Ragu?

277 28 0
                                    

🎧Playing Now : How To Love - Sondia🎧

"Asstaghfirulloh, mulut kamu berdosa banget han."

- Jefrian Kahfi -

"Buset dah. Udah gue bela-belain belajar tujuh hari tujuh malem. Sampe lupa makan, lupa mandi, sampe-sampe gue lupa sama dia. Malah ngga ada saJKtupun materi yang keluar. Duh, sakit banget rasanya hati gue. Rasanya tuh, seperti anda menjadi pelampiasan!"

Sejak keluar dari ruang 7. Ruang diamana Reyhan, Joko beserta antek anteknya mengerjakan soal UTS hari pertama. Joko masih saja berdrama seolah dirinya seperti orang yang paling merasa tersakiti. Anak itu masih saja menyandarkan tubuhnya pada tembok sembari menampakan raut wajah kecewa. Beberapa kali kepalan tanganya menepuk keras dadanya sendiri. Seolah olah dirinya benar-benar sedang tersakiti.

Sedari tadi Reyhan hanya duduk tanpa ekspresi memandang kelakuan joko yang penuh dengan ketidak jelasan.

"Sakitnya tuh disini," ucap joko dengan jari yang menunjuk-nunjuk dadanya sendiri. "Di dalam hatiku!" lanjutnya.

"Lebay lu siluman tapir! Kaya ngga pernah dapet nilai jelek aja lu." semprot Reyhan.

Matanya sakit melihat drama menjijihkan joko.

Joko menolehkan kepalanya ke samping. Melihat Reyhan yang duduk agak jauh darinya. Masih dengan wajah memprihatinkan ia mengusap-usap Dadanya.

"Asstaghfirulloh, mulut kamu berdosa banget han." ujar joko.

Reyhan memutar kedua bola matanya malas. "Gajelas!"

"iya, emang gajelas. Kaya status hubungan gue sama dia. Hiks." sahut joko sembari berjalan mendekat ke arah reyhan. Lalu duduk dan menyenderkan kepalanya di bahu sebelah kiri reyhan.

Reyhan mengernyit jijik. Ia langsung menyingkirkan kepala joko dari bahunya. "Lo kenapa sih anjir! Jadi menye-menye gajelas gini."

"Lo liat aja ke arah jarum jam 6." jawab joko lesu.

Reyhan menolehkan kepalanya ke arah yang ditunjukan joko tadi. Disana ia melihat santi dan viko duduk bersama. Terlihat sangat akur. Tak seberti sebelum-sebelumya. Reyhan mengernyitkan dahi, merasa bingung.

"Eh iya, tuh dua sejoli dari kemaren nempel mulu. Ada apaan tuh?" tanya reyhan. "lo juga. Napa ngga ikutan nempelin santi?. Biasanya kan lu bertiga ribut tuh." sambung Reyhan.

"Dahlah! Gue mau mundur aja." kata joko sembari mengusap wajahnya kasar. Suasana di sekitar Reyhan mendadak suram. Sesuram wajahmu.

Xixixi.

"Lah kenapa?" tanya Reyhan.

"Nyokapnya ga suka sama gue. Karna gue ngga sederajat sama keluarganya." ungkap Joko lirih.

Reyhan menepuk-nepuk bahu joko pelan. Menyalurkan simpati. Memang diantara Reyhan joko dan viko. Hanya joko yang bukan dari keluarga yang cukup berada. Kehidupanya sederhana. Tapi Reyhan tak pernah membeda-bedakan temanya. Ia selalu menganggap viko dan joko sama.

"Nyokapnya santi ngomong gitu langsung sama lo?"

Joko menggeleng, ia merogoh saku dan menyodorkan ponselnya ke Reyhan. Setelah membuka aplikasi WhatsApp yang sudah masuk ke dalam kolom chat seseorang. Yang reyhan tebak percakapan antara Joko dan orang tua santi "Nih, lo baca aja sendiri."

Setelah membacanya reyhan bingung antara kasihan dan ingin tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah membacanya reyhan bingung antara kasihan dan ingin tertawa. Sungguh antimainstream sekali jawaban Joko.

"Nggapapa jek, ngga usah dipikirin. Masih ada temen yang selalu ada disamping lo ko. Jangan dimasukin ke hati omongan nyokapnya santi." kata Reyhan bijak.

Joko menoleh ke arah reyhan, lalu tersenyum tipis. Merasa senang dan terharu mempunyai teman yang selalu ada disampingnya. Seperti Reyhan.

Melihat joko tersenyum. Reyhan merasa was-was. "Hm... Firasat gue udah mulai burik nih." guman Reyhan.

"Han entar pulang sekolah gue mampir ke rumah lo lah."

"Mo ngapain?"

"Minta restu sama bapak lo. Buat jadiin lo pacar." canda joko.

Reyhan bergidig jijik. Ia menggeser duduknya menjauh dari joko. "Anjir lah. Jauh-jauh lo dari gue!"

Joko terbahak beberapa saat. Lantas mendekatkan duduknya mendekat ke arah reyhan yang seudah mulai membaca buku. Mungkin menghafal rumus-rumus yang mungkin akan keluar pada mapel matematika yang akan dikerjakan setelah istirahat nanti.

Joko tak bisa diam. Ia terus menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri. Membuat Reyhan tak kuasa menahan rasa ingin menabok kepala bapak kau.

Reyhan menutup bukunya kasar. Menggulungnya, lalu menghantamkanya ke kepala bagian belakang joko, dengan penuh kasih sayang.

Bugh!

"Adaw!" pekik joko.

"Lo bisa diem ngga sih ha?! Kalo ngga bisa diem, belajar ke. Biar hidup lo ada faedahnya." sungut Reyhan.

Joko meringis sembari mengusap kepalanya. Pukulan reyhan Subahanalloh banget sakitnya.

"Gue lagi nyari pujaan hari lo itu si syifa. Ko ngga keliatan ya?"

"Di perpustakaan." jawab Reyhan singkat sembari membuka kembali buku yang sempat ia gulung tadi.

Joko mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lo ngga ikutan ke perpus? Biasanya setiap ada kesempatan lo ngebucin " tanya joko.

"Lagi mager."

Joko menaikan satu alisnya. "Tumben banget, lo bosen ngebucin in syifa."

Reyhan menutup bukunya kasar. Lalu memiringkan tubuhnya, menjadi sepenuhnya mengadap joko. "Jadi gini ya jek,"

"Lo mah mending, lah gua!"

"Gue slepet nih pala lo kalo mau adu nasib!" ancam reyhan emosi.

Joko tekikik. "Ampun, bang jago. Silahkan dilanjut ceritanya, aing dengerin."

"Jadi gini. Sumpah gue bingung sama Syifa jek. Kadang dia cuek banget seakan nyuruh mundur. Kadang juga asik banget, seolah-olah nyuruh maju lagi. Jadi gue bingung, maunya Syifa tuh sebenernya apa?" tanya Reyhan.

"Gini ya han. Menurut analisis gue, si pria
Tampan, imut dan menggemaskan yang mukanya sebelas dua belas sama Jungkook BTS. Lo ngga perlu tuh bingung-bingung mikirin maunya syifa apaan. Yang perlu di pikirin itu maunya lo." jelas joko.

"Ko gue?"

"Iya. Gini, lo itu cowo han. Kodratnya cowo itu ngejar. Nah! Pas banget tuh sama lo yang udah ngejar Syifa dari dulu. Trus sekarang pas syifa udah sedikit berubah. Dari yang tadinya dingin banget kayak es batu. Sekarang udah kaya tahu bulat yang digoreng dadakan, anget-anget gimana gitu. Lo tau ngga yang buat dia kaya gitu siapa? Dan sekarang setelah dia udah mulai asik. Udah sedikit demi sedikit adaptasi masuk ke hidup lo. Elonya malah ragu. Jadi mau lo tuh apa?"

"Ngga tau gue bingung."

"Lo bingungnya dimana sih? Yang buat lo ragu apa? Nyokapnya? Bokapnya? Kakanya? Neneknya? Kakeknya?Tetangganya?"

Reyhan menggeleng.

"Ya terus apaan? Yakali Kelvin." ucap joko mulai frustasi.

Reyhan diam tak bergeming. Ia tak menggeleng ataupun mengangguk. Joko yang melihat respon Reyhan hanya diam saat dia menyebut kelvin langsung saja menyemburkan tawanya.

Reyhan mengernyitkan dahinya bingung.

"Lo ngga tau?"

"Apa yang gue ngga tau?"

Joko merangkul bahu Reyhan. "Kelvin mantan syifa. Dan asal lo tau. Syifa, ngga bakalan mau buat yang namanya balikan. Jadi, apa yang perlu lo takutin." bisiknya.

Mendengar itu, Senyum tipis dibibir Reyhan terbentuk.

•To be continued•

19 November 2020

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang