29. Sebuah Kejujuran

16.2K 1.7K 315
                                    

Bisakah melihat ke arahku kali ini? Aku masih terdiam menunggu kamu datang.

Jangan lupa VOTE duly yuk.
Happy Reading~

-0-

Ayra sedang duduk di meja makan dengan pandangan fokus ke arah makanannya.

Namun Ayra menghentikan aktivitas makannya dan langsung melepaskan sendok yang ia pegang dengan menatap Zefran yang baru saja duduk di depannya.

Tanpa mengucapkan kata sepatah pun Ayra langsung berdiri dan pergi meninggalkan Zefran, untung nya makanannya sudah habis ia makan tadi.

Zefran memandangi Ayra yang pergi, Zefran menghela napasnya dan memilih untuk makan. Sepertinya kejadian tadi malam membuat Ayra marah kepadanya.

Zefran juga berfikir apakah perkataan nya tadi berlebihan hingga Ayra marah padanya.

Entahlah Zefran tidak mau memikirkan itu, lagipula Ayra juga tau bukan bahwa wanita yang dicintainya adalah Zahra namun memang saat ini hatinya sedang bimbang.

Bagaimana jika hanya ada pertengkaran terus menerus di anatara mereka berdua. Di satu sisi Zefran nyaman jika berada di dekat Ayra. Dan jika bersama gadis itu Zefran merasakan sesuatu yang berbeda.

Namun Zefran sangat sulit untuk mengontrol emosinya, apakah semalam dirinya hanya cemburu kepada Ayra?

•••

Hari ini Ayra benar benar menghindar dari Zefran. Saat Zefran ingin berbicara tadi bahkan Ayra lebih memilih pergi meninggalkan lelaki itu. Zefran yang melihat sikap Ayra pun lagi-lagi hanya bisa menghela napasnya.

Ayra sudah bersiap-siap rapih karena ingin pergi dengan Sam. Ayra ingin membawa Sam ke suatu tempat dimana Sam harus melihat tempat itu.

Ayra memandangi dirinya dari pantulan cermin, wajahnya semakin hari semakin pucat. Bahkan tubuhnya semakin melemas seakan tidak bertenaga. Dan yang pasti berat badannya menurun drastis.

Ayra keluar dari kamarnya dan ingin menunggu Sam di depan rumahnya namun tangannya di cekal oleh Zefran.

"Mau kemana kamu?" tanya Zefran dingin. Tidak lupa dengan wajah datarnya itu.

Karena tidak ada jawaban dari Ayra, Zefran berbicara lagi. Dan berakhir mencekal pergelangan tangan Ayra.

"Saya bicara dengan kamu Ayra."

Ayra melepaskan tangannya dari cekalan lelaki itu dan menatap Zefran.

"Kamu nggak perlu tau aku mau pergi kemana." jawab Ayra dingin tanpa menatap wajah Zefran.

Zefran sedikit terkejut saat darah mengalir dari hidung Ayra.

"Kamu pucat," ucapnya sedikit khawatir.

Ia ingin berjalan pergi namun Zefran kini dengan cepat sudah berada didepannya.

"Kamu sakit Ayra, tidak usah pergi."

"Kamu nggak bisa ngelarang aku mas."

"Tapi kamu sedang tidak baik-baik saja."

Tepat saat itu suara klakson mobil terdengar, sudah di pastikan itu Sam bukan.

Ayra Zahira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang