri.
Reyhan kembali menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri. Melihat Santi dari ujung koridor Reyhan dengan segera menghampirinya.
Reyhan berhenti di depan santi yang memasang ekspresi menaikan salah satu alisnya.
"Apa?" tanya santi.
"Dari mana lu?"
"Ngapain nanya-nanya?"
"Ya lo pergi ngga ijin dulu sama gue. Main pergi-pergi aja kaya si dia. Kalo ada guru yang liat lo keliaran di jam pelajaran kaya gini. Siapa yang disalahin? Gue yang kena. Ketua kelas tampan lo ini yang kena." sewot Reyhan sambil menyugar rambutnya dengan tangan.
Santi auto mual melihatnya. "Ini nih alasanya gue males buat ijin sama lo. Mau muntah gue liat kelakuan lo."
Reyhan mengibaskan tangan tak perduli. "Bodo amat. Intinya lo darimana?"
Santi memutar kedua bola matanya malas "UKS. Udahkan? Minggir, gue mau ke kelas. Gue mau ngambil baju ganti."
"Bentar dulu. Siapa yang sakit? Lo sakit?"
Santi menahan emosi. Reyhan terlalu banyak tanya. "Lo jadi ketua kelas gimana sih. Ada yang lagi sakit masa ngga tau. Apalagi ini pujaan hati lo."
Reyhan terkejut. "Syifa sakit? Ko gue ga dikasih tau. Tapi tadi pas di lapangan gue masih liat syifa ko."
"Ya ini udah gue kasih tau bahlul. Tadi pas gue sama syifa di lapangan juga mukanya udah keliatan agak pucet. Yaudah pas pada kabur karena ujan. Gue bawa aja syifa ke UKS. Makanya ga sempet ijin ke elo." jelas santi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paketu BUCIN! (END)
Teen FictionNamanya Reyhan ketua kelas paling menyebalkan bagi syifa gadis bar-bar bekacamata yang membuat reyhan langsung terlopelope, pasalnya bukanya mengurus kelas dengan benar, Reyhan malah selalu Jadi BUCHINNYA SYIFA SETIAP SAAT, SEPERTI REXONA! SETIA SE...