Akhir dari semuanya.
Disinilah akhir itu, akhir yang tadinya sangat dekat dan sekarang sudah waktunya.
Ini belum end.
VOTE DULU YUK.
1K vote +1K komen end nya bakal aku up secepatnya!Happy Reading~
Di pagi hari Ayra mulai mengambil roti dan mengoleskan selai cokelat. Ia juga menuangkan susu kedalam gelas miliknya dan juga milik Zefran. Namun entah mengapa perasaannya sangat tidak enak sekarang, entah apa yang akan terjadi nanti ia tidak tahu.
Zefran keluar dari kamarnya dengan pakaian rapih karena ia akan pergi ke kantor. Zefran turun dengan senyuman yang terukir diwajahnya. Senyuman itu bukanlah senyuman paksaan melainkan senyuman ketulusan.
Ayra menyambut Zefran dengan senyuman di wajahnya. Ia segera memberikan roti yang sudah ia oleskan selai dan menyodorkan satu gelas susu kedekat Zefran. Lelaki itu mulai melahapnya hingga habis tak sersisa, sedari tadi Ayra terus memandangi Zefran, menatap lekaki itu seakan akan ia tidak ingin Zefran pergi ke kantor.
"Mas, kamu jangan ke kantor dulu ya."
Zefran mendongak, ia meneguk susu itu sampai habisa dan menjawab perkataan Ayra.
"Kenapa?" tanyanya.
"Perasaan aku gak enak, aku takut kamu kenapa-kenapa." jawab Ayra yang terlihat cemas di depannya.
Jujur memang ada perasaan tidak enak di hatinya sejak semalam. Ayra takut jika terjadi sesuatu kepada Zefran, ia tidak mau hal yang tidak diinginkan terjadi nantinya.
Zefran berdiri, tangannya terulur mengelus kepala Ayra.
"Gapapa, aku ada urusan pekerjaan yang penting dan aku gak bisa nunda sekarang."
Ayra beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah Zefran, "Harus baik-baik aja ya?"
Zefran mengangguk dan berjalan keluar ke garasi mobilnya. Disusul Ayra yang mengekorinya di belakang. Ayra berhenti di depan Zefran gadis itu menggelengkan wajahnya melihat dasi lelaki itu yang belum rapih. Ayra mulai membenarkan dasi Zefran agar terlihat rapih tentunya.
"Nah gini kan rapih." ucapnya.
"Makasih." ujarnya dengan mencubit pipi Ayra membuat Ayra meringis kesakitan namun didalam hatinya ia sangat tidak tahan dengan perlakuan Zefran saat ini.
Ayra mengambil tangan lelaki itu dan menciumnya.
"Semangat kerjanya!" serunya dengan memberi acungan jempol.
Zefran mengangguk semangat, "Pasti dong."
Setelah itu Ayra melambaikan tangannya kepada Zefran yang sudah berada di dalam mobil. Ayra masih setia menunggu diluar hingga mobil lelaki itu tak terlihat lagi, dan setelah Zefran benar-benar pergi Ayra langsung memasuki rumahnya dan bersiap-siap untuk menuju caffe. Ia sangat ingin bertemu dengan sahabatnya itu.
Ayra melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, hingga akhirnya ia sampai di caffe nya. Karna masih pagi Ayra kira Rere belum datang namun ternyata Rere sedang bersih-bersih disana. Ayra tersenyum lebar melihat Rere daru belakang pintu kaca disana, Ayra segera masuk dan menghampiri Rere.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Rere yang melihat Ayra pun langsung melebarkan matanya dengan sempurna dan langsung memeluk Ayra.
"Ayra, kangennnnnnn." ucapnya serak.
Rere melepaskan pelukannya dan memandang Ayra cemberut. Ia menatap Ayra seakan ingin mengintrogasi Ayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayra Zahira [END]
Roman pour AdolescentsFOLLOW SEBELUM BACA Pernikahan yang di karenakan perjanjian dari kedua orang tua. Belum pernah bertemu dan tanpa ada benih cinta di antara keduanya. Mereka adalah Ayra dan Zefran, sifat mereka sangat berbeda. Zefran sangat ketus, dan selalu mengelu...