7. Brownies

13.3K 1.3K 49
                                    

VOTE

KOMEN

THANKYOU

HAPPY READING

Hampir 30 menit Ayra berada di ruangan itu. Gadis itu hanya terduam sambil menenggelamkan wajahnya di lipatan kedua tangannya itu.

Tadinya Rere mengintip Ayra dan membuka pintu dengan pelan. Namun Rere fikir Ayra sedang lelah. Jadi membiarkan Ayra sendiri untuk beristirahat.

Akan tetapi nyatanya Ayra sedang merasakan hal yang begitu mengganjal di hatinya. Bagaimana jika memang itu adalah Zahra. Dan mereka berdua akan merayakan ulang tahun Zefran di Caffe miliknya sendiri. Melihat suaminya bersanding bersama seorang perempuan.

Jika itu memang Zefran, maka Ayra harus mencari alasan agar Rere bisa pulang terlebih dahulu. Karena jika Rere melihatnya, mungkin Rere akan melabrak Zahra dan akan berkata kasar kepada Zefran.

Ayra mendongkang, melihat wajahnya daru cermin bilat kecil yang berada di mejanya itu. Gadis itu mencoba untuk tersenyum supaya Rere tidak menanyai hal atau curiga kepad Ayra nantinya.

Setelah siap Ayra bangkit dan mengatur pernapasannya. Lalu berjalan keluar untuk bekerja kembali.

Rere berpapasan dengan Ayra, lalu berjalan melalui Ayra karena Ayra terlihat seperti biasanya.

Saat Rere sudah pergi pun Ayra bernapas lega. Jika kalian tau Rere sangat seram jika sudah marah, dia akan mengeluarkan kata-kata ketus, kasar dan lainnya. Oleh sebab itu Ayra harus berhati-hati saat ini.

Bisa saja jika Ayra curhat tentang Zefran, tentang bagaimana perilaku lelaki itu, dan tentang pisah kamar. Pasti Rere akan menyuruh Ayra untuk membentak Zefran, atau bercerai. Karena menurut Rere gadis seperti Ayra tidak boleh di perlakukan buruk.

Ayra hanya bisa diam, Ayra hanya bisa menangis di saat dirinya terluka. Ayra tidak berani untuk marah atau memang jika dirinya sudah capek, lelah akan semua ini.

Ayra juga hanya akan menangis tanpa sepengetahuan orang lain. Karena Ayra tidak ingin membuat orang terdekatnya khawatir akan dirinya sendiri. Namun Ayra salah, gadis itu akab menghibur siapapun namun nyatanya dia tidak bisa mengibur dirinya sendiri.

Ayra mengambil tasnya lalu pamit kepada Rere, entah mengapa Ayra sangat ingin memakan kue brownies yang berada tak jauh dari Caffe nya ini. Mungkin dengan memakan kue brownies hatinya akan sedikit lebih tenang.

Untuk kesana Ayra menggunakan mobil nya, tidak sampai 25 menit kini Ayra sudah berada di depan.

Ayra seketika tersenyum, dia sangat tidak sabar ketika memakan brownies ini. Ini adalah brownies kesukaan Almarhum Ayahnya dan dirinya.

Gadis itu melangkah masuk dan segera mengambil beberapa brwonies rasa choclate.

Ayra melangkah ke kasir dan segera membayar brownies itu. Saat ia membalikan badannya Ayra tersentak melihat siapa yang baru masuk ke dalam toko brownies ini.

Ayra menelan salivanya susah payah, gadis itu masih terdiam membeku di sana. Jantungnya berdetak dengan cepat, senyuman yang menghiasi wajahnya tadu perlahan luntur begitu saja.

"Ayra?" panggil gadis yang berada di depannya untuk memastikan.

Ayra tersadar, kini di depannya ada Zahra serta suaminya sendiri sedang berpegangan dengan perempuan lain.

Ayra Zahira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang