Chapter 22. makin dekat

4.7K 183 3
                                    

Happy reading ❤️❤️

"Suram banget lo, gak kaya beberapa jam yang lalu, kenapa sih?"

Alan masih saja diam tak menjawab perkataan rania, rania terlihat kesal karena perkataan nya tak sama sekali di jawab oleh alan.

"Kenapa dah??"Ucap rania karena terlalu penasaran kenapa pagi-pagi begini wajahnya sudah tak enak dipandang.

"Gua gapapa"

"Gak mungkin gapapa, pasti ada apa-apa, iya kan?"

"Gak baik kepoin orang pagi-pagi"ucap alan dan menghela nafas

"Dan juga gak baik kalo wajah lo pagi-pagi datar kaya gitu"ucap rania membalas.

Papa dan mama rania akhirnya datang.

"Ayo dimakan lan"

"Iya mah"

"Rania gak ditawarin gitu?"

"Ah kamu biasa ambil langsung tanpa disuru"

"Ishhh"

Mereka memakan dengan tenang tanpa bersuara hanya suara detingan sendok dan garpu.

Selesai makan dan selesai membantu mama rania dan alan duduk diruang tv tak lupa dengan mama papa rania.

"Nginep lagi aja nia, mama jadi sendiri tau"

"Ish mama besok kan nia sekolah, gak mau bolos lagi"

"Yaudah deh, emang mau pulang jam berapa?"

"Palingan sore iya kan lan?"

Alan pun hanya mengangguk saja.

Sore. 16:22 WIB

"Dah ma nanti rania bakal main main lagi kok kesini"

"Iya mama tunggu"

"Dadah papa"

"Dadah sayang"

Alan juga ikut berpamitan, setelah berpamitan alan dan rania langsung jalan menuju mobil dan keluar dari pekarangan rumah mewah milik rania.

"Mampir dulu deh ke supermarket, mau beli roti bantal gua"

"Lo haid?"

"Iya"

"Biar gua aja yang beli lo tunggu dimobil"

"Oh oke"

Sampai di supermarket alan langsung turun dan membeli pembalut untuk rania.

Selesai membeli semua nya alan pun masuk kedalam mobil dan serahkan minuman untuk meredahkan rasa sakit diperut rania.

"Nih diminum biar gak sakit"

"Thanks"

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, dan akhirnya sampai di apartemen nya alan.

Alan dan rania turun, alan mengambil ahli belanjaan yang ia beli disupermarket tadi, sampai di pintu apartemen alan langsung memasukkan kode pin kamar.

Rania merebahkan dirinya disofa ruang tau, perut sangat sakit, Alan datang segelas rebusan air jahe.

"Tadi gua liat di google kalo sakit minum air jahe, diabisini biar gak sakit"

"Iya makasih ya lan"

Rania pun menghabiskan minuman yang alan buat barusan, rasa sakit agak sedikit redah

Malam. 17:12

Rania baru saja menyelesaikan mandi nya, ia keluar kamar dan menemukan Alan yang sedang bermain ponselnya.

"Ran kita makan diluar aja ya, sekalian ketemu dika sama andi"

"Gua siap siap dulu kalo gitu"

"Gak usah gitu aja lo dah cantik"

Pipi rania memerah jarang sekali bukan alan berkata begitu sambil tersenyum lagi.

"A-yo"

"Iya ayo"

Alan dan rania memasuki lift, sampai diparkiran.

"Ran mau pake motor apa mobil?"

"Motor aja deh lan biar enak"

"Oh yaudah"

Alan mengeluarkan motor nya dan langsung rania menaik dibelakang, sampai di angkringan sudah ada andi dan dika.

"Wih siapa tuh"

"Eh rania udah lama gak ketemu"

"Setau gua ketemu an nye baru beberapa hari yang lalu dah"

"Ouh iya kok gua bisa lupa ya"

"Karena Lo orang yang suka pikun"

Alan memesan makan yang akhirnya tiba, rania langsung menyantapnya, selesai makan mereka mengobrol bersama.

Ting....

Handphone rania berbunyi, dan tetara nama vivi disitu.

Vivi

Raniaa, kenapa lo gak masuk
Lo tau gak sih gua sendiri, gak
Sendiri sendiri amat sih

Nyokap gua suru ginep dan
Gua gak bawa baju sekolah yauda
Jadinya gua libur deh, enak woy✓

Gak mau tau Besok
Lo harus sekolah yakali
Gua seteru nya sendiri
Kan gak enak😭

Lebay
Iya besok gua sekolah✓

Setelah mengakhiri chatan dengan vivi, ia menero kembali handphone nya.

"Eh ada neng caca"

Tbc....

Akhirnya up, terimakasih untuk 15k pembaca, dan jangan bosen bosen untuk tunggu up lagi.

Jangan lupa tinggalin jejak, see u❤️❤️

Menikah Saat SMA ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang