oppa

379 38 2
                                    

🎧Playing Now : Jeremy Zucker-comethru🎧

"Pertengkaran akan selalu manis jika diakhiri dengan kalimat "Udah ya jangan gini lagi, Aku minta maaf ... Aku sayang kamu"

-Syaif Aditya Rasyid Arreyhan-

"Widih! Ada oppa oppa koreah nyasar lur." seru joko saat melihat Reyhan masuk kelas. Karna suaranya yang sedikit keras, semua pasang mata yang tadinya sibuk dengan urusanya sendiri beralih memperhatikan orang yang masih berdiri di depan pintu kelas. Sekedar informasi, kelas sudah sangat ramai, hanya kurang 2 atau 3 orang yang belum berangkat.

"Mabok lu han? Ngapain nih tiba-tiba lo ganti gaya rambut?" celetuk iwan.

Reyhan berjalan ke arah tempat duduknya. Mendengar suara iwan, ia teringat kejadian kemarin sore yang membuat ia harus menutup benjolan besar di dahinya dengan rambut seperti sekarang.

"Gara-gara lo!" jawabnya emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gara-gara lo!" jawabnya emosi.

"Lho? Ko gue?" tanya iwan bingung kenapa tiba-tiba dirinya yang disalahkan.

"Dahlah males gue ngomong sama lu! Budu umut dah!" ucapnya lalu pergi ke bangkunya sendiri.

Iwan? Iya sedang bingung apa yang terjadi sebenarnya. Apa salahnya?

Tentu saja joko dan viko langsung mendekat ke arah reyhan yang tumben sekali berganti gaya rambut, apalagi di tambah ia yang baru pertama kali berangkat sangat siang. Selama ia menjadi ketua kelas anak itu selalu berangkat pagi-pagi sekali, entah apa yang ia lakukan.

"Ada angin apa nih han lu ganti gaya rambut? Mana tumben banget lagi berangkatnya siangan, kenapa sih?" tanya viko penasaran.

"Angin topan! Sana balik deh ke bangku lu, jangan nanya-nanya kaya wartawan. Gue lagi pusing." jawabnya sesekali memegang dahinya yang tertutup poni barunya. Rasanya berdenyut-denyut ketika ia sendiri sedang berbicara.

"Dih! Kenapa sih lu? Tumbenan banget pagi-pagi marah marah. Biasanya kan lu ngebucin. Sama yang onoh, noh!" kata viko sembari menunjuk Syifa yang berada tepat di depan Reyhan. Yang sedaritadi sedang menelungkupkan kepalanya di lipatan tanganya di atas meja.

"Orang lagi tidur di gangguin. Udah sana balik lu ke tempat asal. Bentar lagi Pak Gandi dateng." usirnya.

Viko merengut. "Iye iye! Galak amat sih lu." ucap Viko sembari berjalan mundur ke tempat duduknya, "Jek! Reyhan tuh pawangin. Pms tuh bocah." Reyhan langsung melirik viko sinis.

Joko mengerdikan bahu. "Apaan, orang pawangnya ada di depanya. Ngapain gue yang mawangin? Kalo mau lo aja sono!" ucap joko ikut galak. Reyhan langsung mengacungkan jempol di depan muka Joko. Viko hanya bisa mendengus kesal. Dasar! Dua duanya sama aja! Batinya tak terima.

"Btw Han, guen nanya baik-baik nih, lo jangan ngegas. Lo ganti gaya rambut karena frustasi ya, gara gara kemaren malu pas nembak Syifa tapi di tolak? Kalo gasalah ya, orang-orang ganti gaya rambut karena putus. Lah elo jadian aja belum udah ganti gaya rambut. Gue jadi pengin ngukuk." tanya joko sedikit berbisik.

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang