Berubah

127 19 5
                                    

🎧Playing Now : There for you- Ost our beloved summer🎧


"Sebenarnya gue ngak pernah berubah, gue cuma berhenti buat memperlakukan lo secara berlebihan, karena elo yang ngebuat gue harus milih buat berhenti. dan kalo gue boleh jujur, gue juga rindu sama gue yang dulu, yang bisa deket sama lo, peduli sama lo dan selalu sama lo."

-Syaif aditya rassyid ar-reyhan-

Reyhan merasa dejavu.

Ia menghela nafas panjang, saat ini ia duduk di bangku panjang depan toko roti milik orang tua syifa, dan kebetulan juga sedang turun hujan. Bedanya sekarang, tidak ada syifa disampingnya seperti saat itu.

Hari ini merupakan akhir pekan. Ia sudah merencanakan untuk bersantai dirumah seharian. Tapi rencananya harus sirna karna kakaknya yang menariknya untuk pergi keluar.

Beginilah nasib adik yang mempunyai kakak seorang jomblo abadi.

Reyhan mendengus sembari melirik jam yang melingkar di pergelangan tanganya. Kenapa kakanya lama sekali berada di dalam sana?

Pandanganya beralih menatap kakinya yang mulai dingin terkena cipratan air hujan, memasukan kedua tanganya ke dalam saku hoddie yang dikenakanya sekarang, tak lupa menaikan tudung hoddie hingga menutupi seluruh rambut di kepalanya. Karena outfit reyhan sekarang hanya memakai celana jeans selutut, hoddie dan sandal selop polos berwarna hitam.

Di depanya lubang-lubang jalanan rusak sudah penuh terisi, menjadi genangan.

Reyhan menoleh kesamping saat merasakan sedikit pergerakan pada bangku yang ia duduki. Ia kira itu kakaknya, tapi pemuda seumuran kakaknya duduk di sampingnya, dengan membawa dua cup kopi sembari meyodorkan satu cup padanya.

Reyhan menaikan satu alisnya.

"Nih kopi, lo adeknya aji kan? Abang lo masih nunggu pesenan di dalem."

Reyhan mengangguk, dari caranya memanggil nama kakanya tadi, ia sudah paham kalau yang berada di sampingnya ini teman kakaknya. Ia menerima kopi yang disodorkan kepadanya dengan sopan. "Makasih bang."

Pemuda itu mengangguk. "Sekolah dimana lo?" tanyanya memulai pembicaraan.

"Putra bangsa bang." jawab reyhan.

"Putra bangsa? Ade gue juga disitu. Lo kelas berapa?" tanyanya lagi.

"Sebelas."

"Adek gue juga kelas sebelas, seanggkatan nih sama lo, " reyhan meresponya dengan anggukan, lalu menyeruput kopi yang sedari tadi berada di tanganya. "Namanya syifa." sambung laki-laki itu.

Uhuk! Uhuk!

Reyhan tersedak kopi yang ia minum tadi. Tak menyangka jika laki-laki di sampingnya ini adalah kakak syifa.

Pemuda yang baru reyhan ketahui adalah kakak syifa itu, menepuk punggungnya beberapa-kali. Guna membantu reyhan mengentikan batuknya. "pelan-pelan, kopinya masih panas." ujarnya.

Reyhan berdehem saat batuknya mereda, lalu meletakan cup kopi yang masih ia pegang ke atas meja didepanya. "Btw, nama lo siapa bang? Temen kuliahnya bang aji kan ya?"

Pemuda itu menangguk. "Gue Vano."

"Ambil apa bang?"

"Ambil hikmahnya aja."

"Hah, gimana bang?" tanya reyhan tak paham.

Vano terkekeh melihat raut wajah bingung reyhan. "Gue sekelas sama abang lo." jelasnya.

Reyhan mengangguk paham.

"Btw. Gue perhatiin, muka lo kaya ngga asing gitu. Gue pernah liat lo dimana ya?" tanya vano menelisik wajah reyhan yang sepertinya familiar di matanya.

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang