Selpi

427 40 0
                                    

🎧Playing Now : GOTCHA!🎧

"Syifa kan masa depan gue ฅ'ω'ฅ."

-Syaif Aditya Rasyid Arreyhan-


Pagi ini syifa berangkat pagi dan hari ini jadwal piketnya membersihkan kelas. Ia berniat menyelesaikanya sebelum banyak anak-anak datang.

Tapi...

"Syif selfi yok selfi!" ajak santi tiba-tiba, dengan antusias. Salah satu tanganya menarik lengan syifa yang hendak masuk kelas sedangkan satunya lagi, memegang ponsel dan menjulurkanya tinggi-tinggi. Membuat empunya terkejoed-kejoed.

Apa-apaan ini? kenapa sudah ada makhluk halus di pagi yang indah ini?

"Ebuset! masih pagi juga, narsis amat lu jubaedah!" ucap syifa sembari mencoba melepas pegangan tangan santi pada lenganya.

"Diem lu ah, mumpung cahayanya bagus neh, mendadak glowing nih muka, lumayan muka kentang gue tersamarkan. Cepetan berpose lu ler!" ajak santi antusias.

"Berpose pala lo kotak! Gue mau piket luq!"

"Luq apaan?" santi bingung.

"Buluq!"

"Kampret lo!" santi kesal, syifa tertawa. Lalu matanya menelusuri kelas, "Ini cuma gue sama lo yang baru berangkat san?" tanyanya sembari meletakan tas ke tempat duduk miliknya.

"Tau!" jawab santi terdengar ketus.

Syifa meringis, ia baru ingat santi sedang pms, pantas saja anak itu mudah marah. "Dih ngambek." goda syifa.

"Brisik!" jawab santi terkesan marah, lalu ia berjalan menjauh ke samping jendela entah mencari cahaya yang pas atau hendak menjauh dari Syifa.

Syifa buru-buru menghampiri santi, tak mau membuat anak itu kehilangan mood nya di pagi hari, "Yaudah yok selfi yok!" tanganya terangkat merangkul bahu santi.

Raut muka santi yang semula suram kembali cerah. Ia langsung mengangkat ponselnya kembali berpose tersenyum dengan dua jari membentuk V begitu pula syifa.

"Lagi selpi-selpi yak? Ikutaan dongg!" suara melengking seorang laki-laki tiba-tiba mucul dari arah pintu kelas, menghentikan kegitan kedua gadis itu.

Keduanya menoleh bersamaan, sudah dipastikan itu suara viko dan juga reyhan mengikuti dibelakangnya. Saat mata reyhan bertemu dengan milik syifa, ia langsung menyunggingkan senyum yang bisa membuat lalat mati seketika jika melihatnya. Tentu saja syifa langsung mengalihkan pandanganya, bisa-bisa ia mati berbusa jika melihatnya terlalu lama.

Viko menarik tangan reyhan, mendekati dua gadis itu. "Sini gue yang di depan." ucap viko sembari menyodorkan tanganya di hadapan santi.

Santi memberikan ponselnya ke tangan viko. "Ambil posisi han." seru viko.

Reyhan mengangguk, tentu saja ia segera berdiri di sisi syifa.

"Oke 1...2....3!" suara viko memberi aba-aba.

Cekrek!

"Liat ko liat!" ucap santi antusias tak sabar ingin melihat hasil jepretan viko tadi, viko menyodorkan ponselnya ke tangan santi. Santi langsung memperlihatkan layar ponselnya ke syifa. "ih bagus syif, gue post ah. Eh! tapi reyhan ga liat ke depan sih? Ulang deh ulang!"

"Ngga! Lo bertiga aja yang selfi-selfi. Gue mau piket dulu." dengan cepat syifa menolak, pasalnya di dalam foto itu reyhan tersenyum konyol dan menolehkan kepalanya menghadap syifa, bukanya menghadap ke kamera, itu membuatnya sedikit gugup.

"Yaudah deh." ucap santi lesu, mencebikan bibirnya kesal, memasukan ponselnya ke saku rok sekolahnya. Lalu pergi ke arah tempat duduknya.

Melihat ekspresi santi, viko langsung menepuk keras punggung reyhan. "Lo sih han! Ga liat depan, jadi jelek kan fotonya. Padahal gue sama bebeb santi bagus." protesnya.

Reyhan menaikan satu alisnya, "Lah gue juga liat depan ko!" seru reyhan membela dirinya.

Viko memutar kedua bolanya malas, apakah reyhan sudah tak tau mana arah depan dan samping? jelas-jelas di dalam foto itu reyhan menolehkan kepalanya ke samping, tepat ke arah syifa. "Depan apaan?! Lo malah liatin syifa kok?"

"Lah bener kan? Syifa kan masa depan gue... Eakk!" ucapnya santai, lalu melihat syifa yang sedang mengapus bekas sepidol di papan tulis "Iya kan fa?" lanjutnya bertanya pada syifa, sambil menaik turunkan alisnya menggoda.

Syifa yang mendengar namanya sebut menolehkan kepalanya, lalu bergidik jijik.

Viko yang melihat adegan barusan langsung tertawa puas. "Bagus syif bagus, gue suka gaya lo!" ucap viko berada di pihak syifa.

Syifa membalikan badan, mengacungkan ibu jarinya ke arah viko. Lalu memasang wajah aneh dengan senyum konyol masih dengan mengacungkan jempolnya. Membuat viko tertawa terbahaq-bahaq melihatnya, bahkan santi yang sedaritadi hanya diam memperhatiakan terlihat sedang tertawa tanpa suara melihat ekspresi teman sebangkunya itu.

Reyhan tak melihatnya, ia sedang berjalan ke arah tempat duduknya saat syifa memasang wajah konyolnya. Jarang-jarang kan syifa bisa ngereceh.

"Aduh anjir han, baru tau gue syifa bisa lucu gitu, anjir ga kuat gue liatnya!" ucap viko menghampiri reyhan, sembari memegang perutnya mencoba meredakan tawanya.

"Baru sadar lo? Awas ae kalo lo ambil, punya gue itu!" aku reyhan.

"idih ngarep ae lo daqi tapir!"

"lah elo daki onta!" balas reyhan tak terima disebut daki tapir, melihat wujud tapirnya saja belum pernah.

"Brisik lo kutil!"

"Lo juga brisik koreng!"

Woy ini ngapa jadi nyebutin penyakit njer :')

Keduanya masih terus balas-berbalas saling mengejek satu sama lain, anak-anak kelas ipa2 yang sedaritadi sudah berangkat tampak biasa mendengar keributan Ketua kelasnya, entah itu dengan santi, viko, joko, syifa dan anak-anak lainya. Bel bertanda masuk juga sudah berbunyi tapi tak membuat aksi saling mengejek kedua makhluk itu berhenti. Sampai satu suara menghentikan mereka berdua.

"SYIFA SAYA KEMBALI!"

.To be continued.

15 April 2020

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang