9. Tomorrow Is Your Birthday

12.7K 1.2K 90
                                    

VOTE

KOMEN

♡♡♡♡

Zahra menghembuskan napasnya pelan ketika mobil Zefran sudah terparkir di depan kantornya. Gadis itu mencebikkan bibirnya dengan wajah imutnya itu.

Zefran tertawa, lelaki itu yakin bahwa Zahra belum mau berpisah dengannya. Ini sudah kebiasaan Zahra dan Zefran sangatlah paham.

"Kenapa? Kan nanti masih ketemu." ujar lelaki di sampingnya dengan mengelus kepala Zahra.

"Aku masih mau disini."

"Kamu harus masuk ke kantor, nanti kalo di omelin sama atasan kamu gimana?"

"Gapapa." balasnya dengan enteng.

"Yaudah nanti aku jemput kamu pulangnya, terus kita ke mall? Ke caffe atau jalan-jalan dulu?" Zefran menatap Zahra serta menaik turunkan alisnya secara bergantian.

Gadis itu dengan lucunya mengangguk, wajahnya masih saja seperti anak berusia SMA. Menurutnya Zahra sangatlah lucu.

"Makasi ya, oh ya, tomorrow is your birthday, right? I hope you can take the time to meet me and be together at a AIcaffe." setelah mengatakan itu Zahra keluar dari mobil lalu melambaikan tangannya.

Senyuman lelaki itu mengembang begitu saja lalu membalas lambaian tangan Zahra. Mereka berdua sering merayakan hari ulang tahun bersama-sama sejak SMA lalu.

Jadi hubungan mereka sudah beranjak kurang lebih 4 tahun lamanya.

Dan ada alasan mengapa lelaki itu tidak bisa melepaskan Zahra.

Ada rasa bersalah di hati Zefran kepada Ayra, ia tahu betul bahwa perlakuannya terhadap Ayra itu salah besar. Zefran juga sadar bahwa sekarang dia sudah menjalin pernikahan bersama Ayra.

Namun bagaimana lagi, ia juga sulit untuk melangkah dan bingung dengan dirinya sendiri. Hatinya masih terikat pada Zahra, perasaannya masih untuk Zahra.

Oleh sebab itu perlakuan tidak enak ketus, kepada Ayra yaitu supaya Ayra tidak jatuh hati kepadanya. Ia tau bahwa dirinya sendiri sudah menaruh luka di hati perempuan itu. Di hati istrinya sendiri.

Bahkan dirinya tidak menjalankan kewajibannya sebagai suami.

Zefran sudah melangkah ke pilihan yang salah, dirinya bahkan belum siap untuk memberitahu Zahra yang sebenarnya.

Lelaki itu menghembuskan napas kasar, memikirkan semua itu membuat kepalanya pening. Hal ini sangatlah sulit, ia tidak tau mana yang akan menjadi takdirnya nanti.

Apa harus memberitahu Zahra yang sebenarnya dan memutuskan hubungan atau menceraikan Ayra yang noteban adalah seorang perempuan yang baru di kenalinya.

Namun Zefran tidak yakin akan semua itu. Pemikirannya belum matang, jadi harus lebih berhati-hati untuk mengambil keputusan atau akan menyesali semua.

Ia akan berharap kepada Allah yang maha kuasa untuk memberikan jalan yang baik, dan menuju jalan yang benar.

—0—

Ayra Zahira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang