Tragedi Uang kas

1.8K 105 2
                                    

🎧Playing Now : Chewing Gum-Nct Dream🎧

Sabarrr...orang sabar lakinya dua.

-Dewi Susanti-


Kalo kata Reyhan, Syifa tuh sebenernya berjiwa lembut, baik, ga sombong, kadang manis kadang imut. Tapi yang selalu di tunjukin ya jiwa maungnya doang, kaya sekarang.

"Woee paketu! Bayar kas! Bucin mulu yang dipamerin, uang kas ga pernah di lunasin! Miskin amat lu"

Asstaghfirulloh, batin reyhan. Belum apa apa sudah menyinggung ekonomi keluarganya. Sungguh laknat sekali bendahara yang satu ini.

Lupa belum di kasih tau, jadi bendahara di kelas sebelas IPA 2 itu syifa. Udah pada tau kan kalo syifa itu berjiwa maung, jadi yah semua sepakat njadiin syifa bendahara, yang kalo lagi nagih uang kas kaya lagi malakin orang. Serem lurr.

Reyhan ngeraba-raba tembok sembari memejamkan mata. "Aduh tiba-tiba gue ngga bisa denger apa-apa!"

Yang jadi pernyataanya, kenapa ngeraba-raba tembok kalo ngga denger apa-apa, hubunganya apa bazeng!.

Syifa mendengus. "Alesan mulu daqi onta!"

Reyhan cuma cengar-cengir. "Besok deh besok gue lunasin, sekarang kan gue lagi ngumpulin modal dulu buat ngehalalin lo...hehehe." ucapnya.

"Najissss!" udah terlanjur kesel sama paketunya kelas sebelas ipa 2, syifa akhirnya balik ke bangkunya sambil misuh-misuh.

Sampe si Santi temen sebangkunya geleng-geleng kepala, liat muka kusut syifa yang mirip keset welcome depan rumahnya. "Kenapa lagi fa? Reyhan lagi?" tanyanya.

"Iya lah! Ada gitu, ketua kelas yang bayar uang kas aja nunggaknya ber abad-abad!? Yang milih siapa sih!?" ujar Syifa dengan penuh rasa marah di dalam dada yang membuka luka yang pernah ada di dalam jiwa.

Santi memutar kedua bola matanya malas "Heh kutu beras! cewek yang dulu ngacungin tangan sendirian waktu nama Syaif Aditya Rasyid Arreyhan siapa ha!? Siapa!?" balas Santi sedikit ngegas.

Syifa nyengir. "Hehe..oh iya lupa gue belum selese nagihin duit kas, bhay Santiii!" syifa mengalihkan pembicaraan lalu beranjak pergi ke bangku bangku temanya banyak yang belum membayar uang kas dan santi hanya bisa menahan rasa ingin menabok ginjal Syifa dalam diam.

"Vik bayar uang kas!" syifa menggebrak meja. "Punya lo semuanya mabelasrebu cepetan!" ucap syifa kepada viko wakil ketua kelas yang sedang asyik bermain posel.

Viko terlonjak kaget memandang syifa horor. "Ya gusti fa, b aja kali ngomongnya. Coba deh, alusan dikit nagih uang kasnya." jelas viko memberi saran.

Syifa tertawa terbahak mendengar saran sang wakil ketua. "HAHAHAH..." tawanya berhenti lalu memandang viko sinis. "Apa? Pelan? Gue aja yang udah kaya tukang palak pada masih berani nunggak, apalagi gue alusan. Bisa bangkrut mendadak nih kelas!" ucapnya yang sukses menohoq seluruh penghuni kelas yang mendengarnya.

Viko mengelus dada, mencoba menahan dan bersabar menghadapi gadis manis berjiwa maung pujaan hati temanya ini. "Yaudah nih-nih gue lunasin sekarang ambil aja kembalianya gue ikhlas lillahita'ala." ucapnya sambil menyodorkan uang masing- masing selembar sepuluh ribuan dan lima ribuan.

Bibir syifa berkedut, sudah tak tahan ingin menghujat. "Cih...katarak! orang duit pas gini mana ada kembalianya." ucapnya pelan tapi masih bisa di dengar jelas oleh telinga caplang viko.

Sedangkan Reyhan sedang menahan tawanya sedaritadi melihat viko terkena amukan kerbau betinanya itu. Viko yang melihatnya geram hanya bisa mengangkat tanganya dan memberikan kepalan tangan pada Reyhan yang masih menahan tawa.

Syifa membalikan badanya menghadap Reyhan yang memang ada di belakangnya, memandangnya sinis. "ngga usah ngetawaain viko lo, giliran disuruh bayar uang kas aja jawabnya nanti-nanti, cih!" ucapnya lalu pergi meninggalkan Reyhan dan Viko, tanpa peduli reyhan yang sedang menahan kesal kepadanya.

Kini giliran Viko yang menahan tawanya melihat ketua kelasnya di permalukan oleh pujaan hatinya sendiri, melihat itu reyhan mengacungkan kepalan tanganya.

Mengabaikan Viko yang sudah tertawa keras, reyhan mengalihkan atensinya ke gadis berkacamata yang sudah duduk di depanya, mencondongkan badanya mendekat. "Awas aja lo fa, gue bales!" ucapnya.

Syifa hanya mengangkat tanganya mengacungkan jempol, tanpa membalikan badan. "Oke, ditunggu gan."

Reyhan bertambah kesal dengan jawaban santai syifa, berdiri dan menjambak jambul katulistiwa milik viko yang sedang tertawa terbahak-bahak sambil mengaduh sakit diiringi reyhan yang mengabsen seluruh penghuni kebun binatang.

Santi yang melihat kelakuan ketua kelas dan wakilnya hanya bisa bengelus dada dan sabar sambil membatin. "Sabarr...Orang sabar lakinya dua."

-To be continued-


17 januari 2020
















Paketu BUCIN! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang