Senyuman yang aku rindukan kini bisa kulihat lagi namun tidak dengan wanita yang sama.
-Sam A.
____________Aku benar benar tidak akan pernah ada di hatinya. Bahkan semua harapan perlahan lahan sudah pergi dan tidak bisa tergapai lagi.
-Ayra Z
Makasi banget 1K VOTE NYA!♡
_
YUK VOTE DULU BIAR SEMANGAT NULISNYA <3-0-
Salah satu suster yang saat ini merawat Zahra pun datang dengan membawakan semangkuk bubur dan air putih serta satu buah pisang.
Zefran yang sedari tadi duduk di depan ruangan Zahra pun tersadar dan langsung berdiri menghentikan suster itu.
"Biar saya aja yang membawakan makanan ini." pinta Zefran pada suster itu.
Suster itu yang bernama Dina pun terdiam sebentar dan menyodorkan nampan yang di atasnya ada bubur. Tidak lupa dengan senyuman, agar tidak terlihat sombong.
"Terimakasih." ucap Zefran sembari memegang nampan itu. Dengan langkah pelannya Zefran memasuki ruangan Zahra dan suster Dina di belakangnya. Zefran sengaja meminta suster Dina untuk ikut dengannya.
"Zahra, waktunya makan siang." ucap suster Dina mulai memapah Zahra untuk duduk. Disana Zahra mengulum senyuman. Zefran sedikit terharu ketika melihatnya.
Zefran sengaja tidak berbicara ia tidak ingin Zahra tahu bahwa kini dirinya berada di dekat Zahra. Zahra juga sudah pasti akan mengusirnya seperti waktu itu.
"Terimakasih suster Dina."
Zahra langsung mengubah posisinya menjadi duduk dengan di bantu oleh suster Dina.
Setelah Zahra sudah benar-benar duduk, Zefran menyuruh suster Dina keluar dengan pandangan Zefran ke arah pintu agar Zefran yang akan membantu Zahra untuk makan. Suster Dina yang tahu maksud dari Zefran pun dengan langkah pelan berjalan keluar.
"Saya ingin minum."
Dengan gesit Zefran mengambilkan gelas dan memberikannya kepada Zahra.
"Saya makan sedikit aja ya sus, saya nggak suka bubur."
Zefran mengangguk, ia sangat tahu jika memang Zahra tidak menyukai bubur. Hati nya sedikit nyeri melihat bagaimana kondisi Zahra saat ini.
Perlahan-lahan Zefran mengambilkan sesendok bubur dan menyuapi Zahra sedikit demi sedikit. Bahkan baru tiga suapan Zahra sudah tidak mau membuka mulutnya lagi.
"Cukup, saya udah kenyang." kata Zahra lembut, "Terimakasih sus."
"Diluar sekarang gimana ya? Awan nya indah pasti, saya sangat ingin melihat awan. Saya juga ingin melihat rintik hujan lagi." gumam Zahra dengan tiba-tiba.
Zefran yang mendengar itu menatap Zahra nanar, ia juga sedih melihat senyuman yang kini berada diwajah Zahra. Senyuman itu bukan senyuman kebahagiaan namun senyuman kesedihan. Kini Zefran meneteskan air mata, semua ini terjadi karena ke egoisan dirinya.
Apa yang terjadi kepada Ayra dan Zahra adalah karena dirinya. Zefran menyesali itu semua.
"Orang tua saya belum bisa kesini ya? Tolong bilang ke mereka jangan datang lagi dan jangan menemui saya, saya sudah tidak ingin bertemu mereka." setelah itu Zahra menidurkan tubuhnya dan juga memejamkan kedua matanya.
Zefran menaruh mangkuk di atas meja, ia mengambil selimut dan menyilimuti Zahra dengan pelan, sebenarnya ia juga ingin mengelus rambut wanita itu namun itu semua hanya akan membuat hubungannya semakin jauh nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayra Zahira [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA Pernikahan yang di karenakan perjanjian dari kedua orang tua. Belum pernah bertemu dan tanpa ada benih cinta di antara keduanya. Mereka adalah Ayra dan Zefran, sifat mereka sangat berbeda. Zefran sangat ketus, dan selalu mengelu...