41. Akhiri Permintaan

19.9K 1.8K 378
                                    

Jangan lupa VOTE dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa VOTE dulu.
Happy Reading~

Setelah hampir satu jam diperjalanan akhirnya Ayra dan Zefran sudah sampai di danau. Perjalanan mereka lumayan lama di sebabkan oleh jalanan yang macet tadi.

Sebenarnya tubuh Ayra sedikit kedinginan mesikpun sudah mengenakan pakaian tebal.

Mereka berdua bergandengan tangan berjalan ke danau itu, Ayra juga sempat menghentikan langkahnya ketika berada di depan ayunan yang kini bunganya sudah layu dan sudah kering. Ayra tersenyum melihatnya, ia juga menghirup udara dalam-dalam. Ayra sungguh merindukan suasana disini, suasana yang tenang membuat hatinya bahkan fikirannya membaik.

Zefran berjalan mendekati perahu dan mulai menaiki perahu itu. Lalu ia membantu Ayra untuk duduk di perahu bersamanya. Ayra tersenyum bahagia saat ia berhasil dan berada di atas perahu itu. Kedua matanya tak henti memandang pemandangan danau, Zefran yang melihatnya jadi ikut tersenyum. Meskipun ada rasa sakit melihat wajah Ayra yang sudah benar-benar pucat.

Zefran dan Ayra duduk berhadapan, kini Zefran mulai mengayuh perahu itu menuju tengah dan mengelilingi danau itu. Zefran menghentikan perahunya tepat di tengah danau. Supaya Ayra bisa melihat sekeliling dengan mudah.

Tepat setelah itu Ayra berkontak mata dengan Zefran dan berucap.

"Mas, dulu ditempat ini aku membuat tiga permintaan ... dan ditempat ini lagi aku ingin menghapus permintaan itu."

Ayra menghela nafasnya, "Dua permintaan itu tidak perlu kamu tepati. Karena dua permintaan itu sudah aku akhiri, terimakasih sudah mengabulkan satu permintaan yang sangat berarti untuk aku." ucapnya di akhiri senyuman tulus bahkan jika dilihat membuat hati Zefran tenang.

"Aku bahagia, aku bahagia sudah menjadi istri kamu. Ingat aku selalu ya?"

Zefran menggeleng dengan susah payah.

"Kenapa kamu selalu bilang seperti itu, seakan-akan kamu akan pergi secepatnya."

"Karena aku memang akan pergi, tetap menjadi mas Zefran yang  selalu tersenyum ya. Tetap menjadi mas Zefran yang selalu berkata lembut nantinya."

"Kamu tau gak? Waktu kamu ajak aku seharian penuh ke danau, dan ke pasar malam jujur itu momen yang susah aku lupakan. Karena disitu aku benar-benar merasakan ketulusan dari kamu."

Zefran menundukan wajahnya, ia menangis.

"Jangan menangis mas, yang perlu kamu tau. Kamu udah membuat aku bahagia, perlakuan kecil dari kamu itu udah cukup buat aku bahagia."

"Jadi jika nanti aku pergi jangan pernah menyesal ataupun merasa bersalah. Dan jangan pernah menyalahkan diri kamu."

Zefran mendongak, "Aku jahat, aku brengsek Ay." Ia menatap Ayra lekat. "Aku salah, aku selalu buat kamu nangis."

Ayra Zahira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang