Biasanya jika Devano pulang kerja larut malam, rumah sudah sangat sepi walaupun masih terbilang jam 8 atau 9 malam. Jeno lebih sering diam di kamarnya, jika bukan karena tidur pastinya ia belajar atau menghabiskan waktunya dengan Jojo. Berbeda dengan Sean, kadang ia pulang lebih larut dari Devano, iya namanya juga anak muda yang masih suka nongkrong, atau jika Sean pulang lebih awal ia juga akan berdiam diri di kamarnya.
Devano selalu merasa kesepian setiap kali pulang ke rumah larut malam, ia juga sering melewatkan makan malamnya. Karena Devano tidak suka makanan yang dihangatkan jadi ia sering meminta Bibi untuk memasak apabila ia menyuruhnya, namun Devano selalu tidak tega membangunkan dan menyuruh bibi untuk memasak malam-malam.
Tapi itu semua hanya bisa terjadi disaat dahulu, saat rumah hanya diisi oleh Devano dan kedua adiknya. Kini rumah besarnya itu sudah tidak sepi lagi. Selarut apapun Devano pulang kerja, rumah selalu ramai. Jeno tidak lagi banyak diam di kamar, jika belajar pun sering ia lakukan di ruang tamu karena sekarang Jeno dan Emerald sedang gencar-gencarnya diajari Yoana mengingat ujian akhir sekolah semakin dekat. Sean pun tidak pernah pulang larut malam lagi, mungkin karena alasan ia pulang malamnya sudah tidak ada mengingat kini Sharene sudah tinggal di rumahnya.
Pernah suatu malam Devano pulang larut, dan ia melihat semua orang yang ada di rumah masih asyik di dapur. Rasa lelahnya tiba-tiba hilang begitu saja. Devano langsung menghampiri mereka.
"Lagi pada ngapain?" Tanya Devano.
"Kak, udah pulang?" Hanya Sharene satu-satunya yang merespon Devano karena yang lainnya masih fokus dengan kegiatannya masing-masing. Sekarang Sharene sudah lebih nyaman dengan Devano, tidak segugup seperti pertama kali mereka bertemu.
"Kak cobain." Sean tiba-tiba menyuapi Devano, belum sempat masuk makanan itu ke dalam mulut Devano tangan Sean sudah dipukul terlebih dahulu oleh Sharene.
"Sean lo mau ngasih kak Devano makanan bekas lo?"
"Ya emang kenapa kalo bekas gue? Gue gak najis Rene."
"Tetep aja lo gak boleh ngasih makanan bekas ke kak Devano."
Keduanya malah bertengkar.
Lalu Devano berinisiatif mengambil makanannya sendiri.
Namun kali ini giliran tangan Devano yang dipukul oleh Emerald.
"Kak, kakak tuh baru pulang belom cuci tangan masa langsung makan sih?"
Jika sudah begitu biasanya Jeno akan menyuapi Devano dengan tenang.
Atau saat Devano merasa lapar di malam hari, kini Yoana selalu menjadi pemadam kelaparan perut Devano. Entah Yoana yang mempunyai telinga yang sangat peka mendengar suara orang di dapur, atau memang Yoana sengaja tidak tidur karena tahu kebiasaan Devano yang selalu merasa lapar di malam hari.
Yoana selalu memasak apapun yang sedang Devano inginkan dan tiap malam keinginan Devano selalu berubah, namun sudah bisa dipastikan jika masakan Yoana tidak pernah mengecewakan. Selalu sangat enak. Devano tidak berlebihan karena masakan Yoana benar-benar sangat enak dan setara dengan makanan di restoran-restoran mahal. Yoana selalu menemani Devano sampai ia beres makan. Menurutnya hanya dengan melihat pria yang ia sukai memakan masakannya dengan lahap menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Yoana. Setelah itu biasanya mereka mengobrol sepanjang malam, saling berkeluh kesah atau menceritakan hal-hal kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother (✓)
RomansaKita memang tidak bisa memilih harus menjadi siapa ketika lahir, berada di keluarga bagaimana dan mempunyai saudara seperti apa. Tapi bukankah Tuhan sudah merencanakan semuanya dengan baik bahkan sebelum kita lahir?