Jangan lupa VOTE dulu
Happy reading~
Semua yang saya lakukan memang tidak pantas untuk diperbaiki dan tidak pantas untuk dimaafkan. Namun saya akan tetap berusaha untuk memperbaiki itu semua.
-Zefran.
Kini Gladis dan Sam sudah berada di sebuah caffe. Sam berfikir kenapa caffe yang Gladis sering kunjungi sama seperti caffe yang dulu Clara sering kunjungi, Sam sangat tahu caffe ini, Clara dulu memberitahunya bahwa dia sangat suka dengan caffe ini.
"Kamu suka di sini?" tanya Sam.
Gladis yang sedang memainkan hanphonenya pun mengalihkan pandangannya menatap Sam, ia mengangguk. "Suka."
"Dok? Kok jadi diem gitu." tanya Gladis yang terus menatap Sam, karena saat tadi Sam menanyakan pertanyaan kepada dirinya lelaki itu seperti melamun seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Dokter udah nikah? Atau udah punya pacar?" tanya Gladis membuat Sam mengernyitkan dahinya.
"Kenapa?"
"Saya nanya aja, biasanya sih dokter kaya kamu pasti kebanyakan udah nikah ataupun punya pacar."
Sam menggeleng.
"Orang yang saya cintai sudah pergi."
"Kemana?"
"Di panggil pemilik sesungguhnya,"
"Maksud dokter meninggal?" tanya Gladis ragu-ragu.
Sam mengangguk.
"Maaf, saya gak tau," Gladis menatap Sam intes. "Pasti dokter sangat mencintainya ya?"
Sam terdiam sebentar, bayangan Clara muncul lagi di benaknya apalagi senyuman wanita itu benar-benar sudah tersimpan di kepalanya.
"Iya saya sangat mencintainya sampai saya menjadi cinta terakhir baginya."
"Saya tau, dokter susah melupakannya karna terkadang cinta pertama memang sulit untuk di lupakan contohnya kaya saya yang masih fikirin lelaki eum pengin bilang brengsek tapi gimana ya. Pokoknya yang kemarin."
"Saya yakin dokter akan menemukan sosok wanita yang tulus seperti dia yang sudah pergi." katanya di akhiri senyuman di wajahnya.
"Senyuman kamu."
"Senyuman kamu sangat mirip dengannya." ucap Sam lirih.
Saya seperti melihatnya lagi, saya rindu dengannya.
"Hah?" Gladis tidak terlalu mendengar perkataan Sam tadi.
Sam menggeleng, membuat Gladis mengangguk mengerti dan memainkan ponselnya lagi.
"Kadang jatuh cinta gak seindah itu ya." gumam Gladis.
"Mengapa di saat aku udah percaya, menaruh semua harapan ke dia. Tapi akhirnya di kecewain. Ingin marah tapi dia sosok yang dicintai."
Sam tersenyum tipis.
"Ya memang harus siap buat patah hati."
"Dari kejadian kemarin, aku jadi takut buat menaruh perasaan lagi." Gladis menyeruput vanilla latte.
Sam juga hanya melahap makanannya ia juga melirik Gladis beberapa kali, dan yang membuat Sam tidak percaya minuman Gladis sama seperti yang disukai Clara. Vanilla latte! Dulu Clara sangat menyukai itu bahkan Sam beberapa kali saat di rumah sakit melihat Clara meminum Vanilla late.
"Kamu boleh kecewa, tapi jangan samakan seseorang yang akan hadir kehidup kamu nanti dengan masa lalu kamu. Bisa saja yang akan datang itu lebih baik nantinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayra Zahira [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA Pernikahan yang di karenakan perjanjian dari kedua orang tua. Belum pernah bertemu dan tanpa ada benih cinta di antara keduanya. Mereka adalah Ayra dan Zefran, sifat mereka sangat berbeda. Zefran sangat ketus, dan selalu mengelu...