6. Hilwa, Sam dan Zahra

13.6K 1.2K 45
                                    

VOTE

KOMEN YUK

THANKYOU

HAPPY READING

Zefran berhenti di depan salah satu perusahaan tempat dimana Zahra bekerja disana. Lelaki itu selalu mengantar jemput Zahra, terkadang mereka juga menyempatkan waktu untuk makan siang bersama.

"Zef, makasih ya."

"Iya Zahra," balasnya.

"Hati-hati di jalan. Jangan ngebut, jangan lupa sarapan. Tadi aku malah makan sarapan kamu sampe abis."

Lelaki itu menggeleng, "Nggak papa dong. Yang penting kamu kenyang!" ucapnya dengan tersenyum.

Zahra melambaikan salah satu tangannya lalu keluar dari mobil Zefran. Zefran pun melajukan mobilnya, ia berhenti di salah satu tukang bubur untuk sarapan sebentar.

Zefran juga sarapan di sana, di tempat yang bisa dibilang cukup biasa. Tidak seperti restauran yang mewah.

Karena Zahra dan Zefran sudah terbiasa sarapan bubur disana. Jadi jika Zefran belum sarapan di rumah atau tidak sempat lelaki itu akan berhenti di bubur langganannya.

Zefran mengunyah bubur itu dengan menatapi jalanan. Banyak motor, mobil berlalu lalang di depan lelaki itu.

Lelaki itu seperti tidak bersalah karena bekal dari Ayra malah dia berikan untuk Zahra.

—0—

Rere mengamati sahabatnya yang sedang duduk, sepertinya Ayra sedang melamun saat ini. Rere berinisiatif untuk mendekati Ayra dan bertanya.

"Ay, kenapa? Ada masalah ya?" tanya Rere.

Ayra pun tersadar, dia sedikit gugup. Pasalnya Ayra belum pernah berbohong kepada Rere sahabatnya itu.

Ayra memanglingkan wajahnya, Rere pun menautkan keningnya bingung. Tidak biasanya Ayra bersikap seperti ini. Dan berarti benar dugaan Rere bahwa Ayra sedang mengalami masalah.

"Ceritain ke aku, ada apa?" tanyanya lembut.

Ayra menggigit bibir bawahnya, tidak mungkin jika Ayra jujur kepada Rere bahwa Zefran bersikap acuh kepadanya. Dan bahwa fakta yang sebenarnya Zefran sedang menjalin hubungan bersama seorang perempuan.

"Ooh, em gapapa Re. Aku laper." Yap Ayra berbohong sekarang.

"Ooh laper. Bilang dong Ay, mau aku buatin makanan? Chef Rere akan memasak!!!"

Ayra tertawa kecil, "Boleh, boleh. Makasih ya."

Tampa aba-aba Rere segera menuju dapur Caffe dan memasak salah satu menu di sana. Yaitu ayam asam manis.

Dan sebenarnya Ayra masih kenyang, namun ia sangat sulit untuk mencari alasan. Ayra tidak pandai akan itu.

Ayra akan menetap di Caffe sampai sore hari. Biasanya gadis itu akan sampai larut malam di Caffe, namun Ayra harus memasak untuk makan malam nanti.

Rere kembali dengan membawa piring dan satu minuman. Sahabatnya itu tersenyum lebar lalu menyuruh Ayra untuk makan terlebih dahulu.

Ayra Zahira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang