Pakyu

340 33 1
                                    

🎧Playing now : Imagine Dragons-Bad liar🎧

"Dasar Pak... Pak... PAKYU!"

-Syaif Aditya Rasyid Arreyhan-

Pelajaran kedua setelah istirahat, baru saja selesai. Sejak tadi, Reyhan terus saja memandang lurus kedepan tanpa berkedip. Dengan kedua telapak tangan berada di kedua sisi kepala. Membuat joko disampingnya tentu saja kebingungan. Tak biasanya Reyhan bisa anteng barang satu jam. Tapi kali ini, sudah dua jam berlalu Reyhan masih saja diam.

"Lo kenapa?" tanya joko akhirnya. Setelah selama dua jam memperhatikan keterdiaman Reyhan.

"Gapapa." Jawab reyhan lesu tanpa mengalihkan pandanganya.

Joko berdecak. "Galau lo? Atau kerasukan? Jangan-jangan iya nih. Diem bae dari tadi. Kerasukan apa lu ha!? Mba kunti? Mas genderwo? Nenek gayung? Kakek cangkul? jin tomang? Kim seokjin? Kim namjoon? Min yonggi? Jung hoseok? Park jimin? Kim taehyung? Jeon jungkook? B—"

Reyhan menarik nafas, bersiap mendaratkan tabokan penuh kasih sayang pada Joko.

Plak!

"Adaw!"

"Brisik!" protes Reyhan memotong ucapan Joko.

Joko memberi tatapan penuh permusuhan pada Reyhan, ia sibuk mengusap bekas tabokan Reyhan di belakang kepalanya.

"Apa!?" balas Reyhan tak terima. Ia melirik Joko dengan tatapan sengit.

Joko merengut kesal. Harusnya ia yang marah. Kenapa malah Reyhan yang lebih menyeramkan darinya. Joko lantas memalingkan wajahnya, enggan berurusan dengan reyhan yang sepertinya sedang kedatangan tamu.

Terdengar suara grasak-grusuk dari luar kelas. Setelahnya, terlihat Viko yang berlari, mendekati tempat dimana Reyhan berada.

"Apa!?"

"Abis darimana lu tadi? Udah ke ruanganya pak Agung?" tanya Viko beruntun. Reyhan mengangguk, "Ko gue ditinggal!" Protesnya.

"Ya mana gue tau kalo lo juga dipanggil. Gue aja ga tau kalo gue disuruh kesana."

"Lo ga di kabarin pak Agung? Kemaren gue di WA suruh ke kantor nyamperin dia sama lo, katanya ada pengumuman tanggal UTS. Nanti abis pulang sekolah lo sama gue disuruh Photocopyin kisi-kisi setiap mapel . Gue mau kesana ngajak elo tadi. Eh! Malah udah duluan ninggalin gue." Jelas Viko.

Reyhan menggeleng. Seingatnya Pak agung sama sekali tidak mengabarinya apapun. Ia saja baru tau saat Syifa tiba-tiba mengajaknya menemui beliau.

"Lagian ngapain kita sih yang di suruh NgePhotocopy, sekertaris kan ada. Kirim aja lewat file juga bisa. Jaman kan sekarang udah canggih. Tinggal klik, langsung kirim, pake segala Photocopy-photocopy segala. Ribet!" kesal Reyhan.

Viko mengerdikan bahu, lalu duduk di tempatnya. Di samping reyhan. "Btw lo kenapa dah? Asem banget muka. Mana tumbenan ngegas." matanya tak sengaja melihat meja tempat Joko berada. Merasa aneh dengan anak itu. "Tuh-tuh kenapa tu bocah? Diem-diem bae." ucapnya seraya menunjuk joko dengan dagunya.

"Abis gue marahin dia." Reyhan mengusap wajahnya kasar. "Mumet gue."

Viko terkekeh melihat joko yang tiba-tiba saja meliriknya sinis. Mungkin anak itu tau kalau dirinya sedang dighibahkan. "Kesian amat si Joko. Terus lo Mumet kenapa ?"

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang