[FINAL]
"Hei, pemuda! Kau akan mengalami kejadian luar biasa."
Bermula dari jatuh ke jurang. Tiba-tiba terbangun di sebuah tempat yang tak dia kenal bernama Entrella. Bertemu dengan orang-orang ajaib bagi benak pemuda itu.
Di sana, dia dihadapkan pe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gumpalan seram di atas sana berotasi, semakin tebal. Kelabu menelan biru, gemuruh petir tak mau membisu. Raungan bermil-mil jauhnya, terdengar di Entrella. Membuat bergidik ngeri, mendadak sepi. Tak ada yang bersuara kecuali alam yang tiba-tiba murka.
"Kak, ada apa di luar sana?" Angin semakin santer berhembus. Membuat pepohonan bergoyang.
Menengok dari kaca jendela perpustakaan. Sedikit banyak, Seta takut dengan situasi ini. "Sudah dimulai Jolyon. Mala akan datang."
"Mala?" Ah, Vin lupa. Seta kan tidak sadar saat Mala muncul waktu itu.
"Naga terkuat." Seta terkejut, dan hampir jatuh. Tanpa sengaja, dia menarik sebuah buku. Dan membuka pintu rahasia, yang pernah Arsus dan Wyns gunakan.
Seta dan Vin saling pandang, sebelum akhirnya masuk kesana. Baru satu langkah, manik Seta langsung tertuju pada lukisan besar di ujung ruangan. Menatapnya dalam.
Pria ini--bukankah?
"Ayah kami ... dan Ibunda." Seta masih bergeming disana.
Pria di mimpiku—waktu itu. Jadi dia Ayah?
"Apa dia Ayahku juga?" Cicit Seta.
"Tentu saja, Jolyon." Tentu saja Seta, dia Ayah Jolyon, bukan Seta. Hah! Apa yang kau pikirkan Seta? Mereka mencintai Jolyon. Nyatanya, Seta tak pernah menganggap dirinya Adik mereka. Bagaimana mungkin? Seta tak pernah tinggal disini. Dia hanya menghormati mereka. Melakukan apa yang mereka mau. Tapi, untuk kali ini. Seta ingin jadi orang yang berguna bagi mereka. Kali ini saja.
"Dia Ayah dan Ibunda kita."
'''
Graaa!
Ombak besar, menghancurkan dermaga Tropsi Val, pula Mundo De Neve. Berserta kapal-kapal yang bersandar. Terbalik, bahkan lebur tak berbentuk.
Graaa!
Magna muncul ke permukaan untuk pertama kalinya setelah peperangan masa lalu, namun kedatangannya tak lain hanya untuk membuat badai dan gelombang besar, tidak lain. Wujudnya bahkan terlihat di kedua Negeri dengan jelas.
Kini badai besar sudah mulai ingin menggulung dua Negeri itu. Kekuatan alam yang dikendalikan iblis. "Demi Dewa, ungsikan seluruh penduduk!" Perintah sang Raja.
Kacau balau, dua Negeri yang tiba-tiba diserang alam itu, penduduknya kelabakan mencari tempat perlindungan. Mereka berebut masuk kawasan paling aman. Hingga terjadi kericuhan, karena tak mau jadi korban. Tapi, akhirnya mereka menjadi korban kebingungan mereka sendiri.
Disisi lain, tepat dimana Arsus dan Nex masih memimpin perjalanan panjang. Lunar, Panglima perang Sumero Suno, membuat kode untuk berhenti.
"Ada apa, Lunar?" Tanya Nex.
"Ada yang datang." Arsus menyahut.
"Preya! Buat perlindungan untuk penduduk!" Perintah Lunar. "Cepat!"