VOTE
KOMEN
THANKYOU
HAPPY READING
Mereka berdua sedang berada di meja makan bersama. Hanya ada denting sendok dan garpu saja. Tidak ada yang saling menatap satu sama lain. Mereka hanya fokus terhadap makanan dan menikmati rasa makanan itu.
Untuk malam ini Ayra belum semoat untuk memasak, dan saat Ayra baru selesai menjalankan sholat isya Zefran sudah memesan beberapa makanan belalui online tanpa sepengetahuan Ayra.
Pria itu juga menunggu Ayra untuk makan di meja makan sambil fokus terhadap ponselnya.
Zefran mengambil tisu lalu menyeka pada bibirnya.
"Satu hal yang perlu kamu tau. Jangan pernah berani memasuki ruang kerja saya." ucap Zefran.
Ayra menautkan alisnya bingung, "Ruang kerja?" sahutnya.
Zefran mengangguk, melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap lekat wanita yang ada di hadapannya.
"Ruang kerja itu ada di kamar saya, didalam kamar saya ada satu pintu yang akan menembus ruang kerja itu. Jadi saya mohon sama kamu untuk tidak memasuki ruang kerja itu."
Ayra mengangguk, ia paham. Mungkin itu privasi bagi Zefran.
Zefran sedikit tidak menyangka bahwa Ayra akan menyetujuinya dengan cepat tanpa bertanya banyak hal. Zefran kira Ayra akan bertele-tele dan menanyakan mengapa, atau apa yang ada didalam ruang kerja itu. Dugaannya salah besar kali ini.
Namun Zefran tidak mengetahui apa yang ada di dalam isi hati Ayra yang sebenarnya.
Ada apa di ruang kerja itu?
Mengapa aku tidak bisa masuk kesana.
Hal apa yang di sembunyikan mas Zefran sampai aku tidak boleh masuk kesana.
Ayra menghabiskan makanannya sampai piring itu bersih tak tersisa. Ayra juga menumpuk piring yang tadi Zefran gunakan dan berniat mencucinya.
Zefran hanya mengamati Ayra dari belakang ketika Ayra sedang mencuci piring, gelas yang kotor. Menurut Zefran Ayra sangat rajin, dan pasti rajin beribadah. Sebenarnya tadi Zefran ingin makan terlebih dahulu namun tidak sengaja mendengar Ayra sedang membaca ayat suci Al-Qur'an dengan merdu membuat Zefran mengurungkan niatnya dan menunggu Ayra datang sambil menahan lapar.
"Besok ... apa mau bawa bekal?" tanya Ayra disaat dirinya masih mencuci piring.
"Tidak perlu. Saya akan berangkat pagi. Jadi tidak perlu membawakan bekal untuk saya."
Ayra memberhentikan aktivitasnya. Air keran masih mengalir di piring yang di pegang gadis itu, namun Ayra seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Ayra?" panggil Zefran untuk menyadarkan gadis itu. Karena Ayra terdiam dengan salah satu tangan memegang piring dan satu lagi menggenggam spons cuci piring.
"Bawakan saya bekal besok." Zefran bangkit dari meja makan berjalan pergi menuju kamarnya.
Setelah suara langkah kaki menaiki tangga terdengar, Ayra sedikit sadar. Apakah dirinya tidak salah dengar dengan tadi. Zefran mau masakan darinya, bekal pertama yang akan Ayra buatkan. Ayra pasti akan membuatkannya dengan rasa yang enak.
Ayra mengulum senyumnya tanpa disadari.
Gadis itu seraya membaringkan tubuhnya di kasur dan berniat untuk tidur. Ayra juga sudah menyetel alarm untuk besok pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayra Zahira [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA Pernikahan yang di karenakan perjanjian dari kedua orang tua. Belum pernah bertemu dan tanpa ada benih cinta di antara keduanya. Mereka adalah Ayra dan Zefran, sifat mereka sangat berbeda. Zefran sangat ketus, dan selalu mengelu...