34. Ayra Zahira

21.2K 1.9K 785
                                    

Jangan lupa VOTE dulu yuhu.
Makasi untuk Vote nya!

Oke gini foto kmrn yang Ayra donorin matanya itu gak pasti ya. Jadi buat tebak tebakan aja, jadi emang bisa iya bisa engga. Karna masih beberapa part juga jadi...
Karna nnti klo kalian baca smpe end pasti tau kok hihi. Dah lanjut baca dlu bye!

Cinta kan slalu abadi,
Walau takdir tak pasti
Kau selalu dihati, sumpah matiku.

-nidji| sumpah dan cinta matiku

-0-

Sam sudah berada disamping Ayra. Ayra juga saat ini sedang mengetik pesan kepada Rere supaya Rere tidak khawatir lagi kepadanya. Ayra juga yakin Rere pasti mencarinya, karena sudah hampir 5 hari Ayra berada dirumah sakit dan tidak mengunjungi Caffe ataupun rumahnya.

"Tadi saya bertemu dengan Zefran." ujar Sam.

Perkataan Sam membuat Ayra yang tadinya fokus terhadap ponsel nya pun langsung memandang ke arah Sam. Jarinya berhenti mengetik.

"Kamu tidak memberitahu aku ada di ruangan ini kan?"

Sam menggeleng, "Namun saya yakin dia akan mencari kamu disetiap ruangan nantinya."

"Sam, ingat jangan pernah beritahu Zefran yang sebenarnya."

"Sampai kapan? Sampai kapan kamu menyembunyikan ini semua Ayra?"

"Sampai..." Ayra menggantungkan kalimatnya.
"Aku benar-benar pergi." lanjut gadis itu.

"Ayra ......"

"Ini bukan waktu yang tepat Sam, keadaan saat ini benar-benar sangat rumit."

"Perbaiki itu semua."

"Sudah terlambat, aku sudah membuat perempuan yang dia cintai tidak bisa melihat. Sudah sangat sulit untuk di perbaiki."

"Kamu menyerah? Semuanya akan sia-sia Ayra, mencobalah. Saat ini bahkan kamu masih berstatus sebagai istri Zefran bukan?"

"Aku memang istrinya, selama ini dia tidak menganggap aku sebagai istri Sam." Ayra tersenyum tipis, "Tetapi tadi dia bilang aku istrinya, saat itu aku merasa sedikit bahagia. Aku memang marah dan kecewa kepadanya tetapi bagaimanapun juga dia tetap akan menjadi suami aku."

"Maka jujurlah kepadanya tentang penyakit kamu Ayra, mungkin dengan Zefran ada disamping kam----"

Ayra dengan cepat menggeleng. "Meskipun dia ada di samping aku, aku akan tetap hidup? Jika takdir berkata lain bagaimana, aku tidak akan bisa berbuat apa-apa kan?"

"Tetapi kamu harus merasakan bahagia, kamu harus merasakan itu semua."

"Aku sudah bahagia, dengan mas Zefran yang menemani aku satu hari dimana aku menaiki perahu dengannya aku sudah bahagia Sam."

"Tetapi sekarang kamu tidak bahagia Ayra, kamu memang bahagia saat itu namun hanya sesaat bukan? Aku yakin setiap kamu melihat Zefran dengan Zahra saya tau hati kamu sakit melihat itu semua. Saya tau itu Ayra, tetapi kamu selalu tersenyum dan selalu terlihat semuanya baik-baik saja."

"Sam, udah. Aku tau kamu khawatir sama aku. Oke aku akan bilang tentang penyakit aku, tapi tidak saat ini."

Sam menghela nafasnya berat.

"Kapan?"

"Nanti."

"Nanti kapan Ayra."

"Kalau udah waktunya Sam. Kejujuran aku tidak mungkin merubah semuanya. Kejujuran aku tidak mungkin membuat dia langsung mencintai aku." Ayra menjeda kalimatnya. "Begitu dengan semua perlakuan aku kepadanya, dulu, sekarang. Masih tetap sama."

Ayra Zahira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang