Kita memang tidak bisa memilih harus menjadi siapa ketika lahir, berada di keluarga bagaimana dan mempunyai saudara seperti apa. Tapi bukankah Tuhan sudah merencanakan semuanya dengan baik bahkan sebelum kita lahir?
Protes Sean pada Emerald yang sedang berdiri sambil memegang papan kecil dengan tulisan, 'Jevan Noe, Welcome Back To Yours Home'. Mereka berdua sedang menjemput Jeno yang hari ini pulang dari Chicago.
Emerald mendelik, "Lo tuh yang lebay kak, ke bandara doang harus banget pake mantel panjang terus pake kacamata pake masker juga? Ngga sekalian lo balut seluruh badan sama muka lo biar kek mumi?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kalo gue beda, kalo sampe ada yang liat gue bisa ricuh seisi bandara. Gue kan punya banyak fans."
"Dih, fans lo gak sebanyak fansnya kak Baekhyun juga."
"Enak aja, banyakan fans gue lah. Orang gue yang debut duluan."
"Yaelah, sekarang tuh gak ada ya istilah siapa yang debut duluan. Kalo yang baru debut udah punya popularitas tinggi yang duluan debut bakal dilupain. Itulah manusia."
"Maksud lo popularitas gue ngga tinggi gitu?!"
"Kalo menurut gue sih lebih populer Jeno kemana-mana, yaa walaupun dia gak debut jadi artis tapi fansnya di kampus juga banyak." Emerald menjulurkan lidahnya.
"Cih dasar bucin."
Saat sedang ribut beradu mulut, akhirnya Jeno memunculkan batang hidungnya, Emerald langsung melambaikan tangannya, "Jenoooo~"
Kurva di bibir Jeno otomatis terangkat keatas. Ia langsung melambai kegirangan pada Emerald.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeno berlari kecil ke arah Emerald, gadis itu sudah merentangkan tangannya bersiap untuk dipeluk kekasihnya yang sangat ia rindukan itu. Namun saat sudah di depan mata, Sean malah berdiri di depan Emerald sehingga Jeno malah memeluk Sean.
"Astagaaaaa~ Adik bule gue udah pulang."
Emerald memukul punggung Sean, "Kak apaan sih?!!! Ngerusak moment tau gak?!"
"Gak boleh peluk-pelukan lo berdua masih kecil."
"Dih peluk doang mah udah sering kali, kalo gak ada lo malah lebih dari peluk."