37. Harus Bagaimana Lagi?

19.9K 1.7K 449
                                    

VOTE DULU YUK

"Jika rasa akan ada dalam jangka panjang, dan jika waktu hidup ku tak lama lagi maka jangan lupakan aku setelah kamu berhasil jatuh cinta padaku, Mas Zefran."

—Ayra Zahira

Fiks komen setiap paragraf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fiks komen setiap paragraf.
Happy reading.

Ayra memarkirkan mobilnya di pinggir jalan dekat rumahnya, ia langsung membuka gerbang namun langkahnya seketika terhenti. Ia baru saja pulang karena ada urusan tentang masalah pekerjaan.

"Ayra."

"Mau apa kamu kesini." ketus Ayra menatap datar Zefran.

"Ayra, kembali lah kerumah. Saya mohon, saya menyesal Ayra."

"Kamu tulus memohon sama aku atau karena memang Zahra sudah pergi jadi kamu kembali pada aku?"

Zefran yang tadinya menundukan wajahnya pun langsung mendongak memandang Ayra.

Zefran menggeleng. "Permintaan maaf ini tulus dari saya, saya sangat merasa bersalah saat ini Ayra." Zefran menatap Ayra lekat, "Memang Zahra menyuruh saya meminta maaf namun ini tulus dari hati saya Ayra." lanjutnya.

Ayra sedikit sakit mendengarnya, meskipun jika permintaan maaf itu tulus. Tapi mengapa harus ada nama Zahra lagi?

"Aku nggak bisa. Lebih baik kamu pulang mas." ujar Ayra.

"Harus bagaimana lagi agar kamu bisa memaafkan saya Ayra?"

Ayra memalingkan wajahnya entah kemana. Yang terpenting ia tidak menatap wajah Zefran.

"Saya menyesal, saya salah. Saya egois."

"Maafkan saya untuk kali ini." lanjutnya dengan parau.

"Kenapa baru sekarang?" tanya Ayra lalu memberanikan diri menatap lekat Zefran.

"Kenapa baru sekarang kamu meminta maaf dan menyesali semua ini." ulang Ayra gadis itu mengepalkan kedua tangannya, entah mengapa rasanya sakit.

Lalu Ayra menundukan wajahnya, "Kamu seperti menjadikan aku pelampiasan mas. Di saat Zahra pergi dan di saat itulah kamu kembali pada aku. Aku membutuhkan kehadiran kamu sejak lama, sejak awal pernikahan itu ada."

Perkataan Ayra membuat Zefran sedih, bahkan kini kedua mata lelaki itu berkaca-kaca. Hatinya tersentuh, benar yang Ayra katakan, baru hari ini dirinya menyesal. Sejak awal pernikahan itu ada Zefran seperti orang asing di dalam rumah itu

Ayra Zahira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang