Ketemu camer

592 45 1
                                    

🎧Playing Now : Red velvet-PSYCHO🎧

Anak ku yang digodain, aku yang baper. YHAAA!

-Mama anggun-

"FA!"

Suara reyhan sedikit berteriak, entah sejak kapan laki-laki itu sudah ada di toko ibu syifa. "Ngapain pukul-pukul kepala terus? Biar bego ha! Lo itu udah bego."

Syifa sempat kaget saat tiba-tiba mendengar suara reyhan yang mirip toa masjid dekat rumahnya, di tambah tanganya sekarang di tahan oleh tangan reyhan. "Lah ko ada elo disini?" tanya syifa bingung.

"Kenapa?

Syifa mengrenyit bingung sekaligus gugup, reyhan memasang raut muka serius tak seperti biasanya, yang selalu terlihat konyol "Kenapa apanya?"

"Kenapa kasih nomer ke cowo tadi?" tanya reyhan serius.

"Loh, elo liat?" tanya syifa agak terkejut.

Reyhan sewot, merasa terabaikan karena syifa tak sadar dirinya sudah datang sejak awal percekcokan syifa dengan mas-mas tak di kenal tadi. "Gue ga buta fa!"

"Loh ko elo yang sewot si han!" syifa ikut-ikutan sewot.

"Lo ga liat ke muka gue? Ya gue cemburu lah!" protesnya.

Krik!

Krik!

Krik!

Suasana hening, belum ada pelanggan lagi yang masuk ke dalam toko, dan keduanya sama-sama diam.

Syifa sibuk meneliti apa yang ada di wajah reyhan, dan reyhan yang sedang gugup karena keceplosan mengatakan cemburu.

"Han! Gue galiat apa-apa di muka lo cuma ada jerawat dua biji."

Dalam hati reyhan membatin, "Hah dua biji? Hmmm🌚."

Reyhan mendengus, "Itu karena lo, gue kangen sama lo. Sekarang jadi jerawatan kan." protesnya, "Lo harus tanggung jawab!" lanjutnya.

"Loh ko gue? Salah gue apa!?" syifa tak terima.

"Ya lo salah lah, dateng ke hati gue tiba-tiba, mana ga pulang-pulang lagi!" jawabnya asal, raut mukanya tak lagi serius, kembali seperti semula.

"Najis, bucin lo han! Pegi lo pegi!" usir syifa.

"Dek! Jangan kaya gitu sama temen kamu, gak sopan!" Itu suara mama syifa, tiba-tiba datang dari arah belakang kedua remaja yang sedari-tadi perang mulut.

Mungkin suara syifa dan reyhan terlalu keras, hingga mengganggu mama syifa yang ada diruanganya.

Syifa menaikan satu alisnya, memandang mama dan reyhan bergantian, "Ini bukan temen syifa ma." katanya.

"Ooh bukan ya? Brarti pacar dong?" tebak mama anggun.

Syifa dan reyhan memandang satu sama lain. "Bukan! Iya!" teriak mereka bersamaan.

Mama anggun tertawa, lalu menggelengkan kepalanya. "Ya trus, itu tangan kenapa gandengan terus, kaya mau nyebrang jalan aja kalian."

Syifa yang baru sadar langsung melepaskan tanganya dari reyhan, begitu pula sebaliknya.

Setelah itu syifa pergi ke arah pintu masuk, ada pembeli yang harus ia layani. Juga untuk menutupi rasa malunya tadi.

Sedangkan reyhan, iya menggaruk kepalanya yang sebenarnya sama sekali tidak gatal lalu langsung mengampiri mama anggun, menyalimi tanganya. "Asalamualaikum tante. Saya Reyhan, calon mantu tante.. Hehe." ucapnya memperkenalkan diri.

Mama anggun tertawa renyah mendengar perkataan reyhan, "Ada-ada aja kamu nak reyhan, emangnya syifanya mau sama kamu?" tanya mama syifa dengan nada mengejek.

Reyhan langsung mengelus dadanya, mencoba bersabar, lelucon camernya membuat jiwa kebucinanya bergedor gedor tak terima. "Eheheh...ngga tau sih tan, tapi tenang aja. Besok rayhan dan keluarga mau kerumah tante bawa rombongan."

Syifa yang sedaritadi menguping pembicaraan mamanya dan reyhan dari kejauhan langsung memutus obrolan keduanya. "Mau ngapain lu ha! Dirumah gue lo cuma jadi polusi udara doang! Lagian ngapain sih lu kesini segala!?" cerocos syifa.

Mama anggun langsung menjewer telinga syifa, memandang syifa kesal, tak peduli dengan syifa yang sudah mengaduh. "Kamu ya dek! Udah dibilangin kalo ngomong di filter dulu. Bar-bar banget sih!"

"Aduh ma ih sakit telinga adek!" protes syifa. Sedangkan reyhan ia tertawa melihat interaksi kedua wanita yang insyalloh akan menjadi bagian dari keluarganya kelak.eak

"Maaf ya nak reyhan, syifa emang suka gitu. Malu-maluin." ucap mama syifa.

Reyhan menghentikan tawanya. "Iya tan gapapa, saya tetep cinta ko sama anak tante." jawabnya.

Syifa langsung memasang wajah ingin muntah, mama syifa lagi lagi tertawa. "Ngomong-ngomong yang tadi mau kerumah tante ngapain, mau nglamar syifa langsung?" tanya mama syifa penasaran.

Jeweran pada telinga syifa ia lepaskan, dan syifa sibuk menggosok telinganya yang terasa panas.

"Ngga tan, saya mau tawuran antar keluarga." ucap reyhan bercanda.

Mama syifa tertawa renyah, "Haha..oke mau kapan, syifa sekeluarga siap untuk sesi baku hantam!" keduanya tertawa.

Syifa merasa terabaikan, "Udah sana mama ke belakang lagi! Ngapain sih bercanda sama dia!" tunjuknya ke arah reyhan.

"Iya iya mama kebelakang, bilang aja ngga mau di ganggu kalo mau pacaran." goda mama syifa. "Oh iya nak reyhan tante minta bantuan temenin syifa jaga toko ya, tante juga mau pergi sebentar." lanjutnya.

Reyhan tersenyum lebar, mengangguk antusias dan memberi hormat pada mama syifa. "Ya udah makasih ya sebelumya, tante restuin ko kalo kamu jadi sama syifa." bisiknya.

Sampai sosok camernya hilang dari pandanganya, reyhan mendekat ke arah syifa yang sedang menggerutu sambil menggosok kuat telinganya yang masih memerah.

Tanganya terulur menghentikan gosokan pada telinga syifa, lalu mengusap-usapnya pelan dengan tanganya sendiri, membuat syifa kaku. "Jangan di gosok kuat-kuat fa nanti tambah merah malah perih nantinya." ucapnya lembut.

Syifa masih diam, sampi ucapan reyhan menyadarkanya. "Loh ko muka lo ikutan merah fa? Sakit ga? atau gue usap-usap juga biar merahnya berkurang?" ucap reyhan dengan raut khawatir, tanganya sudah berpindah tempat, bertengger manis di kedua sisi wajah syifa dan mengusap-usapnya.

Membuat syifa ingin meledak sekarang juga. "Mati aja lo han mati!" ucapnya sambil menggebug-gebug badan reyhan dengan buku menu yang sedaritadi ia pegang.

Tak sadar mamanya yang ingin keluar melihat drama bucin reyhan tadi dan bergumam. "Anak ku yang digodain, aku yang baper. YHAAA!"

Ya memang mama anggun diam-diam satu server dengan reyhan. Sama-sama agak miring tata letak otaknya.

.To be continued.

17 Februari 2020

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang