Kata Dibalik Hujan

552 48 1
                                    

🎧Playing Now : With YOU-OST HE IS PSYCHOMETRIC🎧


Hujanya ga mau terus terang kaya lo, basa basi mulu!

-Syifa ayu ananda putri-

"Jadi?" syifa bertanya setelah seselai memakaikan plaster ke tangan reyhan, akibat terkena cakarannya yang berakhir dengan luka-luka yang membekas di hati. eaaks...

Reyhan yang masih menunduk menahan ringisan akibat cakaran dan pukulan dari syifa yang seperti kerbau mengamuk, lalu menoleh ke samping, "Jadi apa?" tanyanya balik.

"Jadi lo tau toko mama gue darimana? Atau dari siapa?" tanyanya.

"Santi, emangnya kenapa?" tanyanya.

"Ko dikasih tau? Biasanya santi ga bakal ngasih tau apa-apa tentang kehidupan pribadi gue ke sembarang orang, apalagi itu elo. Lo bilang apa sama santi?"

"San! Minta alamat tokonya mamanya syifa dong, minggu ini gue pengin ketemu syifa sama camer soalnya," jelasnya santai, "Udah cuma gitu, trus dikasih sama santi alamat ini." lanjutnya lagi.

Syifa menganga mendengar penjelasan singkat reyhan tadi, dan apa katanya ingin bertemu camer? Camer gundulmui!. batinya mencemooh.

"Lo emang begini ya fa." ucap reyhan.

Syifa mengrenyit bingung, dengan pembicaraan reyhan membelok jauh entah kemana, "Begini gimana maksud lo?"

"Lo itu bar-bar banget sampe-sampe tangan gue lecet karna amukan lo, tapi gue sayang." ucapnya pelan tanganya mengelus plaster yang tadi di pasangkan syifa.

Syifa memutar bola matanya malas, "Hadeh kumat lagi nih, lo mau gue garuk lagi ha? Udah de tujuan lo kesini tu apa sebenernya han?"

"Lo lupa besok kan kita ada tugas kelompok presentasi, emang kita ngga mau ngejain?"

"Ga perlu. Udah selese gue kerjain, udah gue simpen file nya di flashdisk. Tinggal presentasinya aja besok." jelas syifa, "Udah itu aja kan? Pulang aja lu sana!" usirnya sarkas.

"Gue kan disuruh nemenin lo tadi sama mama."

Syifa langsung menoyor kepala reyhan, "Mama! Mama! Mimpi aja lo!" syifa ngegas, reyhan cuma cengar-cengir kaya orang cacingan.

"Udahlah gue mau ke belakang udah mulai rame banget pelanggan, lo mau beneran bantuin apa mau disini aja?" tanyanya.

"Bantuin-Bantuin!" jawabnya semangat.

Syifa mengangguk, "Yaudah ayo ikut ke dapur belakang!" ajaknya.

Reyhan mengekori syifa sampai kedapur, sebenernya sih masih banyak karyawan mamanya syifa. Tapi kalo hari minggu gini toko 2x lebih rame dari biasanya, makanya tenaga syifa juga kadang di butuhin.

Syifa menepuk pelan bahu karyawan mamanya yang sepertinya sedikit kewalahan, "Mbak kedepan aja, lagi rame banget, biar disini saya sama temen saya yang nanganin." ucap syifa.

Mbaknya mengangguk. "Makasih ya mba syifa." tuturnya.

Syifa membalas dengan anggukan dan tersenyum. Reyhan yang sedaritadi memperhatikanya juga ikut tersenyum.

"Gue bantuin apa fa?" tanya reyhan akhirnya.

"Lo masukin terigu ke mangkok gede itu trus masukin air, di kira-kirain maksukin airnya." jelas syifa.

"Oh okee."

Keduanya sibuk dengan bahan-bahanya masing-masing sampai..

"ADUH HAN RAMBUT LO MASUK KE ADONAN!"

"INI SUSAH FA IH TURUN-TURUN TERUS!"

"MAKANYA PUNYA RAMBUT JANGAN KAYA CEWE PANJANG BANGET NAJIS!"

"STYLE INI STYLE FA!"

iya-iya terus sono bentak bentakan sampe tokonya roboh.

"ADUH SYIFA REYHAN JANGAN TERIAK-TERIAK DIDEPAN MASIH RAME! DITINGGAL SEBENTAR AJA UDAH RIBUT LAGI! KELUAR AJA SANA!" usir mama syifa, udah pulang dia. Karyawan lainya yang pada denger cuma geleng-geleng ketawa soalnya udah biasa kalo anak majikanya kesini pasti ujung-ujugnya ada ribut-ribut di dapur. Jadi pada memaklumi.

Sekarang reyahan sama syifa udah ada di depan toko duduk di bangku panjang yang udah di sediain buat pelanggan yang mau nunggu di luar ataupun foto-foto, karna bangkunya ga cuma satu.

"Lo sih ribut mulu!" protes reyhan.

"Loh ko jadi nyalahin gue? Ya lo lah ngapain juga rambutnya panjang banget, ga di iket lagi, ya mau masuk ke adonan lah!" emosi syifa.

"Yaudah sih tinggal lo iketin sekarang!"

"Dih! Ngapain juga, sekarang aja udah ngga di dapur."

"Ya kan tadi gue udah bantuin walaupun ngga seberapa sekarang giliran lo bantuin iketin rambut gue, risih juga lepek gini." terang reyhan.

"Dih! Pamrih, yaudah sini lo duduk di bawah!"

"Di bawah basah kali fa, lagi ujan ih, celana gue basah nanti!"

"Banyak alesan lo jadi cowo! Ga mau ya udah!" sebel syifa lama-lama.

"Iya iya." pasrah reyhan.

............................................

"Udah" ucap syifa setelah beberapa menit mengikat rambut reyhan.

"Fotoin fa!" pinta reyhan.

Syifa mengambil ponselnya, membuka aplikasi kamera dan mengarahkanya ke atas kepala reyhan.

Cekrek!

"Nih!" ucapnya sambil menyodorkan hasil jepretanya ke depan wajah reyhan.

"

"Lucuk!" komentar reyhan setelah melihat hasil tangan syifa di keplanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lucuk!" komentar reyhan setelah melihat hasil tangan syifa di keplanya.

"Gue? Oh makasih!" sambar syifa. Reyhan tertawa.

"Lo kapan pulangnya sih han! Sana ih pulang!" usir syifa yang entah sudah keberapa kalinya.

"Nanti nunggu ujanya terang." jawab reyhan santai. Kembali duduk di kursi panjang tapi agak jauh dari tempat syifa duduk.

Syifa memndang jalan raya di depanya, "Hujanya ga mau terus terang kaya lo, basa basi mulu." gumam syifa pelan tapi masih bisa didengar jelas oleh telinga reyhan.

Reyhan tersenyum tipis disana, "Lo juga ga sadar kan syif, gue udah ganti nama panggilan lo jadi fa dari kemaren, beda dari yang lainya. Itu langkah awal gue." gumamnya.

.To be continued.

23 februari 2020

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang