22. Kejujuran Yang Menyakitkan

15.5K 1.5K 122
                                    

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING

KOMEN YU

UDAH VOTE KAH? VOTE DULU YUK.
-
-
-

-○-

Ayra keluar dari kamar pagi hari, gadis itu bahkan sudah sangat rapih. Ayra akan pergi ke Bogor untuk mengunjungi salah satu Caffe yang sedang di bangun. Caffe itu sudah 98% jadi, dan Ayra ingin melihat kesana.

"Mau kemana?" suara serak terdengar dari belakang Ayra.

Gadis itu menelan salivanya, lalu berbalik. Menatap Zefran dengan wajah datar.

"Pergi, ada urusan." jawab Ayra seadanya.

"Sarapan dulu," celetuk lelaki itu sambil menggulung lengan bajunya.

Ayra tidak menghiraukan itu, gadia itu bahkan langsung berbalik dan melangkah pergi.

"Ayra." Zefran sedikit menaikan nadanya.

"Apa lagi?"

"Setidaknya minum susu, atau makan roti. Masih pagi sekali, memang kamu mau kemana?!"

"Bukan urusan kamu aku mau pergi kemana, kamu kalau mau sarapan yaudah. Sarapan sendiri." cetus Ayra.

Zefran terdiam, sepertinya Ayra marah akan perkataan dirinya tadi malam. Fikir pria itu, namun di dalam lubuk hatinya Zefran juga sedikit cemas.

"Kamu marah dengan saya?"

"Menurut kamu?"

Zefran mengangguk kecil.

"Sarapan dengan saya, nanti kamu sakit."

"Aku sibuk, bukankah biasanya kamu sarapan di kantor? Atau sarapan dengan Zahra? Apa dengan kamu sarapan di sini itu membuat aku tidak marah? Kamu hanya akan membuat aku berharap lalu kamu menjatuhkan aku lagi seakan tidak terjadi apa-apa dan tidak memperdulikan bagaimana perasaan aku mas."

Zefran tidak bisa berkutik, lelaki itu berdehem. Bahkan Zefran memalingkan wajahnya entah  kemana dan tidak berani menatap Ayra.

Ayra menghembuskan napas lega ketika sudah masuk kedalam mobil. Namun Ayra sedikit gelisah, tadi dirinya sangat ketus. Bagaimana jika Zefran akan marah kepadanya. Dan bukankah seperti itu tidak baik, terlebihnya kepada suami sendiri.

Ayra pergi ke Bogor di temani oleh Rere, Ayra juga akan menjemput Rere di rumahnya terlebih dahulu.

Dan satu hal lagi, Ayra akan memberitahukan tentang penyakitnya kepada Rere sebelum dirinya pergi.

Jika Ayra pergi lebih dulu itu malah akan membuat penyesalan karena belum jujur kepada sahabatnya sendiri.

Sebenarnya Ayra ingin memberitahu Zefran bahwa dirinya akan pergi ke Bogor, karena Bogor juga memiliki jarak lumayan jauh. Namun sepertinya juga Zefran tidak akan peduli.

Ayra Zahira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang