Perpisahan

83 8 0
                                    

🎧Playing Now : Cinta tak mungkin berhenti - Kingweswey🎧

"Ayo kembali berteman, dan lupain kalo gue pernah suka sama lo."

-Syaif aditya rasyid ar-reyhan-

Tak terasa waktu berjalan belalu begitu cepat. Hari ini adalah acara kelulusan kelas XII. Suasana haru sangat terasa di tengah lapangan SMA putra bangsa saat ini.

Masih ingat dengan pemimpin upacara yang dicampakan oleh si putri beberapa bulan yang lalu?

Laki-laki yang baru saja lulus itu, sedang berada di panggung. Ingin memberikan kesan terakhir di penghujung masa SMA- nya dengan menyanyikan sebuah lagu berjudul langit favoritku, dilengkapi dengan gitar di pangkuanya. Suaranya yang merdu seolah lagu itu dinyanyikan dari hatinya menambah suasana menjadi haru biru. Sebelum itu ia juga mengatakan bahwa lagu itu dipersembahkan untuk seluruh siswa-siswi yang akan berpisah denganya, dan pastinya terutama untuk si putri. Mungkin hubungan keduanya belum membaik.

Saking merdunya suaranya, viko yang menonton dari lantai dua mengusap sudut matanya yang berair, ia terbawa perasaan. Sampai membuat joko yang berdiri disampingnya menatap viko jijik.

"Lo ngapain nangis jok?" tanya joko sedikit jijik.

Viko menengadahkan wajahnya ke atas agar air matanya kembali masuk. Lalu melirik joko lewat ekor matanya. "Gue kek, ngerasain juga sakitnya hati dia sekarang. Lewat suaranya itu jok. Emangnya lo ngga ngerasain?" tanya viko.

"Nggak!" jawab joko cepat dengan wajah lempeng.

Viko memakluminya. Joko memang kurang peka. Setelah dirasa air matanya tidak lagi keluar,viko beralih menatap syifa yang berdiri di samping joko dan santi, seperti biasa mereka berkumpul, hanya saja beberapa bulan terakhir ini, ada sedikit perbedaan. Karena reyhan benar-benar melakukan ucapanya untuk menjauhi syifa. Jadi bila ada syifa maka tidak ada reyhan, begitupun sebaliknya.

"Syif." panggil viko.

Syifa menoleh dengan pandangan bertanya menatap viko.

"Lo ngga mau nyumbang lagu juga syif?setau gue suara lo bagus." viko memang pernah satu kali mendengar syifa bernyanyi saat mereka kerja kelompok di rumah syifa beberapa waktu yang lalu. ia baru tau bila syifa yang ia kenal titisan maung mempunyai suara yang sopan masuk kedalam telinga saat bernyanyi.

"Emang boleh?" tanya syifa menatap santi. Ia bertanya pada santi karena santi termasuk osis yang menjadi panitia acara perpisahan ini.

Santi menoleh menatap syifa, salah satu tanganya merogoh saku seragamnya hendak mengambil ponsel. "Emang beneran lo mau nyanyi? Kalo iya, ntar gue tanyain sama si ketos masih bisa nyempilin acara tambahan apa ngga." tanya santi, ia sudah sibuk mengotak-atik ponselnya.

Melihat santi sudah sibuk mengetikan sesuatu pada layar ponselnya, syifa dengan cepat menjawab. "Eh, nggak lah, nanya doang gue."

"Kenapa syif? Nyanyi aja." celetuk viko.

Joko hanya menyimak pembicaraan mereka. Matanya menelisik keadaan dibawah, melihat mantan-mantan kaka kelasnya yang tengah memakai kebaya. Ia baru sadar kaka kelasnya cantik-cantik. Selama ini kemana saja dia?

Namun fokusnya teralihakan, matanya menyipit kala melihat seseorang yang ia kenal naik ke atas panggung di bawah sana.

"Hah!" seru santi tiba-tiba. Membuat syifa, viko dan disusul joko menatapnya penuh tanya.

"Kenapa san?" tanya viko.

Santi menatap viko yang sudah berdiri menghadap padanya. "Gue abis tanya ketos tadi bisa nyempilin satu pertunjukan lagi ngga, temen kelas gue mau nampilin sesuatu." jawab santi.

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang