Situasi membagongkan

123 24 1
                                    

🎧Playing Now : dhruv - double take🎧


"Untuk saat ini. Biarin kita pura-pura untuk tidak menyadari, kalau perpisahan sudah menanti di penghujung jalan."

-jefrian kahfi-

Reyhan mengelap keringat yang mengalir dari pelispisnya. Merebahkan tubuhnya di tengah lapangan, setelah menyelesaikan perintah yang diamanahkan padanya agar di sampaikan pada teman-temanya dari guru olahraganya yang sedang rapat mendadak, untuk berlari mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh kali.

Reyhan menutup kedua matanya dengan salah satu lenganya, guna menghalangi panas matahari yang sialnya sangat terik di jam menjelang siang di hari ini.

"Udah tau mataharinya panas. Masih aja, rebahan di tengah-tengah lapangan gini."

Reyhan mengangkat lengan yang sedari tadi menutupi matanya. Melihat syifa berdiri di depanya membuat laki-laki itu langsung mendudukan dirinya.

"Nih minum." sambung syifa sembari menyodorkan satu botol air mineral di depan muka reyhan.

Reyhan menerimanya dengan senang hati, lalu tersenyum menatap syifa. "Sengaja, biar diperhatiin sama lo." ujarnya sbari membuka tutup botol air mineral yang tadi syifa berikan padanya.

Syifa mendengus. "Dih, caper. Yaudah pindah yuk jangan disini. Lo kan baru sembuh kemaren."

Reyhan menutup botol air mineral yang isinya tinggal setengah. "Koreksi. Lebih tepatnya gue udah sembuh dari seminggu yang lalu. Lo lupa? Apa karna lo akhir-akhir ini keliatanya sibuk banget. Gue liat setelah gue sembuh kemaren. Lo jadi sering dipanggil ke ruang guru sama kelvin."

"Ah, itu... Gue lagi bahas tentang class meeting buat besok setelah uas, sama anak osis lainya juga." jelas syifa sembari ikut duduk di samping reyhan.

Reyhan menatap syifa lama, syifa yang menyadarinya mendorong wajah reyhan dengan salah satu telapak tanganya ke arah sebaliknya.

"Kenapa sih?" tanya syifa.

Reyhan menyingkirkan tangan syifa dari wajahnya, lalu menggenggamnya erat. "Fa." panggil reyhan dengan pelan. Kepalanya menunduk menatap tanganya yang sedang menggengam tangan syifa. "Gue bener-bener sayang sama lo." sambungnya dengan wajah serius menatap syifa disampingnya.

Syifa menatap mata reyhan beberapa detik sampai akhirnya membuang muka ke arah lain. "Ko tiba-tiba banget lo ngomong gitu."

"Nggapapa. Biar lo tau aja. Dan biar lo mikir seratus kali lagi kalo mau ninggalin gue."

Syifa menarik tanganya yang berada di genggaman reyhan. Ia gunakan untuk memukul lengan reyhan."Apaan sih!"

Reyhan terkekeh pelan. Melirik botol minum yang masih tersegel rapat di tangan syifa. "Lo ga minum?"

"Oh, tadi gue udah minum di kantin."

Reyhan meminum lagi setengah botol air mineral yang masih tersisa, meneguk nya hingga habis. Matanya melirik sekitar lapangan yang masih cukup sepi, karna jam istirahat masih kurang beberapa menit lagi. "Anak-anak lainya belum balik. Lo ke kantin sama siapa?" tanya reyhan.

"Kayak biasa, santi."

Reyhan mengangguk-anggukan kepalanya dengan tangan meremas botol yang sudah kosong digenggamanya. Matanya menelisik sekitar. "Lah santinya mana, kok lo kesini sendiri?"

Syifa melirik reyhan yang memandang ke sekeliling lapangan. "Lo nyariin santi?"

Reyhan langsung mengalihkan atensinya penuh kepada syifa. "Ya engga gitu ma__"

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang