Break

118 15 2
                                    

🎧Playing Now : Rumit - Langit Sore🎧


"Syifa bukanya minta break, tapi lagi nunda perpisahan."

-jefrian kahfi-

"Oke, cukup sekian informasi dari bapak. Jika masih ada yang belum jelas. Bisa kalian tanyakan pada kakak-kakak osis yang ada disini. Dan jangan lupa belajar, Ulangan Akhir Semester sudah di depan mata. Bapak akhiri, wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh."

"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh." jawab semuanya serempak. Lalu satu persatu siswa-siswi  meninggalkan aula.

Sebenarnya beberapa saat lalu guru olahraganya memanggil perwakilan 2 orang setiap kelas untuk mendengarkan informasi tentang classmeeting  yang akan diadakan 1 minggu lagi. Sebagai ketua kelas, reyhan tentu saja ikut mendengarkan. Tentu saja bersama syifa.

Sepertinya status viko yang berpangkat menjadi wakil ketua kelas tidak ada harga dirinya bagi ketua kelas bucin macam reyhan.

Aula sudah sepi. Hanya tinggal beberapa anggota osis dan tentu saja dua pengguni 11MIPA 2.

Reyhan duduk menopang dagunya, memperhatikan dengan seksama, syifa dan kelvin yang sedang berbincang. Mungkin ada hal penting yang syifa belum pahami. Tak lama, syifa berjalan mendekat kearahnya.

Melihat reyhan yang terus menatapnya syifa menaikan satu alisnya. "Kenapa?" tanya syifa saat sudah berada di depan reyhan. Lalu melihat jam yang melingkar ditangan kirinya "Yuk balik kekelas" sambungnya.

"Fa!" panggil reyhan

"Ya?"

"Lo beneran suka gue kan?" tanya reyhan tiba-tiba.

"Hah?" kaget syifa mendengar pertanyaan reyhan yang tiba-tiba. Lalu menoleh ke arah dimana beberapa anak osis yang juga menatapnya. Pasalnya suara reyhan terdengar jelas di dalam aula yang luas dan lumayan sepi.

"Jawab?" desak reyhan.

"Iyaa." jawab syifa pelan, agar cepat selesai. Ia sedikit malu, masih ada orang selain reyhan disana. Gadis itu cepat-cepat mengambil buku dan bolpin miliknya yang tergeletak dimeja yng dia gunakan untuk mencatat informasi tadi. Lalu satu tanganya menarik pergelangan tangan reyhan agar pemuda itu berdiri. "Yuk balik!"

"Beneran sayang kan?" tanya reyhan lagi. Sembari mengikuti langkah syifa yang membawanya menuju pintu kelauar aula, karena gadis itu masih menarik pergelangan tanganya.

"Iyaa." jawab syifa cepat.

"Lo takut kehilangan gue nggak?" tanya reyhan sekali lagi.

Syifa menegok ke belakang guna melihat reyhan dengan ekspresi yang sulit di jelaskan, lalu kembali menghadap ke depan. "Lo kenapa sih? Aneh banget." tanya syifa.

"Lo ngga mau ngomong sesuatu ke gue?" pancingnya.  Sebenarnya reyhan ingin syifa menjelaskan tentang kejadian tempo lalu saat syifa di koridor bersama kelvin.

Hening sejenak, setelah itu syifa membuka suara. "Sesuatu apa?" tanya syifa balik.

"Ngga, nggajadi." sahut reyhan, mungkin kemarin ia salah liat.

"Dih!"

"Fa!" panggil reyhan lagi.

Syifa menghentikan langkahnya."Apa lagi?"

Reyhan melepas tangan syifa dari pergelangan tanganya. Berganti menggenggamnya, lalu menariknya ke pinggir lapangan futsal yang cukup lenggang. Karena di koridor tadi masih ramai anak-anak yang berlalu-lalang hendak pulang. Reyhan membutuhkan suasana yang lebih tenang. Syifa mengikuti langkah reyhan tanpa bertanya.

Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang