🎧Playing Now : The chainsmokers-Closer🎧
"Hari gini ga bisa masak mie? Idih, malu lah sama kucing tetangga."
-Syifa Ayu Ananda Putri-
"Fa, l-lo harus jadi pacar gue!" ucap reyhan sedikit gugup dengan nada bicara tegas.
Syifa yang tak tau atas kedatangan tiba-tiba reyhan yang sekarang berdiri di depanya, langsung tersedak batagor yang baru saja ingin ia telan. "L-lo? Bilang apa barusan?" jawab syifa terbata, jangan lupakan sudut matanya yang sedikit berair.
Woy! Ayolah, batagor yang ia telan masih bulat dan menyangkut di tenggorokanya, ini menyakitkan.
"Lo mesti, kudu dan wajib pacaran sama gue!" kali ini ia berkata dengan ketegasan penuh.
"Ha!"
"Gue mau lo jadi pacar gue!" tegas reyhan sekali lagi.
"Haa!"
"JADI PACAR GUE!" teriak reyhan. Suasana kantin yang tadinya bising menjadi senyap. Semua mata tertuju ke arah reyhan dan syifa.
Reyhan kesal dengan jawaban syifa yang selalu sama, ditambah lagi syifa yang sama sekali tak melihat ke arahnya. Ia malah sibuk memukul-mukul dadanya. Ia reflek berteriak.
Mukanya memerah entah karena malu atau karena kesal, reyhan berjalan cepat keluar dari area kantin diikuti viko dan joko yang berlari menyusulnya.
Meninggalkan santi yang melongo dan syifa yang terbatuk-batuk di mejanya.
•••
Syifa memasuki kamar bernuansa baby pink, ia melempar tas sekolahnya ke sembarang arah kemudian berbaring telungkup menenggelamkan wajahnya di tengah-tengah bantal, beberapa menit ia mengubah posisinya menjadi telentang. Bergerak kesana kemari membuat ranjang yang awalnya rapih menjadi tak terbentuk.
Mengingat kejadian dimana saat reyhan menembaknya dengan tiba-tiba, saat di kantin tadi, membuatnya. Ah~ sulit dijelaskan.
Ia memang mendengar pembicaraan joko dan reyhan tadi di kantin. Tapi syifa tak menyangka detik itu juga reyhan langsung menembaknya, syifa pikir obrolan mereka hanya main-main.
"Gila kali ya si reyhan." gumamya sendiri, matanya menatap langit langit kamar. Tanpa sadar Ia tersenyum samar, tapi kemudian senyumnya memudar. Tergantikan dengan kerutan-kerutan di dahinya, syifa menggelengkan kepalanya dengan cepat mencoba mengusir ingatan yang selalu mengganggunya.
Hayolo ingatan apa hayooo? Ó( ° △ °|||)
Tak mau ambil pusing ia beranjak dari kasurnya, berjalan menuju kamar mandi membasuh wajahnya dengan air.
"Dee turun, bantuin abang!" teriakan dari kakanya membuat syifa dengan cepat menuju ke bawah. Setelah sebelumnya mengelap wajahnya dengan handuk yang sudah di sediakan.
Ia berjalan menuju ruang tamu. Kosong, tak ada satupun orang. "Bang, lo dimana?!" teriak syifa.
"Sini! Gue di dapur."
Mendengar teriakan kakanya syifa langsung saja menuju dapur, terlihat lah seonggok bayi anak konda. "Minta bantuin apa nih bang?" tanya syifa setelah berada di samping vano. Kakak syifa.
Yang ditanya langsung nyengir kuda. "Anu, bantuin abang masak indomie, abang kaga tau caranye. Hehehe..."
Syifa auto nyebut.
"Lo kan ngekos tuh bang. Biasanya kan anak kos irit banget, nah mereka jadi sering makan mie. Ya lo semenjak ngekos makan apa bang? Beli terus gitu? Emang lo punya duit?"
"Sembarangan! Duit gue banyak ye. Ga kaya lo." jawab vano sengit. Sambil membuka bungkus kemasan indomie, yang bisa dilihat dari kamasanya rasa soto. Bukan rasa ingin memiliki dia yang belum peka-peka. Huhuhu, Pucek!
"Yee! Songong lu bang. Ga gue bantuin baru tau rasa. Masa hari gini anak kuliahan kaga bisa masak mie. Malu bang sama kucing tetangga." ucap syifa ngalor ngidul.
Vano melirik syifa malas, sudah lama ia ingin membawa adik satu-satunya ini untuk di ruqiah. "Sarap lo! Udah-udah ceptetan bantuin abang cara-caranya. Ga usah banyak omong."
"Dasar. Udah minta bantuan, maksa lagi." syifa mencibir. "Yaudah itu, masukin air ke panci. Jangan banyak-banyak! Abis itu tunggu sampe mendidih." lanjutnya. Ia bersiap duduk di kursi samping rak-rak piring di dapurnya.
Setelah beberapa menit vano bersuara, bersamaan dengan suara air mendidih di atas kompor. "Nih-nih udah mendidih, trus di apain."
"Oh, udah. Tinggal cipratin aja tu air ke muka lo bang. Kesel gue lama-lama dah." gerutu syifa, merasa gemas dengan abangnya yang kelewat polos nyerempet goblo. Setelah itu tanganya terjulur, mengambil salah satu mangkok yang berjejer di rak piring disampingnya.
"Nih-nih masukin bumbunya dulu ke sini. Baru masukin mienya ke dalem panci, abis itu diemin." kata syifa sambil menyodorkan mangkok ke hadapan vano. Yang langsung saja di terima vano dengan cepat dan langsung saja mengerjakan perkataan syifa barusan dengan antusias.
"Udah nih, ini mie nya di diemin sampe kapan de?"
"Ya diemin aja udah. Nanti kalo kangen juga ngechat sendiri." jawab syifa santai.
"Anjir! dikata lagi nungguin chat dari doi apa? Yang bener lo. Abang lagi serius ini!" ucap vano emosi.
Syifa cuma nyengir. "Yaudah tuh kayaknya udang mateng, angkat bang masukin ke dalem mangkok."
"Oke." jawab vano singkat.
"Yoi. Btw bang jangan lupa tu matiin." ucap syifa menunjuk kompor yang masih menyala dengan dagunya.
"Apanya yang di matiin?" tanya vano bingung. Pasalnya saat syifa menunjuk kompor dengan dagunya, vano masih berkutat dengan panci dan mangkoknya.
"Mantan lu tu matiin! Ya kampornya lah." syifa emosi. Vano cuma bisa mengelus dadanya.
"Sadis amat lu de." syifa terkekeh mendengar jawaban kakaknya. "Eh btw, bahas soal mantan. Gimana kabar mantan lo de?"
Kekehan syifa berhenti. Raut wajahnya berubah. Kerutan-kerutan di dahinya perlahan muncul. Merasa tak ada sahutan dari adiknya. Fano mengalihkan pandanganya yang semula berfokus ke mie nya ke arah syifa. Sadar akan raut wajah syifa yang berubah vano langsung memukul mulutnya sendiri dengan tanganya. Ia lupa, topik tentang MANTAN sangat sensitif bagi adiknya. ia telah membuat kesalahan.
Buru buru ia mendekat ke tempat dimana syifa berdiri. "Anu de bu-" ucapan vano terpotong.
"Bang syifa mau ke atas dulu." ucap syifa. Ia langsung berjalan cepat menaiki tangga menuju kamarnya.
Vano mengacak rambutnya gusar, sudah dipastikan syifa akan marah padanya. "Anjir! ko gue bisa lupa sih?! Gara gara mantan nih ah." gerutu vano merasa bersalah pada adiknya.
.To be continued.15 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Paketu BUCIN! (END)
Teen FictionNamanya Reyhan ketua kelas paling menyebalkan bagi syifa gadis bar-bar bekacamata yang membuat reyhan langsung terlopelope, pasalnya bukanya mengurus kelas dengan benar, Reyhan malah selalu Jadi BUCHINNYA SYIFA SETIAP SAAT, SEPERTI REXONA! SETIA SE...