Selamat!

284 37 5
                                    

🎧Playing Now : Future - Red Velvet🎧

"Selamat! Sekarang lo resmi jadi pacar gue. Syifa Ayu Ananda Putri."

-Syifa Ayu Ananda Putri-


Panas terik matahari di hari senin, menjadi penyebab tergeletaknya puluhan bangkai hidup di kelas 11 IPA 2 saat ini.

Mereka baru saja menyelesaikan Upacara seberti biasanya. Beruntung sedari tadi belum ada guru yang masuk. Mereka masih bisa bersantai tergeletak di lantai kelas hanya untuk sekedar mendinginkan badan sembari berkipas dengan topi abu-abu khas anak SMA-nya.

"Vik, nilai ulangan lo kemaren berapa?" Reyhan bertanya sembari menggeser tubuhnya mendekati joko yang sedang memegang kipas portabel yang ia duga hasil pinjaman. "Geser sini dikit jek kipasnya." ucapnya memerintah.

Joko diam. Tak urung dia menggeser sedikit kipasnya ke arah Reyhan, memberikan udara sejuk yang sedaritadi ia rasakan seorang diri.

Viko yang sedang tengkurab sembari menempelkan salah satu pipinya ke ubin kelas yang dingin macam sikapnya doi. Menoleh malas. "Rendah deh pokoknya."

Reyhan memutar kedua bola matanya malas. "Gue nanya nilai. Bukan harga diri lo!"

Viko mendelik. "Mulut lo han, bau neraka jahanam."

Tertawa pelan, Reyhan bangkit dan duduk bersila menghadap Viko. "Ya elo lagian. Ditanya berapa, malah jawabnya rendah. Yang jelas makanya."

Viko mendengus kasar. Mencoba menahan rasa ingin menarik usus-usus Reyhan. "Ya mana gue tau nilai ulangan gue ferguso. Orang ulangan aja baru kelar kemaren. Hadeh, Gue pukul nih!"

"Ga asik lo Vik, mainya pukul-pukulan. Udah yuk semua, tinggalin Viko." hasutnya sembari bergerak berdiri, berjalan meninggalkan Viko dan lainya.

"Sini lo han, balik! Mau gue tebas pala lo. Kesel pangeran lama-lama."

Reyhan tertawa senang berhasil membuat viko emosi. Karena menurutnya wajah viko berubah menjadi siluman babi ketika sedang emosi.

Sementara Joko tak memperdulikan cek-cok antara keduanya. Melihat joko hanya diam, Viko memggeser tubuhnya lebih dekat ke arah joko.

"Ngapain lo deket-deket gue? Jauh-jauh sana!" usir joko sembari melirik Viko sinis. Dalam lirikan matanya tadi, seperti ada suatu dendam kesumat didalamnya.

"Ya elah jek, tadi aja Reyhan mepet-mepet lo, lo anteng aja tuh. Geseran dikit dong kipasnya. Panas banget nih."

"Gak!"

"Jahat banget lo sama gue."

"Brisik! Jauh-jauh sana lo dari gue. Badan lo bau busuk!"

"Kampret!" emosi Viko. Akhir-akhir ini memang mulut joko menjadi pedas.

Viko bangkit dari rebahanya. Berdecak malas melihat Reyhan sudah melayangkan gombalan dan rayuanya pada Syifa. Viko memilih berpindah tempat sedikit jauh dari Joko, berbaring disamping iwan dengan bantalan tasnya.

Baru saja Viko hendak menutup matanya, pergerakan iwan yang tiba-tiba terduduk, membuat viko mengurungkan niatnya.

"Bau busuk apaan nih?"

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Ngapain sih lo liatin gue mulu?" Tanya Syifa.

Sejak kedatangan Reyhan yang tiba-tiba duduk di bangku santi beberapa menit yang lalu, Reyhan terus saja menatapnya intens.

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang