16. Bertahan

13.8K 1.4K 239
                                    

VOTE

KOMEN

THANK YOU

HAPPY READING

Ayra mulai menyantap makananya dengan sendirian dimeja makan yang hanya ada dirinya sendiri.

Dari tadi sore di saat Ayra meminta Rere pulang gadis itu bekum sempat menyempatkan waktu untuk makan. Sampai-sampai perutnya sedikit sakit, oleh sebab itu di perjalanan pulang Ayra membeli makanan terlebih dahulu untuk dirinya sendiri.

Jika membelikan Zefran itu hanya akan mubazir, karna Zefran sudah makan malam bersama Zahra.

Lagi dan lagi Ayra tidak menghabiskan makananya. Perutnya sudah tidak ingin mencerna makanan itu lagi.

Zefran tiba-tiba datang begitu saja lalu menatap Ayra sebentar. Mereka berkontak mata hingga 5 detik namun dengan cepat Ayra yang memutuskan kontak mata itu. Dan kembali fokus pada meja makan. Gadia itu memainkan mug yang berisi teh hangat.

"Terimakasih untuk makan siangnya. Saya tau makanan itu dibawakan oleh kamu. Saya menyukai makanan itu." ucap Zefran.

Ayra seketika mendongak ketika Zefran berkata menyukai makanan itu.

"Kamu tau dari mana makanan itu dari aku?" tanyanya seraya memberanikan diri menatap wajah Zefran.

"Tidak mungkin jika itu dari mama saya, kamu lupa mama saya sedang berada di luar kota?"

Ayra baru sadar. Benar juga kata Zefran, Ayra tidak berfikir kesana.

"Sama-sama." jawab Ayra lalu bergegas pergi menuju kamar.

"Minum obat, wajah kamu pucet, jangan sakit. Maaf saya terlalu mengabaikan kamu. Dan saya tau itu adalah kesalahan besar bagi saya."

"Karena bagaimanapun juga kita sudah menjadi pasangan yang di takdirkan bersama. Namun nyatanya saya belum bisa menerima itu semua Ayra." ujarnya menatap Ayra dengan tatapan sedikit berbeda.

Mungkin Zefran melihat bagaimana tatapan Aura kepadanya saat tadi dirinya sedang bersama Zahra. Tatapan kesedihan terlihat jelas di sepasang mata Ayra.

Ayra menghentikan langkahnya, lalu mengangguk.

Diwajahnya memang terlihat datar, namun tidak dengan hatinya yang sedang berdebar dengan kencang.

Ayra menutup pintu kamar dengan pelan, lalu tersenyum lebar. Bukankah Zefran sudah perhatian kepadanya. Ya, Ayra menganggap bahwa Zefran perhatian kepadanya.

Alhamdulillah

Gumam gadis itu di dalam hati.

Akankah kedepannya Zefran bersikap baik kepadanya?. Akankah pernikahan mereka akan bertahan sampai maut yang memisahkan tanpa adanya perceraian.

—0—

Zefran berjalan turun kelantai bawah sambil membawa tas, karena lelaki itu akan berangkat ke kantor pukul setengah tujuh. Akan tetapi salah satu alisnya terangkat, di ruangan tengah dan dapur Zefran tidak melihat siapapun. Dimana Ayra?

Ayra Zahira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang