Jadi bestie?

59 10 0
                                    

🎧Playing Now : Terlalu cepat - Isqia Hijri 🎧


"Santai aja, jodoh ya nikah. Ga jodoh ya, kondangan sambil nendangin meja prasmanan."

-Dewi Susanti-

"Jadi ,maksud ucapan lo tadi sebenernya apa?"

Suara reyhan terdengar jelas di tengah-tengah lorong yang lumayan sedang sepi, letaknya tak jauh dari kelas.

Setelah kedatangan kelvin yang tiba-tiba ikut nimbrung di tengah-tengah tantangan yang dibuat viko itu. Pemuda yang pernah menjadi rivalnya itu mengajaknya untuk berbicara empat mata.

"Gue mau lo balikan sama syifa."

"Lo gila ya?"

"Kurang ajar lo! Udah gue baikin, malah ngatain gue. Tau gini gue sleding dulu lo tadi."

Reyhan tertawa singkat melihat kilatan emosi di mata kelvin. "Ya lagian, ada gitu pacar yang nyuruh selingkuhan pacarnya yang udah putus, balikan?"

Kelvin mendengus. "Jujur, gue sebenernya ga mau bilang gini sama lo. Yang gue mau itu, nonjok lo sampe mampus sekarang. Tapi ngga ada gunanya juga. Gue males liat syifa murung sama nangis-nangis mulu gara-gara cowo modelan lo gini. Gue mau syifa bahagia, walaupun bahagianya ngga sama gue."

Reyhan mengangguk-anggukan kepalanya mendengar ucapan kelvin. Satu tanganya mengelus dagunya sendiri seolah-olah ada jenggot panjang disana.

"Hm, sebentar. Duduk dulu, biar kita ngobrolnya enakan." ujar reyhan pada kelvin.

Dengan polosnya kelvin mengangguk dan langsung mendudukan dirinya di kursi besi panjang yang memang disediakan di tiap lorong kelas.

Dalam hati reyhan terkikik geli. Jarang-jarang ia bisa akrab dengan kelvin seperti ini. Padahal orang yang saat ini ada didepanya adalah orang nomer satu yang paling ia musuhi dari sejak masuk ke SMA.

"Menurut lo, kalo lo di posisi gue sekarang. Lo mau gimana?" tanya reyhan, "Dia nggak suka sama lo, dia cuma kasian karena lo itu terlalu suka sama dia." sambung reyhan.

"Itu opini lo sendiri. Kenyataanya, syifa emang beneran suka sama lo, atau cinta mungkin? Karna gue belum pernah liat syifa nangisin cowo dari dulu gue kenal dia." ungkap kelvin jujur.

"Cinta?" tanya reyhan dengan menatap kelvin, yang ditatap mengangguk mantap. "Apa lo ngga cinta sama syifa, sampe lo relain dia buat gue?"

Kelvin menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Lalu membuang muka, menatap lurus ke arah tembok polos didepanya."Karena gue cinta sama dia, makanya gue relain dia sama orang lain yang bikin dia lebih bahagia."

Reyhan kembali mengangguk. Ikut menyandarkan punggunya pada sandaran kursi, dan menatap tembok polos didepanya. "Selama tiga bulan terakhir ini, liat gue sama syifa bareng, apa lo bahagia?" tanyanya.

Kelvin terdiam beberapa saat. "Gue ngga mau syifa terluka. Gue udah lama bareng sama syifa. Dan gue baru liat syifa yang kayagini."

Reyhan lagi-lagi memngangguk. "Kita ini masih SMA vin, umur kita delapan belas tahun, masih muda banget. terluka adalah hal yang biasa kan? Di masa depan ada luka-luka lain yang nunggu kita."

Kelvin menoleh cepat ke arah reyhan. "Jadi, intinya sekarang lo udah move on? Secepet ini?"

Reyhan menghela nafas lelah. "Gue lagi butuh waktu sendiri aja sekarang."

Kelvin menaikan satu alisnya. "Setelah tau semua ini, lo masih ngga mau balikan sama orang yang dari dulu lo kejar?"

Reyhan menatap kelvin sekilas, lalu mengerdikan bahunya. "Ngga tau, sekarang rasanya gue lagi males aja dengan drama percintaan masa SMA."

Kelvin menggeser duduknya menjauh dari reyhan. "Semesta kayaknya lagi ngga baik- baik aja nih. Orang bucin kaya lo, bilang males sama percintaan?"

Reyhan terkekeh.

"Vin." panggil reyhan setelah beberapa detik keduanya hanya diam.

"Paan?" sahut kelvin.

Reyhan menarik kedua ujung bibirnya menjadi senyuman kecil. "Lo ternyata asik juga. Jadi bestie gue mau nggak?"

Kelvin menatap reyhan jijik. "Ogah!" tolaknya tanpa berpikir dua kali, lalu berdiri, "Gue duluan, untuk omongan gue tadi, coba lo pikir-pikir lagi. Jangan sampe lo nyesel." ucapnya lalu berlalu pergi.

"Lo khawatirin gue vin? Ayolah, kita jadi bestie aja!" ucap reyhan sedikit berteriak karena kelvin yang semakin berjalan menjauh dan menghilang di belokan ujung koridor.

Tak ada jawaban, namun beberapa detik kemudian, satu pesan masuk dari kelvin membuat reyhan tertawa.

Kelvin
Online

|IN YOUR DREAM!

Sedangkan disisi lain, Santi yang merasa kasihan dengan syifa, menariknya pergi dari kelas setelah kelvin membawa reyhan pergi untuk berbicara empat mata.

Dan disinilah mereka berdua. Berdiri di depan lab ipa yang memang lumayan sepi.

Santi menghela nafas lelah, setelah beberapa detik hanya diam menatap syifa yang terus menundukan kepalanya.

"Maaf." celetuk syifa usai mendengar helaan nafas dari sahabatnya.

"Gue juga minta maaf, akhir-akhir ini gue jauhin lo. Lagian gue kesel sama lo tau ngga?! Lo ngga pernah cerita apa-apa soal hubungan lo sama kelvin selama ini sama gue. Lo nganggep gue sahabat lo bukan sih?" cerocos santi meluapkan emosinya yang beberapa minggu ini ia tahan.

"Maaf san." balas syifa lemah.

"Oke gue maafin. Tapi gue kasian sama reyhan, dia temen gue dari smp syif. Setau gue dia ngga pernah nyakitin lo selama ini. Dan lo," santi menghentikan perkataanya, menelan lagi serangkaian kalimat menyudutkan syifa yang ada pada otaknya. Takut nanti perkataanya akan menyakiti hati syifa.

"Iya, gue emang salah. Tapi gue ngga bohong soal perasaan gue. Gue sayang sama reyhan."

"Sama kelvin juga?" tanya santi menyindir.

Cukup lama syifa diam, lalu anggukan dari kepalanya membuat santi terperangah. Santi kira syifa akan mengelak dari sindiran tajamnya.

"Tapi itu dulu, gue sekarang bener-bener sayang sama reyhan san. Gue bingung harus cerita dari mana." ungkap syifa sembari mengusap wajahnya dengan kedua tanganya kasar, merasa frustasi.

Santi menatap syifa iba, ia mendekat untuk memeluk syifa. Dan syifa membalasnya "Reyhan suruh gue jauhin dia san, gue harus gimana?" tanya syifa di tengah-tengah rengkuhanya.

Santi mengurai pelukanya. Kedua tanganya memegang kedua pundak syifa. "Lo harus hargain keputusan reyhan untuk saat ini syif. Untuk sekarang, menurut gue lo kasih waktu dulu reyhan buat sembuhin sakit hatinya."

Syifa menangguk. "Tapi sampe kapan gue harus jauhin reyhan?"

Santi menggelengkan kepalanya. "Gue juga ngga tau." lalu menepuk pundak syifa pelan. "Santai aja, jodoh ya nikah. Ga jodoh ya, kondangan sambil nendangin meja prasmanan."

Syifa terkekeh pelan. Lalu menatap santi serius. "San, beberapa waktu kedepan, jagain reyhan buat gue ya. Jangan biarin dia deket sama cewe lain."

Santi mengangguk. "Yuk balik ke kelas." ajak santi.

"Lo duluan aja san, nanti gue nyusul."

"Oke, gue ke kelas dulu." pamit santi. Lalu berlalu pergi.

Setelah punggung santi menghilang dari pandanganya, syifa menyandarkan tubuhnya pada tembok di belakangnya. Menutup wajahnya dengan kedua tanganya sendiri. Ia sadar semua kesalahan ada padanya selama ini. Dirinya egois, perlahan sudut matanya terasa panas.

Syifa menangis.

Penyesalan memang selalu datang diakhir.

•To be Continued•

10 September 2022

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang