Di tempat Photocopy

311 32 0
                                    

🎧Playing Now : Anne Marie-2002🎧


"Saya bakal lebih sering berdo'a sama usaha biar bisa lebih cepet masang janur kuning melengkung di depan rumah."

-Reyhan Aditya Rasyid Arreyhan-

"Hujan oh Hujan. Kenapa engkau turun. Mace—"

JEDERRR!!

"E... Ayam! Ayam!" refleknya sedikit terlonjak. Reyhan memundurkan kakinya dua langkah ke belakang. Menghindari tetesan air hujan yang jatuh dari atas genteng atap tempat Photocoppy saat ini.

Hujan turun beberapa menit yang lalu dan cuaca semakin dingin di ikuti dengan keadaan lalulintas yang mendadak sepi.

"Yaelah, baru juga nyanyi. Langsung ngamuk." lanjut Reyhan menggerutu sendiri. Ia mendongak menatap tetesan air hujan yang terlihat semakin deras.

"Mas?"

"Eh... Iya pak." Reyhan berbalik mengahampiri bapak penjaga toko yang memanggilnya tadi. Berdiri di depan pintu menenteng setumpuk kertas. Reyhan merogoh sakunya. "Jadi semuanya berapa pak?"

"Semuanya lima puluh ribu mas."

Reyhan mengangguk. Memberikan selembar uang berwarna biru ke tangan sang bapak. Ada rasa aneh saat memberikanya.

Bapak itu tersenyum sesaat. "Makasih mas. Kalo boleh saya kasih saran. Masnya jangan pulang dulu. Diluar hujanya deres banget. Duduk dulu disini, sambil nunggu hujanya reda. Atau mau bapak bikinin teh anget di belakang? Dingin dingin gini enaknya minum yang anget-anget mas." tawar Bapak photocopy.

"Ngga perlu repot-repot pak. Saya boleh duduk disini aja udah cukup." Tolak reyhan sembari tersenyum sopan. Lalu mendudukan badanya di salah satu bangku yang sudah disediakan.

Bapak itu mengangguk ikut duduk di sebelah Reyhan. "Ini masnya dari SMA depan kan? Tumbenan photocopy disini. Kenapa ga di koprasi sekolahan?" tanya Bapak itu.

"Di koprasi, mesin printernya lagi trouble pak. Jadi saya kesini."

"Ooo...ini masnya pasti Sekertaris kelas ya? Anak saya juga sekertaris kelas. Sering disuruh photocopy in kisi-kisi sama gurunya, mana banyak banget. Kaya masnya ini. Tapi tumben banget saya liat ini ada sekertaris laki-laki. Kebanyakan kan perempuan ya? Pasti masnya anak rajin nih bisa jadi sekertaris ngalahin anak perempuan." ceritanya panjang lebar. "Eh! Maaf ini malah bapak jadi kebanyakan omong." sambungnya.

"Gapapa pak. Saya seneng malah di ajak ngobrol sama bapak." jawab Reyhan sopan.

"Hati-hati mas. jangan suka sama saya. Bapak sudah punya istri sama anak. Saya ngga mau mengecewakan mereka."

Ha? Gimana? Bukan gitu konsepnya woy! Bapak siapa nih ha!? Drama bener buset. Batin Reyhan.

"Tenang saja pak, saya masih normal. Lagipula hati saya sudah di isi oleh seseorang yang dengan tidak sopanya masuk ke dalam hati saya tanpa permisi." jawab Reyhan meladeni candaan bapak-bapak photocopy.

Bapak itu tertawa renyah. "Ngomong ngomong masnya namanya siapa? Kalo bapak boleh tau."

"Reyhan aditya rasyid arreyhan pak. Tapi kalo susah diingat, boleh juga di panggil Sayang." Canda reyhan.

Bapak itu lagi lagi tertawa. "Dasar anak jaman sekarang. Pasti pacar mas Reyhan klepek-klepek nih dikasih gombalan maut setiap hari." tebaknya.

Reyhan menggaruk rambut kepala bagian belakangnya. "Saya belum punya pacar pak. Dari dulu ngejar satu aja susahnya minta ampun. Ngga mempan dia sama gombalan maut saya pak. Sampe bingung sayatuh."

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang