Balikan?

86 15 4
                                    

🎧Playing Now : Never be the same - camila cabello🎧

"Re, Ayo balikan!"

-Syifa Ayu Ananda putri-

Hari ini hari terakhir liburnya setelah menghabiskan tigabelas harinya dengan bermalas-malasan.

Reyhan merenggangkan tubuh, lalu bangkit dari kasurnya. Sebenarnya beberapa saat lalu reyhan sedang rehat sejenak, saat mulai merasakan pegal-pegal pada punggungnya.

Reyhan baru saja selesai membereskan kamarnya sendiri, alias bersih-bersih kamarnya. Itung-itung meringankan beban ibunya.

Ia menggeser tubuhnya mendekati laci nakas di samping ranjangnya, hanya disana yang belum ia rapihkan.

Menariknya, lalu helaan nafas keluar dari mulutnya. "Udah berapa tahun nih ngga gue beresin?" tanya reyhan pada dirinya sendiri saat melihat isi laci yang jauh dari kata rapi.

Menariknya lacinya keluar agar mudah saat membersihkan, ia letakan di tepi ranjang.

Saat reyhan mengeluarkan benda-benda yang ada di dalam lacinya itu, satu benda terjatuh dari atas kasur dan menggelinding sampai ke bawah kolong meja belajar.

Reyhan berdiri mengambilnya, berjongkok dengan tangan meraba lantai. Saat telapak tanganya menemukan sesuatu, ia langsung menariknya keluar dari kolong meja.

Reyhan mengernyitkan dahinya. "Ikat rambut?" gumamnya pelan. Ia berdiri dan duduk di atas kursi yang sering ia duduki disaat sedang mengerjakan pekerjaan rumah.

Sedetik kemudian, pikiranya melayang kembali kemasa lalu, dimana ia merebut ikat rambut itu dengan paksa dari pemiliknya.

Reyhan menarik kedua sudut bibirnya menjadi sebuah senyuman yang begitu tipis. "Besok gue balikin lo ke yang punya."
Melingkarkan ikat rambut berbandul kepala kucing kecil di pergelangan tanganya. "Sekarang lo diem disini." sambungnya yang seolah-olah berbicara dengan sesuatu yang hidup.

Reyhan kembali mendekati ranjangnya, membereskan semua isi laci yang sempat ia keluarkan lalu kembali menaruhnya ke tempat semula. Setelah semuanya bersih, reyhan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya.

Mengangkat sebelah tanganya yang dilingkari ikat rambut, lalu tangan yang lain terangkat untuk mengelus bandul kepala kucing itu dengan jempolnya. Berulang-ulang sampai rasa kantuk mulai menyerangnya.

•••••••

Hari senin tiba. Semua siswa SMA putra bangsa berada di tengah lapangan melaksanakan upacara.

Sudah banyak siswa yang pingsan di tengah upacara karena cuaca yang kelewat cerah, atau bisa dibilang panas. Untung para petugas pmr yang berjaga langsung sigap membawa korban-korban yang berjatuhan ke uks.

Sedangkan siswa-siswa si barisan paling belakang banyak yang berjongkok di bayangan orang yang berdiri di depanya agar tak terkena teriknya matahari hari ini. Dan beruntungnya tidak ada guru yang berjaga di bagian belakang.

Salah-satunya reyhan. Anak itu berjongkok di barisan paling belakang. bersama kedua temanya. Siapalagi kalu bukan viko dan joko. Topi upacara yang warnanya selaras dengan celana osisnya ia gunakan untuk mengipasi wajahnya yang mulai berkeringat.

"Ini neraka bocor apa gimana sih?" tanya viko seraya mendongak dengan mengedipkan satu matanya karena silau dengan teriknya matahari di pagi menjelang siang hari ini.

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang