Baikan

174 20 3
                                    

🎧Playing Now : IU - Celebrity🎧

Menurut psikologi, pelukan sederhana dapat membantu menurunkan tekanan darah seseorang.

-Syifa Ayu Ananda Putri-

Reyhan meliat sekeliling kantin yang lumayan ramai. Ya disinilah sekarang dirinya bersama syifa. Setelah selesai mengerjakan remidial matematika tadi, syifa langsung menariknya menuju kantin.

Sebenarnya, sekarang Reyhan sedang kesal, karena pertanyan yang dia tanyakan saat ke perpustakaan tadi belum juga di jawab. Setelah melepaskan tanganya tadi, Syifa kembali meraih tanganya dan menariknya masuk ke perpustakaan. Setelahnya ia belajar dalam diam. Syifa sama sekali tidak mengajaknya berbicara. Entah itu karena kita berdua sedang ada di perpustakaan yang tentu saja harus tenang atau karena syifa masih enggan mengatakanya.

Reyhan melirik satu mangkuk mi ayam di depanya. Lalu menatap syifa yang juga menatapnya. Tak ingin berdiam-diaman terlalu lama. Tangan Reyhan bergerak mengaduk mie ayam yang sedaritadi terabaikan. "Makan fa, keburu dingin." ucapnya sembari melirik syifa.

Syifa berdehem, tanganya mulai mengaduk mie ayam didepanya dengan sumpit, matanya melirik ke arah Reyhan.
Sedetik kemudian dia meletakan sumpit yang tadi ia pegang ke atas mangkuknya. Lalu menatap reyhan. "Han! Ini apa?" tanya syifa menunjuk ke dalam mangkuk yang berisi mie ayam miliknya.

Reyhan yang sedang mengunyah berhenti sejenak melihat ke arah tangan yang menunjuk mangkuk mie ayam. "Mie ayam." jawabnya agak bingung.

Syifa mengangguk, jari telunjuknya bepindah menunjuk Reyhan. "Kalo itu?"

Reyhan menunjuk dirinya sendiri. "Gue?" tanyanya. Syifa kembali mengangguk. "Rayhan lah."

"Bukan lah!" ujar syifa.

Reyhan bingung. "Hah!?"

"Dengerin ya," ujar syifa, reyhan hanya mengangguk menatap pergerakan syifa. Syifa kembali menunjuk mangkuk mi ayam didepanya. "Ini mie ayam, kalo itu,..." sekali lagi menunjuk Reyhan. "My ayang." lanjutnya.

Setelah mendengar gombalan receh syifa, Reyhan hanya menatap syifa dengan wajah lempengnya. Lalu kembali melahap makanan didepanya yang tinggal setengah dengan cepat. Tapi sial, karna hatinya yang lemah, kedua pipinya mulai memerah. Reyhan baper woy.

Dan syifa melihatnya, berusaha menahan tawa. Lalu datanglah seonggok sampah masyarakat duduk disebelah reyhan.

"Apenih my ayang - my ayang?" celetuk viko menatap syifa lalu beralih menatap reyhan disampingngnya. Mengeryitkan dahi ketika melihat wajah reyhan yang terlihat memerah. "Lah muka lu kenapa merah han? Nahan berak ya lu?"

"Sembarangan!" sungut reyhan.

Viko tertawa. "Oiya han, tujuan gue kesini mau nyampein informasi, karena lo gue chat ga bales-bales. Nanti abis istirahat disuruh pak agung ke ruang osis, katanya ada rapat sama anak osis, dan kelas kita kebetulan jamkos lagi." ujar viko.

Reyhan mengangguk. "Oke." jawabnya, lalu berdiri, diikuti viko. "Yuk!"

"Mau kemana?" tanya syifa menahan tangan reyhan.

"Ruang osis, bentar lagi mau bel."  jawabnya sambil melirik tanganya yang dicakal syifa.

Melihatnya syifa langsung melepaskanya, beralih melihat jam di pergelangan tanganya. "Masih lama, nanti dulu temenin gue. Mie ayamnya belum abis."

Syifa melirik viko mengisyaratkan melalui matanya menyuruh viko pergi.

Viko yang mengerti maksud syifa mendengus pelan. "Yaudah han, gue duluan. Nanti lo nyusul gapapa."

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang