3. Gaun Pernikahan

14.2K 1.3K 60
                                    

VOTE

KOMEN

♡♡♡♡

-0-

Ayra berlari dengan terus menerus melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya itu.

Bibirnya sedikit tersenyum ketika sudah melihat butik yang dituju. Hingga akhirnya Ayra berhenti tepat di pintu butik untuk mengatur napasnya terlebih dahulu. Jika bisa di bilang Ayra sangat lelah sekarang.

Tenggorokannya membutuhkan minum saat ini, namun sudah tidak ada waktu untuk minum. Ayra membuka pintu butik itu, terlihat tak jauh darinya Zefran sedang duduk sembari membaca majalah.

Gadis itu melangkah mendekat lalu berhenti tepat di depan Zefran duduk.

"Assalamualaikum, maaf mas aku telat."

Zefran mendongak, menaruh majalah itu di meja lalu berdiri menatap Ayra dengan datar.

"Waalaikumsalam. Kamu sangat tidak tepat waktu."

Ayra terdiam, menurutnya dirinya hanya telat lima menit saja namun mengapa Zefran terlihat tidak suka dan mempersalahkan ini.

"Jalanan macet, jadi—"

"Tidak usah banyak alasan." potong Zefran cepat. "Waktu saya sudah terbuang. Cobalah gaun itu." tunjuknya kesalah satu gaun berwarna putih.

Ayra mengangguk paham. Baru saja Ayra melangkah ingin mencobanya namun Zefran berjalan pergi.

Ayra menghalangi langkah Zefran dengan cepat. "Kamu mau kemana?"

Zefran memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Temui saya di Caffe sebrang." setelah mengucapkan  itu Zefran tidak memperdulikan Ayra lagi.

Namun Ayra kembali menghalangi langkah Zefran. Membuat wajah Zefran terlihat marah akan sikap Ayra yang menurutnya kekanak-kanakan.

"Ada apa lagi?!"

"Ka–kamu nggak mau lihat aku pakai gaun itu dulu mas? Sebentar saja." pinta Ayra.

"Aku bakal percepat kok, tunggu ya?"

Sepasang mata Zefran menatap tajam Ayra.

"Tidak usah manja Ayra, lagipula besok saya akan melihatnya. Kamu bukan anak kecil yang apa-apa harus di temani, kan?" ujar Zefran lalu melangkah cepat keluar dari butik.

Ayra berusaha tersenyum, "O-okey." lirihnya.

Ayra segera mencoba gaun berwarna putih itu, gadis itu memutar tubuhnya. Menurutnya ini terlihat sangat cantik. Ayra menatapi dirinya dari atas sampai bawah melalui pantulan cermin yang berada di depannya.

Setelah mencobanya ia segera bergegas untuk menemui Zefran di Caffe sebrang butik ini.

Ayra melangkah lebih cepat dari biasanya, karena dia tidak ingin membuang-buang waktu Zefran. Contohnya seperti tadi.

Setelah menemui dimana Zefran duduk, Ayra segera berjalan ke arah lelaki itu dan duduk.

"Udah pesen mas?" tanya Ayra.

Ayra Zahira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang